ANTARAJAWABARAT.com, 4/5 - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jabar, diminta libatkan masyarakat dalam Badan Siaga Bencana Gunung Gede-Pangrango yang seharusnya telah dibentuk.

"Selama ini masyarakat sekitar Gunung Api Gede-Pangrango hanya menjadi penonton tanpa dilibatkan . Seharusnya Pemda menempatkan masyarakat setempat lebih dominan dalam penanggulangan bencana tersebut," kata Eko Wiwied kordinator Simpul, Bodekpuncur, Walhi, Jabar, Jumat.

Keterlibatan tersebut, jelas dia, diantaranya degan membuat pos pengendalian bencana di setiap desa yang dikelola masyarakat, serta dibekali pengetahuan modern tentang kewaspadaan bencana gunung berapi.

Menurut data statistik, tutur dia, kurang lebih 60 perkampungan yang berbatasan langsung dengan hutan gunung Gede-Pangrango, dimana perkampungan tersebut terbagi di tiga kabupaten, Sukabumi, Bogor dan Cianjur. Namun kenyataannya, tambah dia, masyarakat tidak dilibatkan dalam badan siaga.

"Seharusnya BPBD Cianjur, bisa mengintegrasikan diri dengan pihak pengelola Gunung Gede-Pangrango, mulai dari tim SAR, Volunteer Gede-Pangrango yang tentunya lebih dulu hadir di tengah masyarakat,"ucapnya.

Selama ini jelas dia, masyarakat menilai BPBD Cianjur gagal dan tidak mampu mengintegrasikan secara menyeluruh pemukiman yang ada disekitar daerah rawan bencana Gunung Gede-Pangrango.

Hal tersebut, terbukti degan belum terpetakannya daerah rawan bencana longsor dan arah aliran larva, awan panas, serta daerah aman, untuk mengevakuasi masyarakat, jika sewaktu-waktu terjadi letusan gunung, katanya.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012