Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan, sepanjang 2018-2020 jumlah kebocoran sampah ke laut menurun sebesar 15,3 persen.
"Dalam dua tahun ini angka sudah kita hitung dan simulasikan, bahwa in general (secara umum) kita sudah bisa mengurangi 15,3 persen masuknya sampah ke laut," kata Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rofi Alhanif dalam webinar "Marine Debris: Challenges, Responses, Innovations, Solutions and Opportunities" di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Migas Hulu Jabar bersihkan sampah di Cikarang Bekasi Laut
Rofi menyebut capaian 15 persen dalam dua tahun memang masih jauh dari target pengurangan sampah laut hingga 70 persen pada 2025 mendatang.
Terlebih, kebocoran sampah plastik yang utama masih bersumber dari darat.
"Targetnya memang ambisius tapi harus dikejar semampu kita. Saya yakin kalau kita lakukan aksi serentak bagaimana kurangi sampah, insya Allah bisa kita capai," imbuhnya.
Indonesia menargetkan pengurangan sampah laut hingga 70 persen pada 2025 sebagaimana target yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
Baca juga: Menteri LHK ajak masyarakat jaga kebersihan laut
Setidaknya ada lima Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk mewujudkan target tersebut, antara lain gerakan nasional untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan; pengelolaan sampah di darat; pengelolaan sampah di wilayah pesisir dan laut; mekanisme pendanaan, penguatan kelembagaan, pengawasan dan regulasi; serta penelitian dan pengembangan.
"Kita saat ini baru di sisi hulu, soal bagaimana menangani sampah. Tetapi kita lupa bahwa kita lupa sampah yang datang jauh lebih besar. Ibarat bak mandi, kita hanya kosongkan dengan gayung kecil, tapi airnya tetap masuk dengan jumlah lebih besar. Tetap saja sampahnya meluber. Maka selain menangani dan mengurangi juga harus menutup sumber sampah yang masuk ke laut," katanya.
Kepala Sub Bidang Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik mengatakan berdasarkan total sampah laut Indonesia mencapai hampir 1,2 juta ton per tahun.
Namun, angka Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut di lapangan mencatat jumlahnya maksimal mencapai 500an ribu ton.
"Ini masih banyak juga. Tapi dari 2018 hingga 2020, sudah terjadi penurunan 15,3 persen sampah laut dari hasil hitungan dan simulasi yang dilakukan tim pelaksana dari 56 aktivitas rencana aksi yang ada di Perpres 83/2018. Targetnya masih panjang," kata Ujang.
Baca juga: 80 Persen Sampah Laut Dari Darat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Dalam dua tahun ini angka sudah kita hitung dan simulasikan, bahwa in general (secara umum) kita sudah bisa mengurangi 15,3 persen masuknya sampah ke laut," kata Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rofi Alhanif dalam webinar "Marine Debris: Challenges, Responses, Innovations, Solutions and Opportunities" di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Migas Hulu Jabar bersihkan sampah di Cikarang Bekasi Laut
Rofi menyebut capaian 15 persen dalam dua tahun memang masih jauh dari target pengurangan sampah laut hingga 70 persen pada 2025 mendatang.
Terlebih, kebocoran sampah plastik yang utama masih bersumber dari darat.
"Targetnya memang ambisius tapi harus dikejar semampu kita. Saya yakin kalau kita lakukan aksi serentak bagaimana kurangi sampah, insya Allah bisa kita capai," imbuhnya.
Indonesia menargetkan pengurangan sampah laut hingga 70 persen pada 2025 sebagaimana target yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
Baca juga: Menteri LHK ajak masyarakat jaga kebersihan laut
Setidaknya ada lima Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk mewujudkan target tersebut, antara lain gerakan nasional untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan; pengelolaan sampah di darat; pengelolaan sampah di wilayah pesisir dan laut; mekanisme pendanaan, penguatan kelembagaan, pengawasan dan regulasi; serta penelitian dan pengembangan.
"Kita saat ini baru di sisi hulu, soal bagaimana menangani sampah. Tetapi kita lupa bahwa kita lupa sampah yang datang jauh lebih besar. Ibarat bak mandi, kita hanya kosongkan dengan gayung kecil, tapi airnya tetap masuk dengan jumlah lebih besar. Tetap saja sampahnya meluber. Maka selain menangani dan mengurangi juga harus menutup sumber sampah yang masuk ke laut," katanya.
Kepala Sub Bidang Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik mengatakan berdasarkan total sampah laut Indonesia mencapai hampir 1,2 juta ton per tahun.
Namun, angka Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut di lapangan mencatat jumlahnya maksimal mencapai 500an ribu ton.
"Ini masih banyak juga. Tapi dari 2018 hingga 2020, sudah terjadi penurunan 15,3 persen sampah laut dari hasil hitungan dan simulasi yang dilakukan tim pelaksana dari 56 aktivitas rencana aksi yang ada di Perpres 83/2018. Targetnya masih panjang," kata Ujang.
Baca juga: 80 Persen Sampah Laut Dari Darat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021