Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan kolaborasi menjadi faktor penting dalam percepatan vaksinasi COVID-19, apabila semua terlibat, mulai dari pemerintah, TNI, Polri, komunitas, perguruan tinggi sampai masyarakat, kekebalan kelompok dapat terbentuk akhir 2021.
"Kesanggupan infrastruktur kesehatan kita hanya 60 persen, maka 40 persennya saya memohon pada semua pihak untuk turun tangan bela negara membantu vaksinasi, tempatnya pun boleh di mana saja," kata Ridwan Kamil usai meninjau Sentra Vaksinasi Ganesha di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Jumat.
Kang Emil menargetkan kekebalan kelompok atau herd immunity terbentuk akhir 2021.
Target tersebut, menurutnya, dapat tercapai apabila semua pihak bekerja sama, seperti Ikatan Alumni ITB yang menggelar sentra vaksinasi dengan sasaran 50 ribu orang dalam seminggu.
Selain itu, dalam beberapa minggu terkahir, sejumlah institusi di Jabar sudah menggelar sentra vaksinasi maupun kegiatan vaksinasi massal.
"Mari tuntaskan bantu rakyat sampai Desember 2021 dengan begitu Januari 2022 harusnya kedaruratan sudah tidak ada, herd immunity sudah terbentuk, kita tinggal beradaptasi dengan kebiasaan baru, sekolah semua dibuka, pariwisata, ekonomi dan lainnya," kata Kang Emil.
Menurut Kang Emil, pihaknya berharap pemerintah pusat menjamin suplai vaksin COVID-19 untuk Jabar sebab untuk mengejar herd immunity, vaksinasi harus dilakukan kepada 37 juta warga Jabar.
"Jabar provinsi yang risikonya paling besar karena jumlah penduduknya paling banyak, kami masih terus meminta pemerintah pusat untuk menambah vaksin Jabar sesuai proporsinya," tuturnya.
Total hingga Desember 2021 Jabar membutuhkan setidaknya 75 juta dosis vaksin karena penyuntikan dilakukan dua kali. Bila dihitung per bulan, maka Jabar harus mempersiapkan 15 juta dosis vaksin yang harus disuplai pemerintah pusat.
"75 juta dosis vaksin yang dibutuhkan sampai Desember 2021, atau 15 juta dosis per bulan atau 400-500 ribu vaksinasi per hari," ujarnya.
Untuk mempercepat vaksinasi, Kang Emil akan menerpakan konsep 3 in 1 bagi vaksinasi anak usia 12-17 tahun.
Artinya satu orang anak bisa membawa kedua orang tuanya yang akan sekaligus divaksin. Adapun penyelenggaran vaksinasinya akan difokuskan di sekolah.
"Usia 12-17 tahun akan kita push di sekolah dengan konsep 3 in 1, satu anak bawa dua orang tuanya, termasuk untuk ibu hamil kita atur tempatnya yang lebih nyaman," tutur Kang Emil.
Kang Emil memastikan, apabila sesuai rencana, vaksinasi 400 ribu dosis per hari di Jabar akan terjadi pada tanggal 28 Agustus 2021. "Nanti tanggal 28 Agustus 2021 menurut teori kita 400 ribu per harinya akan pecah rekor di tanggal itu," katanya.
Baca juga: Pemkab Karawang lanjutkan vaksinasi keluarga percepat kekebalan kelompok
Baca juga: Kapolri prediksi kekebalan komunal terbentuk bulan Agustus-September
Baca juga: TNI bantu vaksinasi, targetkan 70 persen "herd immunity" Jabodetabek
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kesanggupan infrastruktur kesehatan kita hanya 60 persen, maka 40 persennya saya memohon pada semua pihak untuk turun tangan bela negara membantu vaksinasi, tempatnya pun boleh di mana saja," kata Ridwan Kamil usai meninjau Sentra Vaksinasi Ganesha di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Jumat.
Kang Emil menargetkan kekebalan kelompok atau herd immunity terbentuk akhir 2021.
Target tersebut, menurutnya, dapat tercapai apabila semua pihak bekerja sama, seperti Ikatan Alumni ITB yang menggelar sentra vaksinasi dengan sasaran 50 ribu orang dalam seminggu.
Selain itu, dalam beberapa minggu terkahir, sejumlah institusi di Jabar sudah menggelar sentra vaksinasi maupun kegiatan vaksinasi massal.
"Mari tuntaskan bantu rakyat sampai Desember 2021 dengan begitu Januari 2022 harusnya kedaruratan sudah tidak ada, herd immunity sudah terbentuk, kita tinggal beradaptasi dengan kebiasaan baru, sekolah semua dibuka, pariwisata, ekonomi dan lainnya," kata Kang Emil.
Menurut Kang Emil, pihaknya berharap pemerintah pusat menjamin suplai vaksin COVID-19 untuk Jabar sebab untuk mengejar herd immunity, vaksinasi harus dilakukan kepada 37 juta warga Jabar.
"Jabar provinsi yang risikonya paling besar karena jumlah penduduknya paling banyak, kami masih terus meminta pemerintah pusat untuk menambah vaksin Jabar sesuai proporsinya," tuturnya.
Total hingga Desember 2021 Jabar membutuhkan setidaknya 75 juta dosis vaksin karena penyuntikan dilakukan dua kali. Bila dihitung per bulan, maka Jabar harus mempersiapkan 15 juta dosis vaksin yang harus disuplai pemerintah pusat.
"75 juta dosis vaksin yang dibutuhkan sampai Desember 2021, atau 15 juta dosis per bulan atau 400-500 ribu vaksinasi per hari," ujarnya.
Untuk mempercepat vaksinasi, Kang Emil akan menerpakan konsep 3 in 1 bagi vaksinasi anak usia 12-17 tahun.
Artinya satu orang anak bisa membawa kedua orang tuanya yang akan sekaligus divaksin. Adapun penyelenggaran vaksinasinya akan difokuskan di sekolah.
"Usia 12-17 tahun akan kita push di sekolah dengan konsep 3 in 1, satu anak bawa dua orang tuanya, termasuk untuk ibu hamil kita atur tempatnya yang lebih nyaman," tutur Kang Emil.
Kang Emil memastikan, apabila sesuai rencana, vaksinasi 400 ribu dosis per hari di Jabar akan terjadi pada tanggal 28 Agustus 2021. "Nanti tanggal 28 Agustus 2021 menurut teori kita 400 ribu per harinya akan pecah rekor di tanggal itu," katanya.
Baca juga: Pemkab Karawang lanjutkan vaksinasi keluarga percepat kekebalan kelompok
Baca juga: Kapolri prediksi kekebalan komunal terbentuk bulan Agustus-September
Baca juga: TNI bantu vaksinasi, targetkan 70 persen "herd immunity" Jabodetabek
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021