Sertifikat vaksin milik Presiden Joko Widodo diduga bocor dan beredar di dunia maya.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan data di aplikasi PeduliLindungi aman.

"Integrasi eHac ke aplikasi PeduliLindungi dan migrasi aplikasi PeduliLindungi, PCare dan Silacak ke data center Kominfo baru saja dilakukan dan saat ini data PeduliLindungi di data center Kominfo aman," kata Johnny kepada ANTARA, Jumat.

Kominfo menyatakan penjelasan lebih lanjut mengenai sertifikat milik presiden yang beredar di dunia maya merupakan wewenang Kementerian Kesehatan selaku wali data COVID-19.

ANTARA sudah menghubungi perwakilan Kementerian Kesehatan, namun, belum mendapatkan penjelasan.

Sertifikat milik diduga Presiden Joko Widodo beredar di platform Twitter berisi nama lengkap, nomor induk kependudukan, tanggal vaksinasi serta nomor batch vaksin.

Pantauan ANTARA per siang ini, terdapat pembaruan untuk aplikasi PeduliLindungi untuk sistem operasi Android.

Aplikasi tersebut memuat sertifikat vaksinasi COVID-19 milik pengguna dan sejauh ini tidak ada fitur untuk melihat sertifikat vaksin milik pengguna lain.

Sementara di situs resmi PeduliLindungi.id, pengguna bisa memasukkan nama lengkap dan NIK untuk mengecek status vaksinasi.

Baca juga: Data eHAC tersimpan baik, sebut Badan Siber dan Sandi Negara

Baca juga: Kemenkes tegaskan data masyarakat di dalam eHAC tidak bocor

Baca juga: Kominfo pastikan investigasi dugaan kebocoran data aplikasi eHAC

Pewarta: Natisha Andarningtyas

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021