ANTARAJAWABARAT.com, 26/7 - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta, Jabar, mengimbau petani ikan di waduk Jatiluhur, memanen lebih awal menyusul mewabahnya virus terhadap ikan budidaya mereka.

"Sebenarnya para petani terbiasa segera memanen ikan apabila terdapat masalah yang bakal mengakibatkan kerugian besar, seperti serangan virus sekarang ini," ujar Komaran, Kabid Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta, Selasa.

Serangan virus terhap ikan hasil budidaya di waduk Jatiluhur itu semakin merajela, dan sulit diberantas.

Menurut Komaran, virus teridentifikasi jenis koi herpes virus (KHP) adalah virus mematikan.

Ikan-ikan terkena virus bercirikan kulit/sisik terkelupas dan bintik-bintik merah dibangian insang.

Ia menjelaskan virus KHP biasa muncul pada musim pancaroba, seperti sekarang ini. Namun akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan berakhirnya musim pancaroba.

" Setiap tahun juga muncul virus itu karena pengaruh musim, sehingga sulit diberntas," tuturnya.

Para pembudidya ikan di Jatiluhur menyebutkan virus merajalela dalam sepekan terakhir, dan secara beransur ikan-ikan mati.

" Dalam satu kolam, saya menderita kerugian Rp2 juta," tutur Baban Purnama, seorang pembudidaya.

Ia dan para pembudidaya lainya di Jatiluhur, menuturkan serangan virus mematikan itu telah memengaruhi harga ikan ditengah produksi ikan melimpah, sekarang ini.

" Harga ikan yang sempat membaik, turun lagi," katanya, dan menyebutkan harga ikan mas di Jatiluhur saat ini Rp15.000 per kilogram.

Adjat S

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011