Bupati Garut Rudy Gunawan mengimbau warga setempat yang terpapar COVID-19 tidak melakukan isolasi mandiri di rumah melainkan di tempat isolasi terpadu yang sudah disiapkan pemerintah agar bisa diawasi petugas medis secara intensif.
"Bergejala ringan itu di isoter, isolasi terpadu yang ada nanti di kecamatan, nanti kita lakukan juga di rumah sakit, kami tidak mau ambil risiko," kata dia usai pelepasan tim pelacak dari TNI dan Polri di Bakorwil Garut, Jawa Barat Jumat.
Pemkab Garut telah menyiapkan petugas dari jajaran TNI dan Polri, serta petugas kesehatan untuk menelusuri dan memeriksa kondisi kesehatan warga yang terpapar COVID-19.
Warga yang terdeteksi positif COVID-19, kata dia, akan langsung diminta untuk menjalani perawatan medis di isoter sehingga bisa terpantau perkembangan kondisi kesehatannya.
"Isoman (isolasi mandiri) boleh tapi harus ada keterangan bahwa dia tanpa gejala, tapi kan kita tidak tahu hari kesatunya bagaimana, hari kedua, ketiganya bagaimana," katanya.
Menurut dia, hasil analisa di lapangan banyak pasien positif COVID-19 kondisinya selalu memburuk saat hari kedua sampai keempat, jika tidak ditangani dengan cepat khawatir membahayakan jiwanya.
"Kematian ini diakibatkan bulan Juni dan Juli yang besar di Garut, meninggalnya di hari kesatu di IGD," katanya.
Ia menyampaikan isoter yang disiapkan pemerintah sudah tersedia kasur, kamar mandi, dan mendapatkan penanganan khusus dari petugas kesehatan.
Ia juga menjamin seluruh obat-obatan maupun oksigen yang dibutuhkan pasien positif COVID-19 sudah tersedia cukup, sehingga pasien tidak perlu khawatir kekurangan.
"Oksigen dan obat-obatan ada, oksigen lengkap, Garut tidak langka oksigen," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut berlakukan ganjil genap kendaraan
Baca juga: Garut targetkan vaksinasi 293.330 anak
Baca juga: Kasus baru positif COVID-19 di Garut bertambah 75 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Bergejala ringan itu di isoter, isolasi terpadu yang ada nanti di kecamatan, nanti kita lakukan juga di rumah sakit, kami tidak mau ambil risiko," kata dia usai pelepasan tim pelacak dari TNI dan Polri di Bakorwil Garut, Jawa Barat Jumat.
Pemkab Garut telah menyiapkan petugas dari jajaran TNI dan Polri, serta petugas kesehatan untuk menelusuri dan memeriksa kondisi kesehatan warga yang terpapar COVID-19.
Warga yang terdeteksi positif COVID-19, kata dia, akan langsung diminta untuk menjalani perawatan medis di isoter sehingga bisa terpantau perkembangan kondisi kesehatannya.
"Isoman (isolasi mandiri) boleh tapi harus ada keterangan bahwa dia tanpa gejala, tapi kan kita tidak tahu hari kesatunya bagaimana, hari kedua, ketiganya bagaimana," katanya.
Menurut dia, hasil analisa di lapangan banyak pasien positif COVID-19 kondisinya selalu memburuk saat hari kedua sampai keempat, jika tidak ditangani dengan cepat khawatir membahayakan jiwanya.
"Kematian ini diakibatkan bulan Juni dan Juli yang besar di Garut, meninggalnya di hari kesatu di IGD," katanya.
Ia menyampaikan isoter yang disiapkan pemerintah sudah tersedia kasur, kamar mandi, dan mendapatkan penanganan khusus dari petugas kesehatan.
Ia juga menjamin seluruh obat-obatan maupun oksigen yang dibutuhkan pasien positif COVID-19 sudah tersedia cukup, sehingga pasien tidak perlu khawatir kekurangan.
"Oksigen dan obat-obatan ada, oksigen lengkap, Garut tidak langka oksigen," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut berlakukan ganjil genap kendaraan
Baca juga: Garut targetkan vaksinasi 293.330 anak
Baca juga: Kasus baru positif COVID-19 di Garut bertambah 75 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021