Cirebon, 17/12 (ANTARA) - Ratusan anggota Koperasi Batik Trusmi Cirebon kini membutuhkan suntikan dana baik dari perbankan atau BUMN guna memperkuat modal usaha, mengingat bahan baku pembuatan batik harganya melambung.

"Kami membutuhkan suntikan dana, paling tidak antara Rp5 juta hingga Rp10 juta per anggota koperasi," kata Sekretaris Koperasi Batik Trusmi, Masnedi Masena kepada wartawan di Cirebon, Jumat.

Menurut dia, anggota Koperasi Batik Trusmi sekarang berjumlah 693 orang, semua membutuhkan dana suntikan, tetapi yang diharapkan pinjaman dana tersebut tanpa agunan.

Begitu juga sitem pinjaman, bukan atas nama Koperasi, melainkan anggota koperasi yang bertanggung jawab masing-masing atas dana pinjamannya.

Ia mengatakan, Koperasi dalam hal ini hanya sebagai jembatan, tetapi belum bersedia menjadi penanggung jawab atas dana pinjaman anggotanya.

Aset Koperasi Batik Trusmi sekitar Rp15 miliar, tetapi SHU-nya baru sekitar Rp3,5 juta, kataya.

Dikatakannya, perlunya dana suntikan tersebut karena perajin batik kesulitan membeli bahan baku, mengingat harga bukan lagi naik, tetapi "berganti harga."
Ia katakan berganti harga, karena bahan batik parisima yang biasanya Rp350 ribu per 32 meter (satu pice) kini menjadi Rp520 per 32 meter.

Sementrata jenis parisima G yang biasa digunakan perajin batik modal kecil yang semula Rp230 ribu per 32 meter, kini menjadi Rp360 ribu per 32 meter.

Begitu juga bahan untuk mebatik yang gundo rukam yang semula Rp16 ribu per kilogram, kini menjadi Rp30 ribu per kilogram.

Dipihak lain, kerajinan batik tulis dan cap produksi Trusmi sekarang sedang dicari, artinya para kunsumen bari dari lokal maupun dari luar Cirebon seperti Jakarta sudah menggandrungi batik tulis dan cap.

"Sudah sekitar lima bulan terakhir para kunsumen mencari batik tulis dan meninggalkan batik printing. Tetapi para perajin kesulitan dalam membeli bahan baku. Karena itu kami berharap ada pihak perbankan atau BUMN ada yang peduli," tambahnya. ***2***

Yasad A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010