Dinas Perikanan Peternakan dan Kelautan (Disnakanlut) Cianjur, Jawa Barat melibatkan seluruh petugas penyuluh dan dokter hewan untuk memastikan hewan ternak yang akan diperjualbelikan pada hari raya kurban aman dan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kepala Disnakanlut Cianjur Ahmad Rifai saat dihubungi di Cianjur, Minggu mengatakan meski daging dari hewan ternak yang terjangkit PMK aman untuk dikonsumsi, pihaknya memastikan kesehatan hewan ternak yang diperjualbelikan untuk dikurbankan pada hari raya aman dan bebas penyakit.
"Kita sebar semua petugas penyuluh kesehatan hewan dan dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan ke masing-masing peternakan yang ada di Cianjur, bahkan dari beberapa peternakan yang sempat ditemukan adanya PMK, sebagian besar sudah sembuh setelah mendapat karantina dan pemberian vaksin," katanya.
Menjelang hari raya kurban, ungkap dia, Pemkab Cianjur mengizinkan hewan ternak dari luar kota masuk ke Cianjur dengan catatan sudah mengantongi keterangan sehat dari dinas terkait di kota asal dan kembali mendapat pemeriksaan saat masuk.
Sebab, untuk kebutuhan hewan ternak pada saat hari raya kurban, sebagian besar pasokan berasal dari luar kota, karena ketersediaan di tingkat lokal masih kurang. "Kita mengandalkan pasokan hewan ternak dari luar, namun pemasok harus mematuhi aturan yang berlaku," katanya.
Terkait lima ekor sapi milik Desa Ciranjang yang merupakan program ketahanan pangan warga, yang mati diduga PMK, masih dalam penelusuran pihaknya. Namun, sapi tersebut telah dipotong dan belum ada kepastian dagingnya dikonsumsi atau tidak.
"Kami mendapat laporan dari Kecamatan Ciranjang, kalau ada sapi yang sengaja dipotong karena terjangkit PMK, namun tidak tahu apakah dagingnya dijual atau dikonsumsi. Dagingnya tidak apa-apa asal saat dimasak harus direbus dengan air mendidih," katanya.
Sedangkan saat hari raya kurban, tambah dia, pihaknya akan menyebar petugas ke masing-masing wilayah yang menggelar pemotongan hewan kurban untuk melakukan pemeriksaan kembali sebelum disembelih agar warga mendapat jaminan kesehatan hewan yang mereka beli.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Kepala Disnakanlut Cianjur Ahmad Rifai saat dihubungi di Cianjur, Minggu mengatakan meski daging dari hewan ternak yang terjangkit PMK aman untuk dikonsumsi, pihaknya memastikan kesehatan hewan ternak yang diperjualbelikan untuk dikurbankan pada hari raya aman dan bebas penyakit.
"Kita sebar semua petugas penyuluh kesehatan hewan dan dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan ke masing-masing peternakan yang ada di Cianjur, bahkan dari beberapa peternakan yang sempat ditemukan adanya PMK, sebagian besar sudah sembuh setelah mendapat karantina dan pemberian vaksin," katanya.
Menjelang hari raya kurban, ungkap dia, Pemkab Cianjur mengizinkan hewan ternak dari luar kota masuk ke Cianjur dengan catatan sudah mengantongi keterangan sehat dari dinas terkait di kota asal dan kembali mendapat pemeriksaan saat masuk.
Sebab, untuk kebutuhan hewan ternak pada saat hari raya kurban, sebagian besar pasokan berasal dari luar kota, karena ketersediaan di tingkat lokal masih kurang. "Kita mengandalkan pasokan hewan ternak dari luar, namun pemasok harus mematuhi aturan yang berlaku," katanya.
Terkait lima ekor sapi milik Desa Ciranjang yang merupakan program ketahanan pangan warga, yang mati diduga PMK, masih dalam penelusuran pihaknya. Namun, sapi tersebut telah dipotong dan belum ada kepastian dagingnya dikonsumsi atau tidak.
"Kami mendapat laporan dari Kecamatan Ciranjang, kalau ada sapi yang sengaja dipotong karena terjangkit PMK, namun tidak tahu apakah dagingnya dijual atau dikonsumsi. Dagingnya tidak apa-apa asal saat dimasak harus direbus dengan air mendidih," katanya.
Sedangkan saat hari raya kurban, tambah dia, pihaknya akan menyebar petugas ke masing-masing wilayah yang menggelar pemotongan hewan kurban untuk melakukan pemeriksaan kembali sebelum disembelih agar warga mendapat jaminan kesehatan hewan yang mereka beli.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022