ANTARAJAWABARAT.com,15/8 - Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengimbau pemerintah memberi ruang dan memfasilitasi penderita cacat bisa melaksanakan rukun Iskam kelima di tanah suci Makkah Al Mukarramah.
Perhatian pemerintah terhadap calon jamaah haji dari kalanga cacat terlihat kurang, teruma dilihat dari kuota yang disiapkan bagi penderita cacat, kata Ketua Pengurus Wilayah IPHI Provinsi Jabar Nana Permana di Bandung, Senin.
"Menurut hemat saya yang dimaksud dengan ibadah Haji Plus jangan dihapus dan bukan haji untuk orang kaya tapi bisa orang cacat. Jadi, haji plus mending digunakan penderita cacat, mereka juga memiliki hak untuk beribadah," ujar Nana.
Usai bertemu Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dia menyatakan kuota haji bagi penyandang cacat, penambahan kuota bagi calon jamaah haji asal Indonesia penting dilakukan karena antrean atau "waiting list" jamaah saat ini terus bertambah.
Dia mencontohkan, jadwal tunggu atau "waiting list" untuk calon jamaah haji Provinsi Jabar saja saat ini tenggang waktunya sudah mencapai empat-tujuh tahun.
"Pak Gubernur juga barusan menyampaikan, salah satu kota di Jabar sudah waiting list sampai tujuh tahun," katanya.
Ia menuturkan, fasilitas yang diberikan penyelenggara kepada para jamaah haji asal Indonesia di Saudi Arabia dinilai masih kurang. Saat beradai di Arafah fasilitas yang diberikan kepada jamaah jauh berbeda dengan jamaah asal negara lain.
"Sebagai contohnya, fasilitas toilet saja jumlah yang disediakan sama dengan untuk jamaah asal Malaysia. Padahal, jamaah Indonesia jauh lebih banyak dibanding Malaysia," kata Nana yang pernah menjabat sebagai Wakapolri ini.***3***
(T. KR-ASJ/
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
Perhatian pemerintah terhadap calon jamaah haji dari kalanga cacat terlihat kurang, teruma dilihat dari kuota yang disiapkan bagi penderita cacat, kata Ketua Pengurus Wilayah IPHI Provinsi Jabar Nana Permana di Bandung, Senin.
"Menurut hemat saya yang dimaksud dengan ibadah Haji Plus jangan dihapus dan bukan haji untuk orang kaya tapi bisa orang cacat. Jadi, haji plus mending digunakan penderita cacat, mereka juga memiliki hak untuk beribadah," ujar Nana.
Usai bertemu Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dia menyatakan kuota haji bagi penyandang cacat, penambahan kuota bagi calon jamaah haji asal Indonesia penting dilakukan karena antrean atau "waiting list" jamaah saat ini terus bertambah.
Dia mencontohkan, jadwal tunggu atau "waiting list" untuk calon jamaah haji Provinsi Jabar saja saat ini tenggang waktunya sudah mencapai empat-tujuh tahun.
"Pak Gubernur juga barusan menyampaikan, salah satu kota di Jabar sudah waiting list sampai tujuh tahun," katanya.
Ia menuturkan, fasilitas yang diberikan penyelenggara kepada para jamaah haji asal Indonesia di Saudi Arabia dinilai masih kurang. Saat beradai di Arafah fasilitas yang diberikan kepada jamaah jauh berbeda dengan jamaah asal negara lain.
"Sebagai contohnya, fasilitas toilet saja jumlah yang disediakan sama dengan untuk jamaah asal Malaysia. Padahal, jamaah Indonesia jauh lebih banyak dibanding Malaysia," kata Nana yang pernah menjabat sebagai Wakapolri ini.***3***
(T. KR-ASJ/
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011