Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mencatat selama penerapan PPKM Darurat tujuh pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah, meninggal dunia diduga akibat minimnya fasilitas penunjang kesehatan termasuk tabung oksigen yang sulit didapat.
Kepala Dinkes Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy saat dihubungi Jumat, mengatakan pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah itu, menunggu ruangan isolasi di rumah sakit dan tempat khusus yang hingga saat ini, masih terisi penuh, sehingga diterapkan antrean.
"Mereka yang meninggal dunia karena minimnya fasilitas penunjang kesehatan selama menjalani perawatan di rumah. Sehingga kami meminta gugus tugas di masing-masing wilayah untuk lebih intensif mengawasi dan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan gejala berat," katanya.
Mereka yang menjalani isolasi mandiri di rumah, sambil menunggu ruang isolasi terpusat seperti di rumah sakit dan vila khusus kosong. Pasalnya sejak satu bulan terakhir, dari ratusan ruangan isolasi di rumah sakit dan vila khusus sudah terisi, meski jumlahnya sudah ditambah.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal, mengatakan terkait meninggalnya 7 orang pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri karena kurangnya fasilitas penunjang kesehatan, akan menjadi perhatian pihaknya.
Bahkan dalam waktu dekat, satgas berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyediakan obat dan tabung oksigen di masing-masing gugus tugas hingga ke tingkat desa tersedia dengan jumlah yang memadai sebagai upaya antisipasi menimpa warga yang menjalani isolasi mandiri.
"Kita akan segera menyediakan alat bantu kesehatan hingga obat dan vitamin untuk pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah sambil menunggu ruang isolasi terpusat seperti rumah sakit dan vila khusus kosong," katanya.
Baca juga: Keterisian ruang isolasi pasien COVID-19 di Cianjur mencapai 80 persen
Baca juga: Pemkab Cianjur tambah tempat tidur untuk isolasi pasien COVID
Baca juga: Satgas COVID-19 isolasi satu kampung di Cidaun Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Dinkes Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy saat dihubungi Jumat, mengatakan pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah itu, menunggu ruangan isolasi di rumah sakit dan tempat khusus yang hingga saat ini, masih terisi penuh, sehingga diterapkan antrean.
"Mereka yang meninggal dunia karena minimnya fasilitas penunjang kesehatan selama menjalani perawatan di rumah. Sehingga kami meminta gugus tugas di masing-masing wilayah untuk lebih intensif mengawasi dan memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan gejala berat," katanya.
Mereka yang menjalani isolasi mandiri di rumah, sambil menunggu ruang isolasi terpusat seperti di rumah sakit dan vila khusus kosong. Pasalnya sejak satu bulan terakhir, dari ratusan ruangan isolasi di rumah sakit dan vila khusus sudah terisi, meski jumlahnya sudah ditambah.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal, mengatakan terkait meninggalnya 7 orang pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri karena kurangnya fasilitas penunjang kesehatan, akan menjadi perhatian pihaknya.
Bahkan dalam waktu dekat, satgas berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menyediakan obat dan tabung oksigen di masing-masing gugus tugas hingga ke tingkat desa tersedia dengan jumlah yang memadai sebagai upaya antisipasi menimpa warga yang menjalani isolasi mandiri.
"Kita akan segera menyediakan alat bantu kesehatan hingga obat dan vitamin untuk pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah sambil menunggu ruang isolasi terpusat seperti rumah sakit dan vila khusus kosong," katanya.
Baca juga: Keterisian ruang isolasi pasien COVID-19 di Cianjur mencapai 80 persen
Baca juga: Pemkab Cianjur tambah tempat tidur untuk isolasi pasien COVID
Baca juga: Satgas COVID-19 isolasi satu kampung di Cidaun Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021