Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan pelaku usaha mendukung target Pemerintah Provinsi Jabar terkait percepatan vaksinasi COVID-19 yang salah satunya dengan memperbanyak pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19.

Vaksinasi COVID-19 di Provinsi Jabar ditargetkan sekitar 100.000 penyuntikan per hari.

"Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) akan mendukung vaksinasi. Kami ditargetkan 100.000 per hari. Kami bagi-bagi tugas, daerah industri banyak karyawannya diurus oleh industri sendiri targetnya 2.000 hingga 3.000 per hari silakan, biaya sendiri udunan," kata Kang Emil di Bandung, Selasa.

Selain itu, para pelaku usaha juga berkomitmen untuk mendukung ketersediaan oksigen karena permintaan terhadap tabung oksigen sangat mendesak untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit, puskesmas maupun tempat isolasi lainya.

Pemda Provinsi Jabar sudah mendapatkan dukungan dari beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk hingga PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Dengan berbagai dukungan ini diharapkan kebutuhan akan tabung oksigen bisa terpenuhi.

"Kemudian juga ada kebutuhan urgensi oksigen mereka juga akan bantu. Ini adalah contoh pada saat seperti ini dukungan dari dunia usaha sangat kita butuhkan," ujar Kang Emil.

Menurut Kang Emil, dukungan dari berbagai pihak termasuk dunia usaha sangat diperlukan.

"Dan direspons oleh Komite sebagai satu pintu sehingga orang yang bantu jangan banyak pintu cukup dari KPED," katanya.

Pemprov Jabar juga berkolaborasi dengan Kementerian BUMN dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit. Pemda Provinsi Jabar juga mendapat dukungan dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, dan Pertamina.

Kang Emil berharap dengan dukungan dari sejumlah BUMN, kebutuhan oksigen di rumah sakit di Jabar memadai. Hal itu penting untuk menekan risiko kematian pada pasien COVID-19.

"Kami sedang memastikan bantuan oksigen dan apresiasi kami kepada beberapa BUMN. Kami dibantu Krakatau Steel, didukung Pupuk Sriwidjaja, dan Pertamina untuk persiapan dalam skala besar, sehingga mudah-mudahan tidak ada kejadian rumah sakit kehabisan oksigen," kata Kang Emil.

Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Taufiq Budi Santoso mengatakan bahwa strategi peningkatan distribusi dan pengadaan diyakini bisa menjawab tantangan keperluan oksigen medis di Jabar.

"Saat ini sedang dilakukan tindak lanjut dari strategi untuk mengatasi persoalan suplai oksigen dan suplai tabung," kata Taufiq.

Taufiq menuturkan pihaknya akan mengoptimalkan peran seluruh pihak, mulai dari pemerintah kabupaten/kota, swasta, BUMN, BUMD hingga Baznas.

Salah satu upaya kolaboratif yakni dengan meningkatkan distribusi, dukungan transportasi dan SDM terutama untuk kebutuhan sopir dan tenaga angkut tabung.

"Untuk distribusi ini kami perkuat kolaborasi pemerintah provinsi, kabupaten/kota, produsen hingga agen, karena penguatan distribusi butuh sistem kerja bersama. Saat ini posko oksigen sedang dibentuk di kabupaten/kota," tuturnya.

Langkah lain yang lebih strategis adalah pengadaan tabung gas baru untuk medis sebanyak 300 tabung baru berisi gas oksigen 6 meter kubik dan 100 tabung baru berisi gas oksigen 1 meter kubik.

Menurut Taufiq, Pemda Provinsi Jabar akan menggunakan dana Baznas yang pengadaannya akan difasilitasi BUMD PT Jasa Sarana. "Ini akan disinkronkan dengan penyiapan buffer stok tabung gas oksigen," katanya.

Baca juga: Masyarakat antusias ikuti vaksinasi COVID-19 kata Kapolda Jabar

Baca juga: Gubernur Jabar dorong pemkab/pemkot siapkan hotel sebagai tempat isolasi

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Indramayu terkendala distribusi vaksin

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021