Bio Saliva, alat pengambilan sampel atau spesimen dengan metode berkumur untuk pengujian COVID-19 berbasis PCR, mampu menyimpan spesimen selama 30 hari sehingga cocok untuk pengambilan sampel di daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan.
"Spesimennya bisa tahan hingga 30 hari di suhu ruang. Ini sangat memudahkan untuk transportasi nantinya apalagi untuk geografis Indonesia yang sangat beragam," kata Koordinator Riset di Research Matrix Division PT Bio Farma Dicky Mahardika Taryono dalam suatu seminar virtual di Ritech Expo 2021 di Jakarta, Rabu.
Dengan Bio Saliva, pengambilan sampel tidak dilakukan melalui metode usap melainkan hanya dengan metode kumur (gargling) sehingga pengguna bisa merasa lebih nyaman dibanding dengan tes usap pada umumnya.
Untuk pengambilan sampel, pengguna disarankan satu jam sebelum pengambilan sampel tidak makan dan minum, tidak merokok, tidak berkumur dan tidak menggosok gigi.
Dicky menuturkan Bio Saliva cocok untuk masyarakat terutama anak-anak dan para lanjut usia yang khawatir diusap atau "dicolok" untuk pengambilan sampel, dan yang mengutamakan kenyamanan.
Penggunaan Bio Saliva dapat dibimbing oleh siapapun yang dapat memahami instruksi berkumur dan tidak harus tenaga kesehatan, sehingga mengurangi paparan langsung antara tenaga kesehatan dan penderita COVID-19.
Bio Saliva yang dikembangkan PT Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics sudah divalidasi oleh Kementerian Kesehatan, dan telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Bio Saliva memiliki sensitivitas hingga 95 persen.
Satu paket Bio Saliva terdiri dari satu tube larutan pencampur (collection buffer) dengan tutup dan label berwarna merah, satu tube cairan kumur (gargle solution) dengan tutup dan label berwarna biru, satu corong (adapter), dan satu plastik biohazard.
Dalam penggunaan Bio Saliva, awalnya pengguna menarik nafas dalam 5-6 kali lalu batuk keras seperti sedang tersedak.
Tuangkan larutan kumur (gargle solution) ke dalam mulut dan lakukan gerakan berkumur hingga tenggorokan selama 10-15 detik sambil menengadah. Berhenti sebentar. Ulang sebanyak tiga kali.
Pasang corong pada tube gargle solution dan keluarkan cairan kumur dari mulut ke tube hingga volume 2,5 mililiter.
Selanjutnya, tuangkan larutan pencampur (collection buffer) ke dalam tube berisi sampel saliva. Kocok hingga berbusa. Spesimen dalam tube dapat digunakan untuk ekstraksi dan uji PCR.
Baca juga: Bio Farma yakin masih ada celah turunkan harga tes PCR
Baca juga: Bio Farma telah distribusikan 233,4 juta vaksin Covid
Baca juga: Bio Farma apresiasi penetapan harga layanan tes PCR oleh pemerintah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Spesimennya bisa tahan hingga 30 hari di suhu ruang. Ini sangat memudahkan untuk transportasi nantinya apalagi untuk geografis Indonesia yang sangat beragam," kata Koordinator Riset di Research Matrix Division PT Bio Farma Dicky Mahardika Taryono dalam suatu seminar virtual di Ritech Expo 2021 di Jakarta, Rabu.
Dengan Bio Saliva, pengambilan sampel tidak dilakukan melalui metode usap melainkan hanya dengan metode kumur (gargling) sehingga pengguna bisa merasa lebih nyaman dibanding dengan tes usap pada umumnya.
Untuk pengambilan sampel, pengguna disarankan satu jam sebelum pengambilan sampel tidak makan dan minum, tidak merokok, tidak berkumur dan tidak menggosok gigi.
Dicky menuturkan Bio Saliva cocok untuk masyarakat terutama anak-anak dan para lanjut usia yang khawatir diusap atau "dicolok" untuk pengambilan sampel, dan yang mengutamakan kenyamanan.
Penggunaan Bio Saliva dapat dibimbing oleh siapapun yang dapat memahami instruksi berkumur dan tidak harus tenaga kesehatan, sehingga mengurangi paparan langsung antara tenaga kesehatan dan penderita COVID-19.
Bio Saliva yang dikembangkan PT Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi Nusantics sudah divalidasi oleh Kementerian Kesehatan, dan telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Bio Saliva memiliki sensitivitas hingga 95 persen.
Satu paket Bio Saliva terdiri dari satu tube larutan pencampur (collection buffer) dengan tutup dan label berwarna merah, satu tube cairan kumur (gargle solution) dengan tutup dan label berwarna biru, satu corong (adapter), dan satu plastik biohazard.
Dalam penggunaan Bio Saliva, awalnya pengguna menarik nafas dalam 5-6 kali lalu batuk keras seperti sedang tersedak.
Tuangkan larutan kumur (gargle solution) ke dalam mulut dan lakukan gerakan berkumur hingga tenggorokan selama 10-15 detik sambil menengadah. Berhenti sebentar. Ulang sebanyak tiga kali.
Pasang corong pada tube gargle solution dan keluarkan cairan kumur dari mulut ke tube hingga volume 2,5 mililiter.
Selanjutnya, tuangkan larutan pencampur (collection buffer) ke dalam tube berisi sampel saliva. Kocok hingga berbusa. Spesimen dalam tube dapat digunakan untuk ekstraksi dan uji PCR.
Baca juga: Bio Farma yakin masih ada celah turunkan harga tes PCR
Baca juga: Bio Farma telah distribusikan 233,4 juta vaksin Covid
Baca juga: Bio Farma apresiasi penetapan harga layanan tes PCR oleh pemerintah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021