Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, menyebutkan siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kecamatan Pasirkuda yang meninggal dunia, bukan karena vaksinasi namun memiliki riwayat penyakit infeksi otak setelah Komnas KIPI melakukan audit.
"Kesimpulan sementara dari hasil audit Komnas KIPI, siswa tersebut meninggal bukan karena vaksinasi, namun adanya infeksi di otak. Namun hasil tersebut, baru kami dapatkan secara lisan dari Komnas KIPI," kata Sekretaris Dinkes Cianjur, dr Yusman Faisal saat dihubungi di Cianjur, Kamis.
Ia menuturkan, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) sudah melakukan audit terhadap siswa tersebut, beberapa hari lalu untuk mencari tahu penyebab kematiannya, sehingga laporan secara tertulis akan didapatkan pihaknya beberapa hari ke depan.
Baca juga: Dinkes Cianjur masih fokus vaksinasi anak dan penguat untuk lansia
"Jadi orang tua jangan takut kalau anaknya mendapatkan vaksinasi, selama anak dalam kondisi sehat dan tidak memiliki penyakit akut. Selama ini, kecil kemungkinan terjadi KIPI terhadap penerima vaksin," katanya.
Sebelumnya Dinas Kesehatan Cianjur, masih menunggu hasil investigasi dan pendalaman dari Komda KIPI Jabar dan Komnas KIPI, terkait meninggal siswa PAUD di Cianjur, setelah mendapatkan vaksinasi atas nama ZL (6,5) beberapa hari yang lalu.
Kepala Dinkes Cianjur, Irvan Nur Fauzy di Cianjur, mengatakan Komda KIPI Jabar, sudah melakukan investigasi terkait meninggalnya siswa PAUD di Kecamatan Pasir kuda, namun pihaknya belum mendapat laporan.
Baca juga: Bupati Cianjur layangkan surat minta perbaikan jalan ke Pemprov Jabar
"Komda KIPI Jabar sudah melakukan investigasi kasus meninggalnya siswa tersebut, kami belum menerima keterangan resmi atau perkembangan dari hasil investigasi yang dilakukan seperti autopsi verbal dari pihak yang diduga terkait dalam kasus tersebut, termasuk keluarganya," kata Irvan.
Ia menjelaskan, untuk pelaksanaan tindakan awal yang dilakukan terhadap anak berbeda dengan orang dewasa sebelum mendapatkan vaksinasi, namun pihaknya baru mengetahui siswa tersebut memiliki riwayat penyakit, sedangkan terkait riwayat penyakit lainnya menunggu hasil investigasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Kesimpulan sementara dari hasil audit Komnas KIPI, siswa tersebut meninggal bukan karena vaksinasi, namun adanya infeksi di otak. Namun hasil tersebut, baru kami dapatkan secara lisan dari Komnas KIPI," kata Sekretaris Dinkes Cianjur, dr Yusman Faisal saat dihubungi di Cianjur, Kamis.
Ia menuturkan, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) sudah melakukan audit terhadap siswa tersebut, beberapa hari lalu untuk mencari tahu penyebab kematiannya, sehingga laporan secara tertulis akan didapatkan pihaknya beberapa hari ke depan.
Baca juga: Dinkes Cianjur masih fokus vaksinasi anak dan penguat untuk lansia
"Jadi orang tua jangan takut kalau anaknya mendapatkan vaksinasi, selama anak dalam kondisi sehat dan tidak memiliki penyakit akut. Selama ini, kecil kemungkinan terjadi KIPI terhadap penerima vaksin," katanya.
Sebelumnya Dinas Kesehatan Cianjur, masih menunggu hasil investigasi dan pendalaman dari Komda KIPI Jabar dan Komnas KIPI, terkait meninggal siswa PAUD di Cianjur, setelah mendapatkan vaksinasi atas nama ZL (6,5) beberapa hari yang lalu.
Kepala Dinkes Cianjur, Irvan Nur Fauzy di Cianjur, mengatakan Komda KIPI Jabar, sudah melakukan investigasi terkait meninggalnya siswa PAUD di Kecamatan Pasir kuda, namun pihaknya belum mendapat laporan.
Baca juga: Bupati Cianjur layangkan surat minta perbaikan jalan ke Pemprov Jabar
"Komda KIPI Jabar sudah melakukan investigasi kasus meninggalnya siswa tersebut, kami belum menerima keterangan resmi atau perkembangan dari hasil investigasi yang dilakukan seperti autopsi verbal dari pihak yang diduga terkait dalam kasus tersebut, termasuk keluarganya," kata Irvan.
Ia menjelaskan, untuk pelaksanaan tindakan awal yang dilakukan terhadap anak berbeda dengan orang dewasa sebelum mendapatkan vaksinasi, namun pihaknya baru mengetahui siswa tersebut memiliki riwayat penyakit, sedangkan terkait riwayat penyakit lainnya menunggu hasil investigasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022