Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah membuat Cianjur masuk dalam lima kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin ekstrem tertinggi di Jabar, sehingga berbagai cara dilakukan untuk menekan angka tersebut.
"Pemkab akan berupaya mengetaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan IPM dengan berbagai cara seperti meningkatkan kualitas pendidikan hingga pertanian," kata Herman di Cianjur, Kamis.
Ia menjelaskan, untuk pendidikannya tutur dia, akan digenjot dengan memperbanyak PKBM sebagai sarana anak putus sekolah, sedangkan pertanian akan digenjot lebih luas karena mayoritas warga Cianjur berprofesi sebagai petani.
Pemerintah daerah ungkap dia, akan memfasilitasi pemasaran melalui BUMD perdagangan dengan harapan pendidikan yang bagus dan sektor ekonomi dari pertanian yang meningkat dapat mengentaskan kemiskinan.
"Tercatat tingkat kemiskinan ekstrem di Cianjur mencapai 4 persen atau 90.480 jiwa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Dinas Sosial Cianjur, angka kemiskinan secara keseluruhan mencapai 10 persen atau sekitar 300 ribu keluarga," katanya.
Ia menambahkan, IPM Cianjur yang berada di peringkat terakhir di Jawa Barat, dengan angka 65,38 dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat indeks kemiskinan naik.
"Berbagai cara akan kita lakukan, agar IPM meningkat dan angka kemiskinan terus menurun, sehingga Cianjur, tidak lagi masuk dalam wilayah termiskin di Jabar," katanya.
Baca juga: Wagub Jabar apresiasi komitmen Pemerintah Pusat tanggulangi kemiskinan ekstrem
Baca juga: Mendagri usulkan daerah miskin ekstrem nol persen dapat insentif
Baca juga: Wapres harap kemiskinan ekstrem lima daerah di Jabar tuntas Desember 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Pemkab akan berupaya mengetaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan IPM dengan berbagai cara seperti meningkatkan kualitas pendidikan hingga pertanian," kata Herman di Cianjur, Kamis.
Ia menjelaskan, untuk pendidikannya tutur dia, akan digenjot dengan memperbanyak PKBM sebagai sarana anak putus sekolah, sedangkan pertanian akan digenjot lebih luas karena mayoritas warga Cianjur berprofesi sebagai petani.
Pemerintah daerah ungkap dia, akan memfasilitasi pemasaran melalui BUMD perdagangan dengan harapan pendidikan yang bagus dan sektor ekonomi dari pertanian yang meningkat dapat mengentaskan kemiskinan.
"Tercatat tingkat kemiskinan ekstrem di Cianjur mencapai 4 persen atau 90.480 jiwa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Dinas Sosial Cianjur, angka kemiskinan secara keseluruhan mencapai 10 persen atau sekitar 300 ribu keluarga," katanya.
Ia menambahkan, IPM Cianjur yang berada di peringkat terakhir di Jawa Barat, dengan angka 65,38 dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat indeks kemiskinan naik.
"Berbagai cara akan kita lakukan, agar IPM meningkat dan angka kemiskinan terus menurun, sehingga Cianjur, tidak lagi masuk dalam wilayah termiskin di Jabar," katanya.
Baca juga: Wagub Jabar apresiasi komitmen Pemerintah Pusat tanggulangi kemiskinan ekstrem
Baca juga: Mendagri usulkan daerah miskin ekstrem nol persen dapat insentif
Baca juga: Wapres harap kemiskinan ekstrem lima daerah di Jabar tuntas Desember 2021
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021