ANTARAJAWABARAT.com,10/10 - Sistem jaringan terpadu (SJT) yang dikembangkan sejumlah operator seluler dengan menyertakan komunitas dan stakholder pendidikan menawarkan solusi mencegah tawuran di kalangan siswa.
"Operator seluler sebenarnya sudah menawarkan dan menggulirkan sistem jaringan terpadu itu, dimana aktivitas siswa terpantau oleh guru dan orang tua dengan berbasis komunitas pendidikan, namun sejauh ini belum dimanfaatkan maksimal," kata Vice President XL Axiata Central Region Nurudin Alfitrah di Bandung, Rabu.
Menurut Nurudin, melalui jaringan sistem terpadu itu aktivitas siswa terawasi mulai dari absensi di sekolah, pulang hingga di lingkungannya.
Sejumlah operator seluler juga sudah memfasilitasi dengan menyebarkan kartu perdana untuk memaksimalkan komunitas itu, namun hanya sebagian yang masih bergulir.
"Masih ada siswa, guru dan orang tua yang kurang merespon, masih ada kesan mengikat padahal itu sangat positif dan di luar negeri sudah diterapkan sistem seperti itu," kata Alfitrah.
Melalui sistem jaringan terpadu berbasis komunitas pendidikan itu, aktivitas siswa terawasi terutama oleh guru BK, guru kelas dan orang tua.
Namun demikian, optimalisasi pemanfaatan fasilitas itu perlu didukung semua fihak, terutama staholder yang terkait.
Pihaknya sendiri berupaya untuk memaksimalkan sistem tersebut bisa bergulir, terlebih pihaknya mengicar sektor pelajar dam kawula muda dalam beberapa programnya.
"Khusus untuk pengembangan potensi diri, diselenggarakan program Tunjukan Bakatmu, Mencari Pemimpin serta lainnya," kata Alfitrah.
Nurudin menyebutkan, pada usia ke-16 tahun pada Selasa (9/10) jumlah pelanggan XL mencapai 45 juta pelanggan yang tersebar di 33 provinsi. Di Central Region yang meliputi Jabar, Jateng dan DI Yogyakarta jumlahnya mencapai 13 juta pelanggan.***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Operator seluler sebenarnya sudah menawarkan dan menggulirkan sistem jaringan terpadu itu, dimana aktivitas siswa terpantau oleh guru dan orang tua dengan berbasis komunitas pendidikan, namun sejauh ini belum dimanfaatkan maksimal," kata Vice President XL Axiata Central Region Nurudin Alfitrah di Bandung, Rabu.
Menurut Nurudin, melalui jaringan sistem terpadu itu aktivitas siswa terawasi mulai dari absensi di sekolah, pulang hingga di lingkungannya.
Sejumlah operator seluler juga sudah memfasilitasi dengan menyebarkan kartu perdana untuk memaksimalkan komunitas itu, namun hanya sebagian yang masih bergulir.
"Masih ada siswa, guru dan orang tua yang kurang merespon, masih ada kesan mengikat padahal itu sangat positif dan di luar negeri sudah diterapkan sistem seperti itu," kata Alfitrah.
Melalui sistem jaringan terpadu berbasis komunitas pendidikan itu, aktivitas siswa terawasi terutama oleh guru BK, guru kelas dan orang tua.
Namun demikian, optimalisasi pemanfaatan fasilitas itu perlu didukung semua fihak, terutama staholder yang terkait.
Pihaknya sendiri berupaya untuk memaksimalkan sistem tersebut bisa bergulir, terlebih pihaknya mengicar sektor pelajar dam kawula muda dalam beberapa programnya.
"Khusus untuk pengembangan potensi diri, diselenggarakan program Tunjukan Bakatmu, Mencari Pemimpin serta lainnya," kata Alfitrah.
Nurudin menyebutkan, pada usia ke-16 tahun pada Selasa (9/10) jumlah pelanggan XL mencapai 45 juta pelanggan yang tersebar di 33 provinsi. Di Central Region yang meliputi Jabar, Jateng dan DI Yogyakarta jumlahnya mencapai 13 juta pelanggan.***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012