Tim Makmur Pupuk Kujang menyelamatkan areal sawah petani di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang terkena serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) atau hama wereng dan penggerek batang.
"Saat itu sawah milik Haji Muhidin terkena serangan hama wereng dan penggerek batang. Kondisinya mengkhawatirkan karena tanaman padinya sudah berumur 38 hari," kata Nursoleh, Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Ciasem, di Subang, Kamis.
Sawah yang terkena serangan hama wereng dan penggerek batang tersebut seluas sekitar 2 hektare di wilayah Ciasem. Areal sawah itu digarap bersama Tim Makmur Pupuk Kujang.
Ia mengatakan, di daerahnya Bumdes berperan sebagai collective agent saat panen di lapangan. Selain itu, Bumdes juga mendapat peran sebagai verifikator saat pengumpulan data, sosialisasi, pembagian pupuk dan biaya tanam.
Termasuk saat petani dihadapkan dengan serangan hama, pihaknya bersama Tim Makmur Pupuk Kujang ikut membantu petani mengatasi hama.
“Awalnya sempat khawatir karena wereng adalah ancaman nyata, tapi ada bantuan dari Tim Makmur Pupuk Kujang. Jadi serangan hama bisa ditanggulangi, dan padi tumbuh baik hingga saat ini,” katanya.
Nursoleh mengatakan, Haji Muhidin, petani yang sawahnya terkena serangan hama itu merupakan peserta program Makmur yang digulirkan Pupuk Kujang. Sehingga dibantu penanganannya saat terkena serangan hama.
Upaya mengatasi serangan hama dilakukan secara bersama dengan mengaplikasikan berbagai nutrisi tanaman nonsubsidi. Itu dilakukan karena nutrisi yang mencukupi akan terhindar dari serangan hama.
Ia menyampaikan, di areal sawah milik Haji Muhidin, Tim Makmur mengaplikasikan pupuk Nitrea, NPK 30-6-8 Pupuk Kujang yang legendaris dan KCL.
Hasilnya, selain mengatasi hama, pengaplikasian itu juga berpotensi meningkatkan hasil panen.
“Dengan berbagai pupuk non subsidi tersebut, tanaman padi terpantau tumbuh lebih baik dari sebelumnya saat petani di sini menggunakan pupuk subsidi,” katanya.
Saat ini, secara kasat mata, padi di sawah tersebut rumpunnya tumbuh lebih banyak, jumlah malai bercabang banyak dan sangat merunduk karena bulir-bulir padi tumbuh dengan montok dan berisi.
“Bulir tumbuh hingga punduk malai. Kalau padi terlihat tumbuh sebaik ini, kami optimistis hasil panen akan sangat baik,” kata Nursoleh.
Program Makmur itu sendiri diluncurkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani yang dijalankan Pupuk Indonesia bersama seluruh anak perusahaan, termasuk Pupuk Kujang. Sebelumnya program ini bernama Agrosolution.
Baca juga: Mahasiswa IPB bantu petani usir hama wereng di Tenjolaya
Baca juga: Inpari 48 Blas, diklaim varietas unggul baru Balitbangtan tahan wereng
Baca juga: Petani Korban Wereng Jajal Tanam Pepaya California
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saat itu sawah milik Haji Muhidin terkena serangan hama wereng dan penggerek batang. Kondisinya mengkhawatirkan karena tanaman padinya sudah berumur 38 hari," kata Nursoleh, Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Ciasem, di Subang, Kamis.
Sawah yang terkena serangan hama wereng dan penggerek batang tersebut seluas sekitar 2 hektare di wilayah Ciasem. Areal sawah itu digarap bersama Tim Makmur Pupuk Kujang.
Ia mengatakan, di daerahnya Bumdes berperan sebagai collective agent saat panen di lapangan. Selain itu, Bumdes juga mendapat peran sebagai verifikator saat pengumpulan data, sosialisasi, pembagian pupuk dan biaya tanam.
Termasuk saat petani dihadapkan dengan serangan hama, pihaknya bersama Tim Makmur Pupuk Kujang ikut membantu petani mengatasi hama.
“Awalnya sempat khawatir karena wereng adalah ancaman nyata, tapi ada bantuan dari Tim Makmur Pupuk Kujang. Jadi serangan hama bisa ditanggulangi, dan padi tumbuh baik hingga saat ini,” katanya.
Nursoleh mengatakan, Haji Muhidin, petani yang sawahnya terkena serangan hama itu merupakan peserta program Makmur yang digulirkan Pupuk Kujang. Sehingga dibantu penanganannya saat terkena serangan hama.
Upaya mengatasi serangan hama dilakukan secara bersama dengan mengaplikasikan berbagai nutrisi tanaman nonsubsidi. Itu dilakukan karena nutrisi yang mencukupi akan terhindar dari serangan hama.
Ia menyampaikan, di areal sawah milik Haji Muhidin, Tim Makmur mengaplikasikan pupuk Nitrea, NPK 30-6-8 Pupuk Kujang yang legendaris dan KCL.
Hasilnya, selain mengatasi hama, pengaplikasian itu juga berpotensi meningkatkan hasil panen.
“Dengan berbagai pupuk non subsidi tersebut, tanaman padi terpantau tumbuh lebih baik dari sebelumnya saat petani di sini menggunakan pupuk subsidi,” katanya.
Saat ini, secara kasat mata, padi di sawah tersebut rumpunnya tumbuh lebih banyak, jumlah malai bercabang banyak dan sangat merunduk karena bulir-bulir padi tumbuh dengan montok dan berisi.
“Bulir tumbuh hingga punduk malai. Kalau padi terlihat tumbuh sebaik ini, kami optimistis hasil panen akan sangat baik,” kata Nursoleh.
Program Makmur itu sendiri diluncurkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani yang dijalankan Pupuk Indonesia bersama seluruh anak perusahaan, termasuk Pupuk Kujang. Sebelumnya program ini bernama Agrosolution.
Baca juga: Mahasiswa IPB bantu petani usir hama wereng di Tenjolaya
Baca juga: Inpari 48 Blas, diklaim varietas unggul baru Balitbangtan tahan wereng
Baca juga: Petani Korban Wereng Jajal Tanam Pepaya California
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021