Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menargetkan seluruh sekolah menengah kejuruan (SMK) di daerah itu menjadi sekolah ramah anak, karena sampai saat ini dari 2.800 lebih SMK, baru 28 persen yang sudah ramah anak.
"Dari evaluasi yang kami lakukan 28 persen SMK di Jabar yang masuk sekolah ramah anak," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi di Cirebon, Jumat, setelah mengunjungi siswa korban perundungan.
Baca juga: Disdik Jawa Barat optimalkan Sekolah Ramah Anak cegah perundungan siswa
Menurutnya, sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Jawa Barat, khususnya SMK sekolah ramah anak masih sangat minim, untuk itu pihaknya langsung mengumpulkan semua kepala sekolah, agar bersiap menuju sekolah ramah anak.
Dedi menargetkan semua SLTA termasuk SMK di Jabar, harus menjadi sekolah ramah anak, agar kejadian perundungan dan kekerasan lainnya dapat dihilangkan.
Ia melanjutkan untuk SMA dan SLB di Jabar, sekolah yang sudah masuk ramah anak lebih dari 68 persen, dan ini akan terus ditingkatkan.
Indikator sekolah masuk ramah anak lanjut Dedi, yaitu sekolah yang bersih, aman, nyaman bagi anak-anak serta bisa memberikan pendampingan kepada siswanya, agar tidak berbuat yang tak pantas.
"Karena aktivitas anak-anak ini delapan jam berada di sekolah, dan sisanya di rumah serta lingkungan sekitar, sehingga butuh pendampingan yang lebih," tuturnya.
Baca juga: Disdik Jabar gencarkan gerakan pengambilan ijazah untuk SMA/SMK
Dedi menambahkan adanya aksi perundungan yang dilakukan oleh siswa SMK kepada siswa SLB di Kabupaten Cirebon, menjadi perhatian khusus Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Untuk itu, kata Dedi, diharapkan dengan ditingkatkannya SMK menjadi sekolah ramah anak bisa membuat kejadian itu tidak terulang kembali, karena ini tidak dibenarkan dari segi apapun.
"Kami berharap kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari, dan diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi semuanya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Dari evaluasi yang kami lakukan 28 persen SMK di Jabar yang masuk sekolah ramah anak," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi di Cirebon, Jumat, setelah mengunjungi siswa korban perundungan.
Baca juga: Disdik Jawa Barat optimalkan Sekolah Ramah Anak cegah perundungan siswa
Menurutnya, sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Jawa Barat, khususnya SMK sekolah ramah anak masih sangat minim, untuk itu pihaknya langsung mengumpulkan semua kepala sekolah, agar bersiap menuju sekolah ramah anak.
Dedi menargetkan semua SLTA termasuk SMK di Jabar, harus menjadi sekolah ramah anak, agar kejadian perundungan dan kekerasan lainnya dapat dihilangkan.
Ia melanjutkan untuk SMA dan SLB di Jabar, sekolah yang sudah masuk ramah anak lebih dari 68 persen, dan ini akan terus ditingkatkan.
Indikator sekolah masuk ramah anak lanjut Dedi, yaitu sekolah yang bersih, aman, nyaman bagi anak-anak serta bisa memberikan pendampingan kepada siswanya, agar tidak berbuat yang tak pantas.
"Karena aktivitas anak-anak ini delapan jam berada di sekolah, dan sisanya di rumah serta lingkungan sekitar, sehingga butuh pendampingan yang lebih," tuturnya.
Baca juga: Disdik Jabar gencarkan gerakan pengambilan ijazah untuk SMA/SMK
Dedi menambahkan adanya aksi perundungan yang dilakukan oleh siswa SMK kepada siswa SLB di Kabupaten Cirebon, menjadi perhatian khusus Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Untuk itu, kata Dedi, diharapkan dengan ditingkatkannya SMK menjadi sekolah ramah anak bisa membuat kejadian itu tidak terulang kembali, karena ini tidak dibenarkan dari segi apapun.
"Kami berharap kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari, dan diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi semuanya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022