Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) melalui melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Barat akan menggelar operasi pasar murah bersubsidi dua pekan sebelum Idul Fitri atau Lebaran 2022 yang bekerja sama dengan PT Agro Jabar serta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar.

"Jadi dua minggu menjelang Idul Fitri, kami akan menggelar OP atau operasi pasar murah bersubsidi bekerja sama dengan PT Agro Jabar serta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Indag Jabar Eem Sujaemah, dalam siaran pers Humas Pemda Jabar, Kamis.

Operasi pasar murah bersubsidi tersebut akan menjual sejumlah kebutuhan pokok masyarakat seperti telur, beras, gula yang biasanya akan mengalami kenaikan harga menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Terkait harga kebutuhan pokok, kata Eem, stok dan ketersediaan cukup aman hanya beberapa komoditas yang saat ini mengalami kenaikan karena produksi berkurang, seperti cabai merah yang naik tajam hingga 30 persen pada Februari dibandingkan Januari 2022.

Beberapa komoditas pun mengalami kenaikan harga namun masih wajar, seperti beras, bawang merah, bawang putih, daging sapi, dan daging ayam.

Terkait harga kebutuhan pokok, kata Eem, stok dan ketersediaan cukup aman hanya saja ada beberapa komoditas yang saat ini mengalami kenaikan karena produksi berkurang, seperti cabe merah yang naik tajam hingga 30 persen pada Februari dibandingkan Januari 2022.

Beberapa komoditas pun mengalami kenaikan harga namun masih wajar, seperti beras, bawang merah, bawang putih, daging sapi, dan daging ayam.
Terkait minyak goreng, harga di pasar ritel dijual sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah, tetapi diakui terjadi kekosongan pasokan.

Untuk mengatasinya, kegiatan Operasi Pasar khusus minyak goreng juga sudah dilakukan di sejumlah lokasi di Jabar.

"Dalam seminggu, kami tiga kali lakukan evaluasi terkait operasi pasar minyak goreng. Memantau pasar ritel dan pasar tradisional. Estimasi ketersediaan kami tahun ini sekitar 531.712 liter," ujar Eem.

Demikian pula dengan stok kedelai, menurut Eem, saat ini mencapai 300 ribu ton.

Dengan rincian 150 ton sudah tersedia di gudang importir, sisanya sudah siap dikirim. Jadi menurutnya, pengusaha tahu tempe tidak perlu khawatir akan stok kedelai.

Namun, kata Eem, ada kenaikan harga kedelai impor, yang bakal berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe. Atau ukurannya akan diperkecil agar harga tidak naik di tingkat konsumen.

Sementara itu, Kepala Bulog Wilayah Jabar Faisal menambahkan, stok beras di wilayahnya sangat mencukupi, bahkan hingga akhir tahun 2022.
"Stok di gudang di Jabar sekitar 150 ribu ton. Akan ada tambahan karena sebentar lagi masuk panen," katanya.

Faisal menuturkan, Bulog Jabar juga sudah melaksanakan Operasi Pasar khusus minyak goreng dan sudah tersalurkan sebanyak 300 ribu liter di sejumlah kota dan kabupaten di Jabar.

Menurutnya, Bulog telah memesan 800 ribu liter minyak goreng, tetapi masih menunggu kiriman distributor.

"Kami juga siap memasok kebutuhan operasi pasar beras, gula pasir, dan daging, atau untuk bansos Jabar," kata dia.

Sebelumnya Biro Perekonomian Setda Provinsi Jawa Barat menggelar Rapat Pembahasan Perkembangan Harga dan Ketersediaan Stok Kebutuhan Pokok menjelang hari besar keagamaan, khususnya Ramadan dan Idul Fitri 2022.

Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Jawa Barat Taufiq Budi Santoso mengatakan, rapat bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan harga kebutuhan pokok, menjaga stabilitas harga, serta menjamin rantai pasok distribusi barang kebutuhan pokok dan penting di masyarakat.

"Menteri Pertanian mengatakan stok kebutuhan pangan di Indonesia dalam posisi aman. Kita harus melihat kondisi di kabupaten dan kota di Jabar bagaimana," kata Taufiq dalam rapat secara virtual tersebut.
Menurut Taufiq, dalam sebulan terakhir, beberapa harga komoditas kebutuhan pokok mengalami kenaikan, seperti kedelai, minyak goreng, gas, daging, serta beberapa komoditas sayuran.

Hal itu dikhawatirkan akan mendorong inflasi di Jabar, terutama selama Ramadan dan Idul Fitri.

Sejumlah upaya sudah dan akan dilakukan untuk mengendalikan harga dan menjaga stok. Salah satunya, melaksanakan operasi pasar secara serentak di kabupaten dan kota melalui dinas terkait.

Dialog dan komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait ketersediaan hingga distribusi harus segera diinformasikan kepada masyarakat melalui saluran komunikasi yang tepat untuk mengatasi "panic buying" dan menyediakan layanan informasi serta pengaduan masyarakat untuk mengetahui kondisi riil di lapangan.

"Bansos untuk masyarakat berpenghasilan rendah, ini juga harus dipikirkan seperti tahun lalu. Agar mereka bisa membeli kebutuhan pokok jika nanti harga naik menjelang Idul Fitri. Siapkan anggaran, cari solusi jika belum ada anggaran," katanya.

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022