Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cianjur, Jawa Barat, mengajak warga tetap menjaga kebersamaan dan persatuan meski ada perbedaan hari dalam melaksanakan shalat Idul Adha.
"Perbedaan tidak menghilangkan semangat kebersamaan untuk membangun negeri dan umat. Perbedaan tidak mengurangi makna dari Hari Raya Kurban untuk masyarakat, justru lebih meningkatkan rasa persaudaraan dan kerukunan," kata Sekretaris MUI Cianjur, Saeful Ulum, selaku khatib dan imam pada shalat Idul Adha di Cianjur, Ahad.
Baca juga: Presiden: Idul Adha momen menebarkan kebaikan sebanyak-banyaknya
Menurut dia, perbedaan tidak membuat rasa persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat dalam memaknai hari kurban menjadi berkurang, terlebih kurban tahun ini masih dalam masa pandemi dan merebaknya Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan.
Namun intinya masyarakat tetap meneladani kegiatan berkurban yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhamad SAW, sehingga perbedaan waktu tidak menjadi permasalahan namun lebih mempererat rasa peduli sesama dengan membangun kebersamaan di dalam ibadah kurban.
Sedangkan pelaksanaan shalat Id di sejumlah masjid dan lapangan yang sudah diperbolehkan tanpa batasan saf di Cianjur, namun tetap menerapkan Adaptasi Kebisaan Baru (AKB) dan prokes ketat, jamaah yang hadir diharuskan menggunakan masker dan tidak berkerumun setelah sholat usai.
Ketua DKM Masjid Al Muhajirin di Perumahan Pesona Cianjur Indah, Rahmat Saefuloh, mengatakan untuk penerapan prokes meski tidak diwajibkan, namun jamaah yang datang sudah menggunakan masker dan tidak berlama-lama di lokasi setelah sholat usai.
"Alhamdulillah tahun ini, kegiatan sholat ied kurban tahun ini, sudah tidak ada pembatasan termasuk saf. Meski tidak diumumkan sebagian besar jamaah yang hadir sudah menerapkan prokes dengan menggunakan masker dan membawa sajadah masing-masing," katanya.
Baca juga: Idul Adha momentum berkorban bagi agama dan bangsa, kata Plh Gubernur Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Perbedaan tidak menghilangkan semangat kebersamaan untuk membangun negeri dan umat. Perbedaan tidak mengurangi makna dari Hari Raya Kurban untuk masyarakat, justru lebih meningkatkan rasa persaudaraan dan kerukunan," kata Sekretaris MUI Cianjur, Saeful Ulum, selaku khatib dan imam pada shalat Idul Adha di Cianjur, Ahad.
Baca juga: Presiden: Idul Adha momen menebarkan kebaikan sebanyak-banyaknya
Menurut dia, perbedaan tidak membuat rasa persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat dalam memaknai hari kurban menjadi berkurang, terlebih kurban tahun ini masih dalam masa pandemi dan merebaknya Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan.
Namun intinya masyarakat tetap meneladani kegiatan berkurban yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhamad SAW, sehingga perbedaan waktu tidak menjadi permasalahan namun lebih mempererat rasa peduli sesama dengan membangun kebersamaan di dalam ibadah kurban.
Sedangkan pelaksanaan shalat Id di sejumlah masjid dan lapangan yang sudah diperbolehkan tanpa batasan saf di Cianjur, namun tetap menerapkan Adaptasi Kebisaan Baru (AKB) dan prokes ketat, jamaah yang hadir diharuskan menggunakan masker dan tidak berkerumun setelah sholat usai.
Ketua DKM Masjid Al Muhajirin di Perumahan Pesona Cianjur Indah, Rahmat Saefuloh, mengatakan untuk penerapan prokes meski tidak diwajibkan, namun jamaah yang datang sudah menggunakan masker dan tidak berlama-lama di lokasi setelah sholat usai.
"Alhamdulillah tahun ini, kegiatan sholat ied kurban tahun ini, sudah tidak ada pembatasan termasuk saf. Meski tidak diumumkan sebagian besar jamaah yang hadir sudah menerapkan prokes dengan menggunakan masker dan membawa sajadah masing-masing," katanya.
Baca juga: Idul Adha momentum berkorban bagi agama dan bangsa, kata Plh Gubernur Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022