Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini memiliki aplikasi Jabar Migrant Service Center (JSMC) yang bisa membantu pekerja migran untuk bisa mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan dan pelatihan kerja.
"Warga Jabar yang ingin menjadi pekerja migran ke luar negeri kini bisa melakukannya dengan cara yang lebih mudah dan aman. Lewat aplikasi JSMC, warga bisa mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan dan pelatihan kerja," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi saat memberikan sambutan pada acara "Soft Launching" Aplikasi Jabar Migrant Service Center (JMSC) dan Job Fair Jabar Online tahun 2021 di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Baca juga: BP2MI gagalkan upaya penyelundupan 21 pekerja migran asal Jabar
Taufik menuturkan aplikasi JSMC ini juga bisa dimanfaatkan oleh perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) dalam menginformasikan permintaan pekerjaan dari luar negeri.
"Jadi ini tidak hanya secara online, kita akan lakukan kerjasama dengan desa dan kemudian PT Pos untuk membangun pokok JSMC, kita dorong teman-teman purna PMI," ujar dia.
Dia mengatakan dengan hadirnya aplikasi ini bisa menghindari praktek calo pekerja migran ilegal yang kerap berkeliaran di desa-desa.
Sehingga, diharapkan JSMC bisa memberikan perlindungan ekstra kepada warga Jabar yang berminat menjadi PMI.
Baca juga: Himsataki jajaki kerja sama Pemprov Jabar untuk penempatan PMI ke Saudi
"Dan selama ini calo-calo yang merekrut ke kampung-kampung, tak sedikit yang ujung-ujungnya menjual pekerja, mereka tidak bekerja dan uangnya dipotong langsung jadi selama tiga tahun, empat tahun tidak menerima apa-apa," kata Taufik.
Menurut dia, bagi pemerintah dari tingkat desa aplikasi JSMC ini bisa menjadi cara untuk melakukan pendataan dan pelayanan calon pekerja migran
"Aplikasi ini bisa dibuka di ponsel dengan berbasis Android, jadi sistemnya bikin mudah. Bagi yang tidak bisa mengakses lewat ponsel, bisa ke Pos atau ke desa," kata Taufik.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan batas negara jangan sampai menjadi alasan untuk produktif bekerja.
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini menuturkan pernah merasakan menjadi pekerja migran, selama kurang lebih tujuh tahun di Amerika dan Hongkong.
Baca juga: Ribuan pekerja migran asal Jawa Barat segera dipulangkan
"Saya sampaikan adalah mantan pekerja migran, selama lima sampai tujuh tahun saya kerja," kata Ridwan Kamil.
Dalam aplikasi JSMC pun pekerjaan yang tersedia tidak hanya urusan masalah domestik, namun juga pekerjaan menjadi perawat (caregiver) hingga tenaga di bidang IT.
"Namun seiring dengan era 4.0 ada kebutuhan lowongan pekerjaan besar di bidang 4.0. Ada web developer, web designer, kemudian ada data grafik, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan ini bisa disambut dengan baik," ujarnya.
Lebih lanjut Ridwan Kamil mengatakan dengan adanya aplikasi JMSC informasi dan komunikasi mengenai pekerjaan yang awalnya baru dari mulut ke mulut dan tidak sistematis, bisa diatasi.
"Kalau ada komplain juga dari mulut ke mulut, tidak sistematis. Sekarang dengan adanya aplikasi ini, dari mulai lowongan pekerjaan di negara mana," kata dia.
"Dan kemudian latihan skill-nya di mana, mengurus paspor administrasinya gimana, ada komplain seperti apa, job fair-nya dibikin online, semua ngumpul dan satu aplikasi ini," lanjut Ridwan Kamil.
Baca juga: Gedung Jabar Migrant Service Center dibangun mulai 2020
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Warga Jabar yang ingin menjadi pekerja migran ke luar negeri kini bisa melakukannya dengan cara yang lebih mudah dan aman. Lewat aplikasi JSMC, warga bisa mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan dan pelatihan kerja," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi saat memberikan sambutan pada acara "Soft Launching" Aplikasi Jabar Migrant Service Center (JMSC) dan Job Fair Jabar Online tahun 2021 di Gedung Sate Bandung, Selasa.
Baca juga: BP2MI gagalkan upaya penyelundupan 21 pekerja migran asal Jabar
Taufik menuturkan aplikasi JSMC ini juga bisa dimanfaatkan oleh perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) dalam menginformasikan permintaan pekerjaan dari luar negeri.
"Jadi ini tidak hanya secara online, kita akan lakukan kerjasama dengan desa dan kemudian PT Pos untuk membangun pokok JSMC, kita dorong teman-teman purna PMI," ujar dia.
Dia mengatakan dengan hadirnya aplikasi ini bisa menghindari praktek calo pekerja migran ilegal yang kerap berkeliaran di desa-desa.
Sehingga, diharapkan JSMC bisa memberikan perlindungan ekstra kepada warga Jabar yang berminat menjadi PMI.
Baca juga: Himsataki jajaki kerja sama Pemprov Jabar untuk penempatan PMI ke Saudi
"Dan selama ini calo-calo yang merekrut ke kampung-kampung, tak sedikit yang ujung-ujungnya menjual pekerja, mereka tidak bekerja dan uangnya dipotong langsung jadi selama tiga tahun, empat tahun tidak menerima apa-apa," kata Taufik.
Menurut dia, bagi pemerintah dari tingkat desa aplikasi JSMC ini bisa menjadi cara untuk melakukan pendataan dan pelayanan calon pekerja migran
"Aplikasi ini bisa dibuka di ponsel dengan berbasis Android, jadi sistemnya bikin mudah. Bagi yang tidak bisa mengakses lewat ponsel, bisa ke Pos atau ke desa," kata Taufik.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan batas negara jangan sampai menjadi alasan untuk produktif bekerja.
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini menuturkan pernah merasakan menjadi pekerja migran, selama kurang lebih tujuh tahun di Amerika dan Hongkong.
Baca juga: Ribuan pekerja migran asal Jawa Barat segera dipulangkan
"Saya sampaikan adalah mantan pekerja migran, selama lima sampai tujuh tahun saya kerja," kata Ridwan Kamil.
Dalam aplikasi JSMC pun pekerjaan yang tersedia tidak hanya urusan masalah domestik, namun juga pekerjaan menjadi perawat (caregiver) hingga tenaga di bidang IT.
"Namun seiring dengan era 4.0 ada kebutuhan lowongan pekerjaan besar di bidang 4.0. Ada web developer, web designer, kemudian ada data grafik, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan ini bisa disambut dengan baik," ujarnya.
Lebih lanjut Ridwan Kamil mengatakan dengan adanya aplikasi JMSC informasi dan komunikasi mengenai pekerjaan yang awalnya baru dari mulut ke mulut dan tidak sistematis, bisa diatasi.
"Kalau ada komplain juga dari mulut ke mulut, tidak sistematis. Sekarang dengan adanya aplikasi ini, dari mulai lowongan pekerjaan di negara mana," kata dia.
"Dan kemudian latihan skill-nya di mana, mengurus paspor administrasinya gimana, ada komplain seperti apa, job fair-nya dibikin online, semua ngumpul dan satu aplikasi ini," lanjut Ridwan Kamil.
Baca juga: Gedung Jabar Migrant Service Center dibangun mulai 2020
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021