ANTARAJAWABARAT.com,30/4 - Kawasan hutan Gunung Papandayan, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dijadikan lokasi pembuangan limbah kulit yang menimbulkan kotor dan bau tak sedap sehingga mencemari lingkungan lokasi wisata.
"Limbah kulit itu dibuang di jalan yang mau ke kawasan wisata Papandayang, sudah diketahui seminggu lalu," kata pegiat wisata Gunung Papandayan, Tolip (36) saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin.
Awal mengetahui ada tumpukan limbah kulit itu, kata Tolip berdasarkan laporan dari para pengunjung wisata yang mengeluhkan hutan jadi kotor serta menimbulkan bau tak sedap.
Limbah kulit itu, kata Tolip tersebar menumpuk di tiga titik kawasan hutan Perhutani, blok Gunung Jaya, Kampung Jonggol, Desa Keramat Wangi.
Ia tidak mengetahui siapa pihak yang membuang limbah itu, tetapi diduga limbah kulit tersebut berasal dari daerah industri kerajinan kulit.
"Tidak tahu siapa yang membuang limbah kulit di hutan, kemungkinan membuangnya malam hari sehingga tidak diketahui warga atau petugas," katanya.
Tumpukan limbah kulit itu, kata Tolip terkesan dibiarkan, tidak segera diangkut oleh pihak dinas terkait pemerintah setempat dari kawasan hutan yang dijadikan sebagai objek wisata.
Padahal kawasan objek wisata alam itu, kata Tolip sering dikontrol dan diawasi oleh petugas dari beberapa dinas terkait, tetapi tidak segera dilakukan pembersihan.
"Anehnya limbah kulit itu ada di kawasan Perhutani, kenapa dibiarkan," tegas Tolip.***3***
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Limbah kulit itu dibuang di jalan yang mau ke kawasan wisata Papandayang, sudah diketahui seminggu lalu," kata pegiat wisata Gunung Papandayan, Tolip (36) saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin.
Awal mengetahui ada tumpukan limbah kulit itu, kata Tolip berdasarkan laporan dari para pengunjung wisata yang mengeluhkan hutan jadi kotor serta menimbulkan bau tak sedap.
Limbah kulit itu, kata Tolip tersebar menumpuk di tiga titik kawasan hutan Perhutani, blok Gunung Jaya, Kampung Jonggol, Desa Keramat Wangi.
Ia tidak mengetahui siapa pihak yang membuang limbah itu, tetapi diduga limbah kulit tersebut berasal dari daerah industri kerajinan kulit.
"Tidak tahu siapa yang membuang limbah kulit di hutan, kemungkinan membuangnya malam hari sehingga tidak diketahui warga atau petugas," katanya.
Tumpukan limbah kulit itu, kata Tolip terkesan dibiarkan, tidak segera diangkut oleh pihak dinas terkait pemerintah setempat dari kawasan hutan yang dijadikan sebagai objek wisata.
Padahal kawasan objek wisata alam itu, kata Tolip sering dikontrol dan diawasi oleh petugas dari beberapa dinas terkait, tetapi tidak segera dilakukan pembersihan.
"Anehnya limbah kulit itu ada di kawasan Perhutani, kenapa dibiarkan," tegas Tolip.***3***
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012