Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat melakukan asesmen daerah yang terdampak bencana alam di enam titik untuk mengetahui besaran dampak dan faktor penyebab hingga menimbulkan bencana.
"Kami dari BPBD sudah terjunkan petugas untuk melakukan asesmen ke daerah yang terjadi bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan hujan deras yang mengguyur wilayah Garut pada Jumat (21/10) menyebabkan terjadinya bencana banjir dan longsor di enam titik.
Ia menyebutkan daerah yang dilanda bencana yakni longsor di Kecamatan Samarang, Banjarwangi, dan Malangbong, kemudian banjir di Kecamatan Kadungora, Cisurupan, dan Bayongbong.
"Samarang luapan air, dan Banjarwangi longsor, malam itu juga dilakukan pembersihan sehingga mobil sudah bisa jalan baik dari arah Banjarwangi ke Garut maupun sebaliknya," kata Satria.
Ia menyampaikan setelah terjadi bencana jajarannya melakukan pengecekan untuk mengetahui apa saja yang terdampak dari kejadian bencana itu.
Hasil pengecekan, kata dia, tidak ada korban jiwa, begitu juga kerusakan, hanya ada satu rumah warga di Malangbong yang rusak bagian dapurnya karena berada di dekat tebing.
"Ya, Malangbong yang rumah di bibir tebing yang dapurnya kena," katanya.
Ia menyampaikan asesmen itu tidak hanya mengecek daerah yang terdampak, tapi melakukan analisa penyebab bencana di daerah tersebut.
Ia mencontohkan seperti daerah Cisurupan terjadi banjir karena adanya penyumbatan saluran air sehingga meluap ke permukaan hingga terjadi banjir.
"Seperti di Cisurupan banyak sampah, batang kayu sehingga tersumbat, daya tampung air tidak cukup akhirnya terjadi banjir, itu kita lakukan pembersihan gotong royong dengan masyarakat," katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap berbagai ancaman potensi bencana alam saat musim hujan.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menggiatkan gotong royong membersihkan saluran air yang tersumbat akibat banyak sampah.
"Kalau terjadi hujan semua harus siap siaga, warga juga diupayakan untuk gotong royong membersihkan drainase agar tidak terjadi penyumbatan," kata Satria.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Kami dari BPBD sudah terjunkan petugas untuk melakukan asesmen ke daerah yang terjadi bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan hujan deras yang mengguyur wilayah Garut pada Jumat (21/10) menyebabkan terjadinya bencana banjir dan longsor di enam titik.
Ia menyebutkan daerah yang dilanda bencana yakni longsor di Kecamatan Samarang, Banjarwangi, dan Malangbong, kemudian banjir di Kecamatan Kadungora, Cisurupan, dan Bayongbong.
"Samarang luapan air, dan Banjarwangi longsor, malam itu juga dilakukan pembersihan sehingga mobil sudah bisa jalan baik dari arah Banjarwangi ke Garut maupun sebaliknya," kata Satria.
Ia menyampaikan setelah terjadi bencana jajarannya melakukan pengecekan untuk mengetahui apa saja yang terdampak dari kejadian bencana itu.
Hasil pengecekan, kata dia, tidak ada korban jiwa, begitu juga kerusakan, hanya ada satu rumah warga di Malangbong yang rusak bagian dapurnya karena berada di dekat tebing.
"Ya, Malangbong yang rumah di bibir tebing yang dapurnya kena," katanya.
Ia menyampaikan asesmen itu tidak hanya mengecek daerah yang terdampak, tapi melakukan analisa penyebab bencana di daerah tersebut.
Ia mencontohkan seperti daerah Cisurupan terjadi banjir karena adanya penyumbatan saluran air sehingga meluap ke permukaan hingga terjadi banjir.
"Seperti di Cisurupan banyak sampah, batang kayu sehingga tersumbat, daya tampung air tidak cukup akhirnya terjadi banjir, itu kita lakukan pembersihan gotong royong dengan masyarakat," katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap berbagai ancaman potensi bencana alam saat musim hujan.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menggiatkan gotong royong membersihkan saluran air yang tersumbat akibat banyak sampah.
"Kalau terjadi hujan semua harus siap siaga, warga juga diupayakan untuk gotong royong membersihkan drainase agar tidak terjadi penyumbatan," kata Satria.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022