Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 kembali ditemukan di tiga sekolah tingkat SMA/SMK di Kabupaten Garut, Jawa Barat dalam kurun waktu dimulainya kegiatan belajar mengajar 100 persen tatap muka pada awal tahun 2022 yakni sebanyak 14 siswa.
"Ada di tiga sekolah yang positif," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan wabah penularan COVID-19 di Garut masih terjadi, untuk itu masyarakat termasuk siswa dan guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Disdik Garut bantu Rp6 juta kepada mantan guru pembakar sekolah
Ia menyebutkan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di tiga sekolah itu dilaporkan dalam satu sekolah terdapat enam, tujuh, dan satu orang yang saat ini sudah mendapatkan penanganan medis.
"Ada enam orang satu sekolah, ada yang tujuh orang satu sekolah, terakhir ada satu orang, mungkin bisa jadi dua orang yang terakhir ini," katanya.
Adanya klaster COVID-19 di sekolah, Helmi menyampaikan, jajaran Satgas Penanganan COVID-19 Garut segera melakukan evaluasi terkait keputusan ditutup atau dilanjutkan kegiatan belajar mengajar tatap muka.
"Kita lihat Senin, berencana untuk melakukan evaluasi, apakah dilanjut tatap muka atau ditutup sementara," kata Helmi.
Ia menyampaikan kasus COVID-19 di Kabupaten Garut sebelumnya terjadi penurunan, bahkan sempat masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 karena salah satu indikatornya kasus rendah.
Baca juga: Anggota GMBI asal Garut diberi pembinaan dan wajib lapor
Namun saat ini, kata Helmi, Garut kembali masuk ke PPKM Level 2 karena adanya peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19, termasuk laporan klaster lingkungan sekolah.
"Kita harus berhati-hati, kita harus taat lagi kepada protokol kesehatan," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Ada di tiga sekolah yang positif," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan wabah penularan COVID-19 di Garut masih terjadi, untuk itu masyarakat termasuk siswa dan guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Disdik Garut bantu Rp6 juta kepada mantan guru pembakar sekolah
Ia menyebutkan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di tiga sekolah itu dilaporkan dalam satu sekolah terdapat enam, tujuh, dan satu orang yang saat ini sudah mendapatkan penanganan medis.
"Ada enam orang satu sekolah, ada yang tujuh orang satu sekolah, terakhir ada satu orang, mungkin bisa jadi dua orang yang terakhir ini," katanya.
Adanya klaster COVID-19 di sekolah, Helmi menyampaikan, jajaran Satgas Penanganan COVID-19 Garut segera melakukan evaluasi terkait keputusan ditutup atau dilanjutkan kegiatan belajar mengajar tatap muka.
"Kita lihat Senin, berencana untuk melakukan evaluasi, apakah dilanjut tatap muka atau ditutup sementara," kata Helmi.
Ia menyampaikan kasus COVID-19 di Kabupaten Garut sebelumnya terjadi penurunan, bahkan sempat masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 karena salah satu indikatornya kasus rendah.
Baca juga: Anggota GMBI asal Garut diberi pembinaan dan wajib lapor
Namun saat ini, kata Helmi, Garut kembali masuk ke PPKM Level 2 karena adanya peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19, termasuk laporan klaster lingkungan sekolah.
"Kita harus berhati-hati, kita harus taat lagi kepada protokol kesehatan," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022