ANTARAJAWABARAT.com, 8/7 - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan produksi teh hitam dan teh hijau yang dihasilkan oleh Provinsi Jabar setiap tahunnya rata-rata bisa mencapai 70 persen dari produksi teh nasional atau sekitar 110.355 ton.

"Dengan harga rata-rata teh kering saat ini sebesar Rp18.000 hingga 25.000 kg, maka nilai produk teh kering Jawa Barat tersebut mencapai lebih dari satu trilyun rupiah setiap tahunnya," kata Ahmad Heryawan, usai melepas peserta jalan sehat Festival Teh dan Kopi, di Kota Bandung, Minggu.

Begitupun juga dengan perkembangan produksi kopi di Provinsi Jawa Barat, kata Heryawan, yang didominasi dengan jenis kopi arabica dan Java Preanger, rata-rata setiap tahunnya mencapai tidak kurang dari 13.732 ton dengan tingkat produktivitas 882 kg/hektar.

"Luasan perkebunan pertanaman kopi di Jawa Barat mencapai 29.994 hektar, yang membentang diwilayah dataran tinggi priangan seperti Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. Sehingga tidak mengherankan jika konsumsi kopi di Indonesia terus mengalami peningkatan dengan rata-rata 6 persen per tahun," ujar dia.

Ia mengatakan, lebih dari itu, nilai produk teh dan kopi juga masih berpotensi untuk terus bertambah seiring dengan perkembangan produk turunan teh dan kopi yang semakin pesat.

"Baik itu produksi teh dan kopi berupa minuman teh dan kopi siap saji dalam berbagai bentuk kemasan, serta berbagai produk lain yang berorientasi pada kesegaran, kesehatan, kecantikan dan kebugaran bagi yang mengkonsumsinya," kata Heryawan.

Menurut dia, hal inilah yang menjadi faktor penting, mengapa eksistensi/keberadaan agribisnis teh dan kopi perlu terus dikembangkan oleh seluruh stakeholder teh di Jawa Barat.

"Sehingga kedepan diharapkan komoditi teh dan kopi dapat menjadi salah satu komoditi perkebunan unggulan di Jawa Barat, dengan parameter utama berupa peningkatan kontribusi sektor perkebunan terhadap pertumbuhan perekonomian daerah," ujarnya.

Sementara itu, terkait acara Festival Teh dan Kopi tersebut pihaknya emandang penyelenggaraan acara tersebut merupakan momentum yang tepat sebagai wahana sosialisasi dan apresiasi akan tingginya kebutuhan pasar teh dan kopi di masyarakat.

"Acara ini juga dapat menjadi wahana efektif pertemuan pemangku kepentingan agribisnis dan konsumen teh dan kopi, dalam rangka penetrasi produk kepada masyarakat secara langsung, sekaligus sebagai ajang share informasi dan strategi dalam rangka pengembangan agribisnis teh dan kopi di masa yang akan datang," kata dia.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012