ANTARAJAWABARAT.com, 21/7 - Badan Musyawarah Perguruan Swasta Kota Bekasi, Jawa Barat, menilai penyelenggaraan jalur bina lingkungan dalam penerimaan siswa baru 2011/2012 setempat menimbulkan kerugian terhadap pendidikan swasta.

"Kami mencatat, tiga sekolah swasta tak menerima satu pun siswa pada tahun ajaran baru 2011/2012. Bahkan sekolah lainnya yang terisi hanya berkisar 10 hingga 15 persen dari daya tampung yang tersedia akibat kebijakan itu," kata Sekretaris Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi Supardi, di Bekasi, Kamis.

Menurut dia, sekolah yang tak mendapat siswa baru itu adalah SMA Gema Nurani, SMA dan SMP An Nur, dan SMA Yaperti.

Ia menjelaskan, kondisi itu salah satunya akibat pemberlakuan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur bina lingkungan yang dipertahankan sampai tahun ketiga saat ini oleh Disdik setempat.

"Sebab, siswa yang semestinya terserap di sekolah swasta justru terdaftar di sekolah negeri. Apalagi pendaftar melalui jalur bina lingkungan yang terserap membeludak melebihi perjanjian awal," katanya usai menggelar pertemuan yang membahas evaluasi pelaksanaan PPDB tahun ajaran 2011/2012 di Aula Islamic Centre Kota Bekasi.

Supardi mengatakan, kelebihan di tingkat SMP sebanyak 3.981 siswa.

Padahal menurut petunjuk pelaksanaan dan teknis yang ada, penerimaan melalui jalur bina lingkungan ini hanya sebanyak 3.508 siswa. Sementara di tingkat SMA, kelebihannya sebanyak 1.465 siswa. Kuota yang diperbolehkan hanya 1.313 siswa.

Kelebihan siswa tersebut diserap sekolah-sekolah dengan memperbanyak kuota siswa dalam kelas. Dari semula kuota 42 siswa per kelas tingkat SMA dan 46 siswa per kelas tingkat SMP, melonjak menjadi rata-rata 48 orang.

Ada juga yang membuka rombongan belajar baru, padahal sesuai kesepakatan awal per sekolah hanya membuka rata-rata sembilan kelas.

"Misalnya, SMAN 8 Kota Bekasi yang semestinya membuka sembilan rombongan belajar bertambah menjadi 14 kelas. Kemudian, SMAN 2 Kota Bekasi yang kuotanya hanya 378 siswa kini justru menerima 550 siswa baru," katanya.

Kenyataan itu, kata dia, tak hanya terjadi di dua sekolah tersebut, tapi semua sekolah di Kota Bekasi melalui kebijakan penambahan kuota atau pembukaan rombongan belajar. Semua penambahan siswa itu umumnya masuk melalui jalur bina lingkungan.

"Pembengkakan jumlah siswa yang diterima pun menambah defisit APBD Kota Bekasi. Jika kuota yang sesuai juklak dan juknis ditepati, defisit anggaran sebesar Rp639,6 juta. Sementara dengan bertambahnya siswa itu, defisit total juga membengkak menjadi Rp3,4 miliar," katanya.

Kadisdik Kota Bekasi Encu Hermana menolak mengomentari masukan tersebut.

Menurut dia, kelebihan siswa berasal dari kontribusi jalur bina lingkungan yang dimiliki anggota dewan sebanyak total 774 calon siswa.

"Sesuai kesepakatan awal, jatah anggota DPRD di seluruh sekolah ialah 774 siswa. Namun yang kemudian diajukan sampai 1.500 siswa," katanya.

Andi Firdaus

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011