Palang Merah Indonesia (PMI) Cianjur, menggelar orientasi pembekalan Surveilans Berbasis Masyarakat untuk Relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) di dua desa di wilayah Cianjur utara, sebagai upaya cepat penanganan Kejadian Luar Biasa.
Sekretaris PMI Cianjur, Hery Hidayat di Cianjur Selasa, mengatakan keberadaan relawan PMI yang berada di desa atau lebih dikenal dengan tim Sibat memiliki peran penting untuk memutus mata rantai penularan virus berbahaya yang masuk dalam Kejadian Luar Biasa.
"Tim Sibar perlu dibekali keterampilan surveilans berbasis masyarakat, sehingga berbagai kemampuan dan keahlian didukung dengan sarana dan prasarana yang mumpuni harus dimiliki relawan," katanya.
Untuk memastikan hal tersebut, berjalan sesuai SOP sekaligus memastikan relawan dalam keadaan aman saat bertugas di lapangan, pihaknya memberikan pembekalan surveilans berbasis masyarakat yang merupakan aplikasi dari Program Penguatan dan Percepatan Respon Penanganan COVID-19.
"Program ini, merupakan dukungan PMI Pusat dan Korea International Cooperation Agency bagi Tim Sibat di Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet dan Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas," katanya.
Relawan sebagai garda depan pelayanan kemanusiaan yang di dalamnya termasuk Sibat dari dua desa di utara Cianjur, sekaligus sebagai penerima program KOICA diharapkan dapat menyerap dan menerapkan seluruh rangkaian kegiatan dengan baik.
Kegiatan tersebut, bermuara pada penyiapan kader handal dan berkualitas sekaligus sebagai surveilans di tengah masyarakat yang menyerap segala informasi yang ada dan diharapkan dapat masuk kesemua segmentasi usia.
Sementara Rudi, Fasilitator Puskesmas Cipanas, Rubi dan Reni, Fasilitator Puskesmas Sukanagalih, saat menyampaikan materi test, tracing dan treatment (3T) mengatakan Sibat dicetak untuk menjadi tracer, atau petugas yang melakukan pelacakan kontak erat.
Pihaknya berharap peran Sibat dapat optimal dalam rangka bersinergi dan membantu pemerintah dalam rangka percepatan penanganan kasus COVID-19, dapat memberikan informasi yang benar terkait COVID-19, termasuk pentingnya karantina dan isolasi mandiri.
"Selain terus memberikan edukasi dan pemantauan terhadap warga yang melakukan isolasi mandiri dengan secara periodik memantau dan menanyakan kondisi kesehatannya untuk dilaporkan pada petugas Puskesmas," kata Rubi.
Selama orientasi pembekalan materi Surveilans Berbasis Masyarakat tersebut, peserta diberikan berbagai ketrampilan dan materi seperti Pengantar Surveilans Berbasis Masyarakat, Studi Kasus Masyarakat, Psikological First Aid, Peran Relawan dan Pengenalan Rumo.
Baca juga: Cianjur targetkan pekan depan masuk PPKM level 1
Baca juga: Pemkab Cianjur gelar vaksinasi di lokasi wisata
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Sekretaris PMI Cianjur, Hery Hidayat di Cianjur Selasa, mengatakan keberadaan relawan PMI yang berada di desa atau lebih dikenal dengan tim Sibat memiliki peran penting untuk memutus mata rantai penularan virus berbahaya yang masuk dalam Kejadian Luar Biasa.
"Tim Sibar perlu dibekali keterampilan surveilans berbasis masyarakat, sehingga berbagai kemampuan dan keahlian didukung dengan sarana dan prasarana yang mumpuni harus dimiliki relawan," katanya.
Untuk memastikan hal tersebut, berjalan sesuai SOP sekaligus memastikan relawan dalam keadaan aman saat bertugas di lapangan, pihaknya memberikan pembekalan surveilans berbasis masyarakat yang merupakan aplikasi dari Program Penguatan dan Percepatan Respon Penanganan COVID-19.
"Program ini, merupakan dukungan PMI Pusat dan Korea International Cooperation Agency bagi Tim Sibat di Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet dan Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas," katanya.
Relawan sebagai garda depan pelayanan kemanusiaan yang di dalamnya termasuk Sibat dari dua desa di utara Cianjur, sekaligus sebagai penerima program KOICA diharapkan dapat menyerap dan menerapkan seluruh rangkaian kegiatan dengan baik.
Kegiatan tersebut, bermuara pada penyiapan kader handal dan berkualitas sekaligus sebagai surveilans di tengah masyarakat yang menyerap segala informasi yang ada dan diharapkan dapat masuk kesemua segmentasi usia.
Sementara Rudi, Fasilitator Puskesmas Cipanas, Rubi dan Reni, Fasilitator Puskesmas Sukanagalih, saat menyampaikan materi test, tracing dan treatment (3T) mengatakan Sibat dicetak untuk menjadi tracer, atau petugas yang melakukan pelacakan kontak erat.
Pihaknya berharap peran Sibat dapat optimal dalam rangka bersinergi dan membantu pemerintah dalam rangka percepatan penanganan kasus COVID-19, dapat memberikan informasi yang benar terkait COVID-19, termasuk pentingnya karantina dan isolasi mandiri.
"Selain terus memberikan edukasi dan pemantauan terhadap warga yang melakukan isolasi mandiri dengan secara periodik memantau dan menanyakan kondisi kesehatannya untuk dilaporkan pada petugas Puskesmas," kata Rubi.
Selama orientasi pembekalan materi Surveilans Berbasis Masyarakat tersebut, peserta diberikan berbagai ketrampilan dan materi seperti Pengantar Surveilans Berbasis Masyarakat, Studi Kasus Masyarakat, Psikological First Aid, Peran Relawan dan Pengenalan Rumo.
Baca juga: Cianjur targetkan pekan depan masuk PPKM level 1
Baca juga: Pemkab Cianjur gelar vaksinasi di lokasi wisata
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021