Pakar yang juga Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Yudi Nurul Ihsan mengatakan pengembangan akuakultur atau budidaya perikanan perlu dimaksimalkan ke depan untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi bangsa Indonesia.

"Salah satu potensi besar di perikanan yang disebut akuakultur atau budidaya perikanan ini peluangnya sangat besar tapi belum optimal pemanfaatannya, dan kita punya wilayah yang cukup besar," kata Yudi dalam Webinar Riset dan Inovasi Ketahanan Pangan sebagai rangkaian dari Ritech Expo 2021 di Jakarta, Kamis.

Yudi menuturkan budidaya perikanan juga termasuk dalam salah satu motor penggerak (leading sector ) dalam pembangunan ekonomi bangsa.

Jika pengelolaannya bisa optimal dilakukan, akuakultur juga dapat memberikan kontribusi untuk penyediaan pangan, keamanan pangan, serta peningkatan perdagangan, pendapatan dan taraf hidup masyarakat khususnya para nelayan.

"Dan yang paling penting Indonesia punya potensi akuakultur yang cukup besar," tutur Yudi.

Yudi mengatakan Indonesia mempunyai peluang untuk meningkatkan hasil dari akuakulturnya sebesar 50 juta ton per tahun karena kayanya keanekaragaman hayati di lautan, dan area yang bisa digunakan untuk akuakultur sekitar 24 juta hektare.


Jika satu hektare luas budidaya perikanan dioptimalkan untuk bisa memproduksi sekitar 2-3 ton, maka ada produksi sekitar 48-72 juta ton per tahun.

Selain itu, banyak komoditas budidaya perikanan juga memiliki nilai ekonomi tinggi seperti lobster, udang, abalon, kerang hijau, kepiting, teripang dan ikan nila.

Indonesia juga mempunyai pasar yang cukup tinggi untuk menyerap hasil budidaya perikanan yang cukup tinggi karena banyaknya jumlah masyarakat Indonesia.

Selain itu, akuakultur bisa dikembangkan menjadi tempat untuk memperkerjakan banyak tenaga kerja.

Ke depan, kata Yudi, akuakultur menjadi bisnis yang akan mengalami modernisasi terutama dengan pendekatan teknologi.

"Kita harus mulai berpikir akuakultur sebagai masa masa depan, sebagai salah satu strategi untuk mempertahankan keamanan dan ketahanan pangan kita," ujarnya.

Baca juga: Unpad kembangkan tomat tahan simpan tanpa biji untuk ketahanan pangan

Baca juga: BRIN dan Unpad selesaikan uji praklinis kuning telur kandidat vaksin pasif COVID-19

Baca juga: Alat pelacak COVID-19 "CePAD" karya Unpad ditawarkan di Dubai Expo 2021

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021