Badan Intelijen Negara (BIN) terus menggencarkan vaksinasi COVID-19 dengan melakukan penyisiran dari pintu ke pintu (door to door) permukiman masyarakat yang ada di daerah pelosok Jawa Barat.
Kepala BIN Daerah Jawa Barat Brigjen TNI Deddy Agus Purwanto mengatakan vaksinasi secara door to door itu mampu meningkatkan partisipasi masyarakat pada kegiatan vaksinasi COVID-19.
"Yang kami gunakan mengadopsi metode vaksinasi oleh beberapa negara yang telah mampu meningkatkan partisipasi, menjangkau keluarga yang belum mempunyai akses dan takut keluar rumah untuk menghindari penularan," kata Deddy dalam keterangan yang diterima di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Vaksinasi secara door to door itu dilakukan di wilayah Cikembar, Kabupaten Sukabumi, dan di kawasan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Di dua lokasi tersebut, kata dia, BIN menargetkan ada 9.800 orang yang menjadi sasaran vaksinasi. Selain secara door to door, vaksinasi itu juga digelar untuk santri maupun pelajar di sejumlah pondok pesantren dan di sejumlah sekolah.
Selain itu, vaksinasi dengan metode tersebut juga menurutnya dapat menjangkau warga yang tak bisa mengikuti vaksinasi di Puskesmas karena berbagai kendala.
"Kami berusaha melakukan kunjungan ke rumah untuk warga yang mungkin tidak bisa datang ke Puskesmas," kata dia.
Sementara itu, Dede Hendra (37) yang merupakan warga Kampung Salakaso, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung menyambut baik kegiatan vaksinasi ini karena lebih efektif.
Menurut Dede kegiatan vaksinasi memang lebih baik dilakukan secara door to door atau dari rumah ke rumah warga."Malah memang lebih baik seperti ini. Jadinya tidak berkerumun. Malah lebih enak ya memudahkan," kata Dede.
Dia pun mengaku membutuhkan vaksin karena untuk kekebalan tubuhnya sendiri dan juga membantu pemerintah dalam rangka menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.
"Biar nanti masyarakat di sini mendapatkan vaksin supaya herd immunity kita terbentuk, dengan begitu bebas dari Virus Corona," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, di Jawa Barat ada sebanyak 37.907.814 orang yang menjadi sasaran vaksinasi. Dari angka tersebut, sejauh ini baru ada 24.421.561 orang yang sudah mendapat vaksin COVID-19 dosis pertama atau sebesar 64,42 persen.
Untuk vaksinasi dosis kedua, sejauh ini baru mencapai angka 16.496.881 orang yang mendapat vaksin dosis kedua atau baru mencapai 43,45 persen dari total sasaran vaksinasi.
Baca juga: Kasus harian kematian pasien COVID-19 di Garut masih terjadi
Baca juga: Kapolda Jabar tinjau vaksinasi santri dan buruh di Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala BIN Daerah Jawa Barat Brigjen TNI Deddy Agus Purwanto mengatakan vaksinasi secara door to door itu mampu meningkatkan partisipasi masyarakat pada kegiatan vaksinasi COVID-19.
"Yang kami gunakan mengadopsi metode vaksinasi oleh beberapa negara yang telah mampu meningkatkan partisipasi, menjangkau keluarga yang belum mempunyai akses dan takut keluar rumah untuk menghindari penularan," kata Deddy dalam keterangan yang diterima di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Vaksinasi secara door to door itu dilakukan di wilayah Cikembar, Kabupaten Sukabumi, dan di kawasan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Di dua lokasi tersebut, kata dia, BIN menargetkan ada 9.800 orang yang menjadi sasaran vaksinasi. Selain secara door to door, vaksinasi itu juga digelar untuk santri maupun pelajar di sejumlah pondok pesantren dan di sejumlah sekolah.
Selain itu, vaksinasi dengan metode tersebut juga menurutnya dapat menjangkau warga yang tak bisa mengikuti vaksinasi di Puskesmas karena berbagai kendala.
"Kami berusaha melakukan kunjungan ke rumah untuk warga yang mungkin tidak bisa datang ke Puskesmas," kata dia.
Sementara itu, Dede Hendra (37) yang merupakan warga Kampung Salakaso, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung menyambut baik kegiatan vaksinasi ini karena lebih efektif.
Menurut Dede kegiatan vaksinasi memang lebih baik dilakukan secara door to door atau dari rumah ke rumah warga."Malah memang lebih baik seperti ini. Jadinya tidak berkerumun. Malah lebih enak ya memudahkan," kata Dede.
Dia pun mengaku membutuhkan vaksin karena untuk kekebalan tubuhnya sendiri dan juga membantu pemerintah dalam rangka menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.
"Biar nanti masyarakat di sini mendapatkan vaksin supaya herd immunity kita terbentuk, dengan begitu bebas dari Virus Corona," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, di Jawa Barat ada sebanyak 37.907.814 orang yang menjadi sasaran vaksinasi. Dari angka tersebut, sejauh ini baru ada 24.421.561 orang yang sudah mendapat vaksin COVID-19 dosis pertama atau sebesar 64,42 persen.
Untuk vaksinasi dosis kedua, sejauh ini baru mencapai angka 16.496.881 orang yang mendapat vaksin dosis kedua atau baru mencapai 43,45 persen dari total sasaran vaksinasi.
Baca juga: Kasus harian kematian pasien COVID-19 di Garut masih terjadi
Baca juga: Kapolda Jabar tinjau vaksinasi santri dan buruh di Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021