ANTARAJAWABARAT.com, 15/6 - Sekitar 3.100 kapal nelayan tidak bisa beroperasi dan ribuan nelayan tidak melaut karena kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Wakil Seketaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Kabupaten Sukabumi, Tendi Sudama, Rabu, menuturkan, sudah satu minggu terakhir premium di Palabuhanratu langka yang menyebabkan banyak nelayan tidak melaut.

"Kami cukup kesulitan mencari premium. Bahkan, SPBU Palabuhanratu khusus untuk nelayan tidak beroperasi dengan alasan tidak ada pasokan akibatnya nelayan kecil yang menggunakan kapal 3 GT kebawah tidak melaut," kata Tendi kepada ANTARA.

Tendi menambahkan, kapal dengan kekuatan 3 GT ke bawah di Palabuhanratu sebanyak 3.100 unit terdiri dari kapal centeng dan payang, namun untuk kapal yang kekuatannya di atas 3 GT menggunakan solar.

Pihaknya juga khawatir, jika krisis premium ini berkepanjangan maka ribuan nelayan kecil khususnya tidak bisa melaut.

Lebih lanjut, nelayan juga tidak bisa membeli bensin ke SPBU lain di daerah Palabuhanratu, karena hanya ada satu SPBU yang beroperasi saja yakni SPBU Batusapi, dan pihak SPBU memprioritaskan penjualan premium untuk kendaraan bermotor.

"Jika tidak ada premium maka nelayan terpaksa tidak melaut," tambahnya.

Masalah kelangkaan premium untuk nelayan sendiri sampai saat ini tidak ada solusinya sama sekali, walaupun ada solusi menurutnya nelayan hanya bisa ikut menjadi tukang di kapal-kapal besar dan penghasilannya pun hanya seberapa karena hanya ikut bekerja saja.

Selain itu, kelangkaan premium ini pihaknya bukan wewenangnya, HNSI hanya mempunyai kewenangan dalam mengatur BBM jenis solar.

"Kami sudah mencoba menghubungi PT Pertamina dan Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) tetapi belum ada solusi," ujar Tendi.

Nelayan Palabuhanratu, Ujang menuturkan, dirinya sudah tiga hari terakhir ini tidak melaut karena tidak ada premium. Kapal jenis payang yang dimilikinya saat ini hanya ditambatkan atau di parkir di pinggir pantai.

"Selain saya banyak nelayan lain yang tidak melaut, untuk sementara kami bekerja serabutan di darat dan memperbaiki alat tankap dan perahu," tandasnya.

Aditya

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011