Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup melemah dipicu pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell soal dimulainya tapering dalam waktu dekat.
Rupiah sore ini ditutup melemah 35 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.158 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.123 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melemah dengan pernyataan Jerome Powell di Jumat malam pada acara konferensi online bahwa The Fed masih dalam jalur pengurangan stimulus. Rencana tapering ini mendorong penguatan dolar AS dan menekan nilai tukar lainnya," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Selain itu, lanjut Ariston, pelaku pasar khawatir terhadap hiperinflasi di dunia yang dipicu kenaikan harga energi dan kasus COVID-19 global yang masih tinggi dan berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi.
"Ini juga menjadi pendorong pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (24/10) kemarin mencapai 623 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,24 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-29 mencapai 43 kasus sehingga totalnya mencapai 143.205 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 1.037 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,08 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 14.360 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 113,03 juta orang dan vaksin dosis kedua 67,92 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.165 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.158 per dolar AS hingga Rp14.190 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.162 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.133 per dolar AS.
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat ditopang solidnya laporan emiten
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Rupiah sore ini ditutup melemah 35 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.158 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.123 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melemah dengan pernyataan Jerome Powell di Jumat malam pada acara konferensi online bahwa The Fed masih dalam jalur pengurangan stimulus. Rencana tapering ini mendorong penguatan dolar AS dan menekan nilai tukar lainnya," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Selain itu, lanjut Ariston, pelaku pasar khawatir terhadap hiperinflasi di dunia yang dipicu kenaikan harga energi dan kasus COVID-19 global yang masih tinggi dan berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi.
"Ini juga menjadi pendorong pelemahan nilai tukar rupiah," ujar Ariston.
Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (24/10) kemarin mencapai 623 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,24 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-29 mencapai 43 kasus sehingga totalnya mencapai 143.205 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 1.037 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,08 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 14.360 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 113,03 juta orang dan vaksin dosis kedua 67,92 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.165 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.158 per dolar AS hingga Rp14.190 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.162 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.133 per dolar AS.
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat ditopang solidnya laporan emiten
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021