ANTARAJAWABARAT.com,27/6 - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengimbau masyarakat penikmat kopi untuk membudayakan mengonsumsi kopi lokal bukan kopi luar sehingga harapan menghidupkan kembali kopi preanger dapat terwujud.
"Kami sedang membudidayakan kopi lokal, ya kopi lokal yang dikonsumsi," kata Gubernur saat menghadiri panen raya kopi jenis arabika di blok Gunung Jaya Papandayan, Desa Keramatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Selasa.
Dengan mengonsumsi kopi lokal khususnya yang dibudidayakan di Jawa Barat, ia berharap nama kopi preanger yang sekarang hampir hilang dapat dihidupkan kembali sehingga akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat petani kopi.
Menurut dia, budaya minum kopi kopi lokal bukan sesuatu yang sulit karena tedapat nilai filosofis menjalin kebersamaan antarmasyarakat serta mengembangkan potensi kopi lokal.
"Saya berharap budaya ngopi bisa dilakukan di daerah-daerah dengan dibangun kedai-kedai kopi agar dapat mudah menikmatinya," harap Heryawan.
Pemerintah, kata Heryawan, tentu akan melakukan penataan termasuk mengundang investor untuk membangun pabrik pengolahan kopi yang dihasilkan di Jawa Barat.
Terwujudnya budaya kopi di kalangan masyarakat, kata Gubernur, tentu harus diimbangi dengan penataan tanaman kopi, bertani, pemberian pupuk yang baik serta bibit yang unggul.
Selain itu, Heryawan berharap kopi yang diproduksi di Jawa Barat tidak diekspor ke luar negeri sebagai barang mentah, melainkan diekspor sebagai barang yang sudah siap konsumsi.
"Pabrik kopinya ada di sini, kopinya ada di sini, barang jadinya di sini diolahnya. Kalau diekspor dalam bentuk barang jadi nilai tambahnya banyak plus tenaga kerjanya ada di sini," katanya.
Sementara itu panen raya kopi di Gunung Jaya Papandayan merupakan hasil pengelolaan Kesatuan Pemangku Hutan Perhutani Garut bersama lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat hutan serta menjaga kelestarian hutan.
Kepala Unit III Jabar dan Banten Bambang Setiabudi mengatakan hasil panen kopi tersebut dari lahan seluas 2.700 hektare dengan hasil sebanyak 15 ton gabah kopi.
Kopi yang dihasilkan dari lahan keseluruhan tanaman kopi di Jawa Barat, kata Bambang, tedapat sekitar dua puluh ribu hektare yang hasilnya mampu diekspor ke sejumlah pasar internasional dengan kualitas kopi yang cukup baik.
"Dengan tanaman kopi di Jawa Barat seluas dua puluh ribu hektare diharapkan dapat mengembalikan kejayaan kopi priangan (preanger)," kata Bambang.***5***
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Kami sedang membudidayakan kopi lokal, ya kopi lokal yang dikonsumsi," kata Gubernur saat menghadiri panen raya kopi jenis arabika di blok Gunung Jaya Papandayan, Desa Keramatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Selasa.
Dengan mengonsumsi kopi lokal khususnya yang dibudidayakan di Jawa Barat, ia berharap nama kopi preanger yang sekarang hampir hilang dapat dihidupkan kembali sehingga akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat petani kopi.
Menurut dia, budaya minum kopi kopi lokal bukan sesuatu yang sulit karena tedapat nilai filosofis menjalin kebersamaan antarmasyarakat serta mengembangkan potensi kopi lokal.
"Saya berharap budaya ngopi bisa dilakukan di daerah-daerah dengan dibangun kedai-kedai kopi agar dapat mudah menikmatinya," harap Heryawan.
Pemerintah, kata Heryawan, tentu akan melakukan penataan termasuk mengundang investor untuk membangun pabrik pengolahan kopi yang dihasilkan di Jawa Barat.
Terwujudnya budaya kopi di kalangan masyarakat, kata Gubernur, tentu harus diimbangi dengan penataan tanaman kopi, bertani, pemberian pupuk yang baik serta bibit yang unggul.
Selain itu, Heryawan berharap kopi yang diproduksi di Jawa Barat tidak diekspor ke luar negeri sebagai barang mentah, melainkan diekspor sebagai barang yang sudah siap konsumsi.
"Pabrik kopinya ada di sini, kopinya ada di sini, barang jadinya di sini diolahnya. Kalau diekspor dalam bentuk barang jadi nilai tambahnya banyak plus tenaga kerjanya ada di sini," katanya.
Sementara itu panen raya kopi di Gunung Jaya Papandayan merupakan hasil pengelolaan Kesatuan Pemangku Hutan Perhutani Garut bersama lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat hutan serta menjaga kelestarian hutan.
Kepala Unit III Jabar dan Banten Bambang Setiabudi mengatakan hasil panen kopi tersebut dari lahan seluas 2.700 hektare dengan hasil sebanyak 15 ton gabah kopi.
Kopi yang dihasilkan dari lahan keseluruhan tanaman kopi di Jawa Barat, kata Bambang, tedapat sekitar dua puluh ribu hektare yang hasilnya mampu diekspor ke sejumlah pasar internasional dengan kualitas kopi yang cukup baik.
"Dengan tanaman kopi di Jawa Barat seluas dua puluh ribu hektare diharapkan dapat mengembalikan kejayaan kopi priangan (preanger)," kata Bambang.***5***
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011