ANTARAJAWABARAT.com,2/5 - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Bandung berunjuk rasa memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dengan cara membakar boneka orang-orangan, di depan pintu masuk Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung, Rabu.

Sebelumnya, boneka orang-orang yang terbuat dari ijuk tersebut diletakkan di dekat pagar masuk utama Kantor Gubernur Jawa Barat tersebut.

Para mahasiswa tersebut kemudian mengelilingi boneka tersebut dan meletakkan spanduk berukuran cukup besar bertuliskan "Tolak RUU Perguruan Tinggi" sambil diiringi dengan orasi hingga akhirnya membakar boneka itu.

Dalam orasinya, para mahasiswa menyatakan delapan pernyataan sikap diantaranya tolak RUU Perguruan Tinggi, ciptakan kurikulum pendidikan nasional yang ilmiah dan berwatak kerakyatan, wujudkan pendidikan terjangkau, merata dan berkualitas.

Kemudian hentikan pengekangan kebebasan berkumpul, berserikat dan mengeluarkan pendapat, hentikan pungli dalam bentuk apapun, sediakan buku pelajaran dan akses informasi bagi peserta didik, hentikan diskriminasi dan kekerasan di dunia pendidikan serta realisasikan wajib belajar sembilan tahun dan pendidikan gratis bagi Indonesia.

Perwakilan Gerakan Mahasiswa Bandung, Aldi Febrian, menuturkan penolakan Gerakan Mahasiswa Bandung terhadap RUU Perguruan Tinggi tersebut tidak hanya pasal per pasal yang terkandung di dalamnya namun secara menyeluruh.

"Kami menolak bukan pasal per pasal tapi secara keseluruhan dari RUU PT ini," kata Aldi.

Dikatakannya, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa Bandung, ada lima poin masalah yang terkandung dan disoroti dalam RUU tersebut salah satunya ialah pendidikan Indonesia didorong masuk dalam perdagangan bebas lintas negara," ujarnya.

Kondisi hari ini, kata dia, keadaan dunia pendidikan di Indonesia sudah masuk skema pasar internasional atau diserahkan ke mekanisme pasar internasional.

"Dengan alih-alih globalisasi. Namun, ternyata di dalamnya ada kebobrokan pasal seperti pengusaha boleh berinvestasi di dunia pendidikan. Ini menunjukkan nilai-nilai pendidikan sudah hilang," katanya.***3***

Ajat S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012