Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyerahkan paket bantuan Gudang Beku Portabel berkapasitas 20 ton sebagai upaya memperkuat industri pemindangan berskala UMKM yang terdapat di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
"Upaya ini merupakan langkah awal pengembangan usaha pemindangan berbasis kawasan untuk meningkatkan jejaring bisnis dan konektivitas usaha," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Artati Widiarti dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Baca juga: Produk UMKM Karawang berpotensi besar untuk dikembangkan
Ia mengemukakan, penyerahan Gudang Beku Portabel itu diserahkan kepada Gabungan Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Gapoklahsar) Sri Rahayu di Kabupaten Karawang, Jabar, 13 Desember 2021.
Artati menilai usaha pemindangan ikan mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangan peluang bisnis, karena ikan pindang telah memiliki tempat khusus di hati masyarakat.
"Usaha ini juga merupakan kegiatan pengolahan yang secara nyata berperan strategis dalam pembangunan ekonomi perikanan," sambungnya.
Melalui bantuan ini, Artati berharap Gudang Beku Portabel bisa menjadi pusat suplai bahan baku bagi pemindang ikan di Kabupaten Karawang.
Baca juga: Sejumlah produk UMKM berhasil masuk ke mini market, kata Bupati Karawang
Dengan begitu, ujar dia, dampak ekonomi dapat langsung dirasakan dengan meningkatnya produksi dan pendapatan para pemindang, menurunnya biaya operasional penyimpanan dan harga bahan baku, serta mutu ikan semakin terjaga kualitasnya.
"Bantuan Gudang Beku Portabel, merupakan salah satu upaya untuk menjamin kontinuitas pasokan bahan baku sekaligus mempertahankan mutu hasil perikanan," terang Artati.
Ke depan, Artati memastikan jajarannya akan terus bersinergi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Karawang dan lembaga keuangan guna melakukan pendampingan usaha, baik dari aspek manajemen usaha, permodalan, kemitraan, dan penguatan kelembagaan, serta perluasan pasar.
Pendampingan tersebut termasuk juga aspek teknis seperti penerapan GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Standard Sanitation Operating Procedure) agar menghasilkan produk olahan yang memenuhi standar mutu produk pangan.
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana menyebutkan bahwa pindang merupakan produk potensial dari Desa Jayamukti, Cicende Selatan, dan Cicende Utara. Dia pun mendorong produk tersebut bisa menjangkau pasar nasional.
Sebagai informasi, jumlah pemindang di Kabupaten Karawang tahun 2020 sebanyak 5.401 rumah tangga dengan total produksi sekitar 31.163 ton per tahun. Selain menyerahkan bantuan Gudang Beku Portabel, dilakukan juga penyerahan simbolis Kupedes oleh BRI senilai Rp200 juta kepada pengelola gudang beku portabel dan dana bergulir LPMUKP sebesar Rp95 juta kepada 2 orang pelaku usaha pindang.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bantuan cold storage atau gudang beku kepada sejumlah UMKM pengolahan ikan merupakan upaya menanggulangi dampak ekonomi pandemi COVID-19.
Bantuan ini, ujar Menteri Trenggono, merupakan bagian dari stimulus penanggulangan dampak ekonomi yang diberikan untuk menghindari penurunan kualitas atau mutu dan harga ikan yang drastis di tingkat nelayan atau pembudidaya.
Baca juga: Masyarakat diajak belanja di Gebyar Pameran UMKM Karawang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Upaya ini merupakan langkah awal pengembangan usaha pemindangan berbasis kawasan untuk meningkatkan jejaring bisnis dan konektivitas usaha," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Artati Widiarti dalam siaran pers di Jakarta, Senin.
Baca juga: Produk UMKM Karawang berpotensi besar untuk dikembangkan
Ia mengemukakan, penyerahan Gudang Beku Portabel itu diserahkan kepada Gabungan Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Gapoklahsar) Sri Rahayu di Kabupaten Karawang, Jabar, 13 Desember 2021.
Artati menilai usaha pemindangan ikan mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangan peluang bisnis, karena ikan pindang telah memiliki tempat khusus di hati masyarakat.
"Usaha ini juga merupakan kegiatan pengolahan yang secara nyata berperan strategis dalam pembangunan ekonomi perikanan," sambungnya.
Melalui bantuan ini, Artati berharap Gudang Beku Portabel bisa menjadi pusat suplai bahan baku bagi pemindang ikan di Kabupaten Karawang.
Baca juga: Sejumlah produk UMKM berhasil masuk ke mini market, kata Bupati Karawang
Dengan begitu, ujar dia, dampak ekonomi dapat langsung dirasakan dengan meningkatnya produksi dan pendapatan para pemindang, menurunnya biaya operasional penyimpanan dan harga bahan baku, serta mutu ikan semakin terjaga kualitasnya.
"Bantuan Gudang Beku Portabel, merupakan salah satu upaya untuk menjamin kontinuitas pasokan bahan baku sekaligus mempertahankan mutu hasil perikanan," terang Artati.
Ke depan, Artati memastikan jajarannya akan terus bersinergi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Karawang dan lembaga keuangan guna melakukan pendampingan usaha, baik dari aspek manajemen usaha, permodalan, kemitraan, dan penguatan kelembagaan, serta perluasan pasar.
Pendampingan tersebut termasuk juga aspek teknis seperti penerapan GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Standard Sanitation Operating Procedure) agar menghasilkan produk olahan yang memenuhi standar mutu produk pangan.
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana menyebutkan bahwa pindang merupakan produk potensial dari Desa Jayamukti, Cicende Selatan, dan Cicende Utara. Dia pun mendorong produk tersebut bisa menjangkau pasar nasional.
Sebagai informasi, jumlah pemindang di Kabupaten Karawang tahun 2020 sebanyak 5.401 rumah tangga dengan total produksi sekitar 31.163 ton per tahun. Selain menyerahkan bantuan Gudang Beku Portabel, dilakukan juga penyerahan simbolis Kupedes oleh BRI senilai Rp200 juta kepada pengelola gudang beku portabel dan dana bergulir LPMUKP sebesar Rp95 juta kepada 2 orang pelaku usaha pindang.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan bantuan cold storage atau gudang beku kepada sejumlah UMKM pengolahan ikan merupakan upaya menanggulangi dampak ekonomi pandemi COVID-19.
Bantuan ini, ujar Menteri Trenggono, merupakan bagian dari stimulus penanggulangan dampak ekonomi yang diberikan untuk menghindari penurunan kualitas atau mutu dan harga ikan yang drastis di tingkat nelayan atau pembudidaya.
Baca juga: Masyarakat diajak belanja di Gebyar Pameran UMKM Karawang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021