Wakil Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan Pemprov Jabar terus meningkatkan vaksinasi COVID-19 untuk kalangan pelajar dan lansia.
"Percepatan vaksinasi intens dilakukan. Selain bagi pelajar untuk mendukung pembelajaran tatap muka, vaksinasi bagi kelompok lansia pun terus ditingkatkan," kata dia usai meninjau pekan vaksinasi pelajar di SMP Negeri 41 Kota Bandung di Bandung, Senin.
Kegiatan vaksinasi yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional II Jabar bersama Bank BJB tersebut berlangsung di sejumlah SMP di Kota Cirebon, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Karawang.
Atalia mengapresiasi semua pihak yang turut mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi COVID-19.
"Kasus masih naik-turun. Artinya kita tidak boleh lengah, karena itu saya apresiasi vaksinasi didukung semua pihak, termasuk OJK dan seluruh masyarakat," katanya.
Ia mengatakan dalam pekan vaksinasi pelajar, satu siswa harus mengajak orang tua atau kakek/nenek untuk ikut divaksin.
"Satu siswa bawa satu lansia itu sangat bagus karena kami masih punya PR yaitu lansia," kata dia.
Atalia juga menuturkan salah satu kendala dalam vaksinasi lansia, khususnya di perdesaan, yaitu sulitnya akses menuju tempat penyuntikan vaksin.
Oleh karena itu, pihaknya menggerakkan para bidan untuk "jemput bola" ke rumah-rumah lansia.
"Mereka belum divaksin karena sulitnya akses transportasi. Mau ke sentra vaksinasi kejauhan, maka kami punya program menggerakkan para bidan desa untuk jemput bola," tutur dia.
Faktor lain yang menyebabkan lansia belum divaksin yakni masih banyaknya hoaks.
Untuk itu, Atalia yang juga Bunda Literasi Jabar terus mendorong peningkatan literasi masyarakat, khususnya di perdesaan, terkait dengan pentingnya vaksinasi COVID-19.
"Masih ada masyarakat yang termakan hoaks, ada microchip-nya lah, bisa meninggal lah dan lainnya," tuturnya.
Kepala OJK Regional II Jabar Indarto Budiwitono mengatakan pihaknya diberikan amanah oleh pemerintah pusat untuk memvaksin 468 ribu masyarakat Jabar.
"468 ribu dosis vaksin telah diamanatkan oleh pusat kepada kami," ujarnya.
Pada bulan inklusi keuangan Oktober ini, OJK bersinergi dengan Bank BJB menggelar vaksinasi pelajar sekaligus pembukaan akses keuangan pelajar bernama Simpel atau Simpanan Pelajar.
"Ini bentuk sinergi OJK bersama BJB dalam meningkatkan vaksinasi dan literasi keuangan apalagi Oktober ini adalah bulan inklusi keuangan," ujar Indarto.
Baca juga: 19,64 juta warga Jabar sudah divaksin COVID-19 dosis pertama
Baca juga: Jabar Quick Response-Eiger gelar vaksinasi COVID-19 di Bogor
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil laporkan terobosan progres vaksinasi ke BPK
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Percepatan vaksinasi intens dilakukan. Selain bagi pelajar untuk mendukung pembelajaran tatap muka, vaksinasi bagi kelompok lansia pun terus ditingkatkan," kata dia usai meninjau pekan vaksinasi pelajar di SMP Negeri 41 Kota Bandung di Bandung, Senin.
Kegiatan vaksinasi yang diinisiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional II Jabar bersama Bank BJB tersebut berlangsung di sejumlah SMP di Kota Cirebon, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Karawang.
Atalia mengapresiasi semua pihak yang turut mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi COVID-19.
"Kasus masih naik-turun. Artinya kita tidak boleh lengah, karena itu saya apresiasi vaksinasi didukung semua pihak, termasuk OJK dan seluruh masyarakat," katanya.
Ia mengatakan dalam pekan vaksinasi pelajar, satu siswa harus mengajak orang tua atau kakek/nenek untuk ikut divaksin.
"Satu siswa bawa satu lansia itu sangat bagus karena kami masih punya PR yaitu lansia," kata dia.
Atalia juga menuturkan salah satu kendala dalam vaksinasi lansia, khususnya di perdesaan, yaitu sulitnya akses menuju tempat penyuntikan vaksin.
Oleh karena itu, pihaknya menggerakkan para bidan untuk "jemput bola" ke rumah-rumah lansia.
"Mereka belum divaksin karena sulitnya akses transportasi. Mau ke sentra vaksinasi kejauhan, maka kami punya program menggerakkan para bidan desa untuk jemput bola," tutur dia.
Faktor lain yang menyebabkan lansia belum divaksin yakni masih banyaknya hoaks.
Untuk itu, Atalia yang juga Bunda Literasi Jabar terus mendorong peningkatan literasi masyarakat, khususnya di perdesaan, terkait dengan pentingnya vaksinasi COVID-19.
"Masih ada masyarakat yang termakan hoaks, ada microchip-nya lah, bisa meninggal lah dan lainnya," tuturnya.
Kepala OJK Regional II Jabar Indarto Budiwitono mengatakan pihaknya diberikan amanah oleh pemerintah pusat untuk memvaksin 468 ribu masyarakat Jabar.
"468 ribu dosis vaksin telah diamanatkan oleh pusat kepada kami," ujarnya.
Pada bulan inklusi keuangan Oktober ini, OJK bersinergi dengan Bank BJB menggelar vaksinasi pelajar sekaligus pembukaan akses keuangan pelajar bernama Simpel atau Simpanan Pelajar.
"Ini bentuk sinergi OJK bersama BJB dalam meningkatkan vaksinasi dan literasi keuangan apalagi Oktober ini adalah bulan inklusi keuangan," ujar Indarto.
Baca juga: 19,64 juta warga Jabar sudah divaksin COVID-19 dosis pertama
Baca juga: Jabar Quick Response-Eiger gelar vaksinasi COVID-19 di Bogor
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil laporkan terobosan progres vaksinasi ke BPK
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021