Kepala Kantor Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko memuji capaian Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dalam menurunkan jumlah anak dengan kondisi stunting (kekerdilan atau gagal tumbuh) yang melebihi dari target angka penurunan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
 
"Jumlah kasus stunting di provinsi yang berbatasan dengan Jakarta ini sudah berada di bawah angka nasional," kata Moeldoko saat menghadiri Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga, di Kabupaten Subang, Kamis.
 
Moeldoko menjelaskan, Presiden Joko Widodo menargetkan pada 2024 mendatang jumlah stunting di Indonesia tinggal 14 persen.
 
"Di Jawa Barat sudah 13 persen, sudah di bawah target nasional," ujarnya. 
 
Oleh karena itu, Moeldoko meminta pemerintah daerah lainnya menjadikan Jawa Barat sebagai acuan dalam menurunkan jumlah stunting.
 
"Jawa Barat sudah berhasil, sudah mendahului nasional. Pemerintah daerah supaya melihat Jawa Barat sebagai benchmarking, sebagai upaya untuk memperbaiki stunting apabila daerah-daerah lain belum sesuai," katanya.
 
Lebih lanjut, Moeldoko memastikan pemerintah pusat menjadikan penurunan stunting sebagai program strategis nasional. 
 
Kehadiran dirinya di Kabupaten Subang, kata Moeldoko, untuk memastikan upaya-upaya yang diambil tepat sasaran dan berhasil mengurangi jumlah anak dengan kondisi gagal tumbuh.
 
"Saya hadir untuk mengawal dan memastikan program strategis nasional ini bisa berjalan dengan baik. Antistunting adalah program strategis nasional, harus dikawal," katanya.
 
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya melakukan berbagai cara untuk menekan jumlah stunting. 
 
Salah satunya dengan menerbitkan peraturan gubernur tentang percepatan penurunan stunting.
 
"Kita serius. Sebelum perpres Pak Jokowi lahir, pergub sudah mendahului. Setahun sebelumnya terbit pergub percepatan penurunan stunting," ujarnya.
 
Pihaknya memastikan upaya pencegahan dilakukan sejak orangtua memulai pernikahan.
 
Menurut dia stunting terjadi karena beberapa hal seperti minimnya sarana kesehatan, kurang baiknya sanitasi di rumah, pola asuh yang buruk, dan gizi buruk. 
 
"Kami punya ojek makanan balita (Omaba), ini salah satu upaya yang bisa mencegah," katanya.
 
Melalui Omaba, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengirimkan makanan bergizi untuk dikonsumsi anak. 
 
"Kami juga punya strategi yang sangat berbasis data. Daerah mana kita jadikan target pencegahan stunting. Apakah ibunya, anaknya. Lalu berbasis rentang usia. 1000 hari pertama jadi rawan," katanya.
 
Ridwan Kamil memastikan pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat memberi perhatian penuh dalam penanganan stunting ini. 
 
"Seperti di Kabupaten Subang, pemdanya memberi 253 motor untuk pendampingan masyarakat. Ini bentuk dukungan dari pemerintah daerah," ujarnya.
 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022