Program pengembangan potensi sumber daya manusia dalam suatu organisasi sebaiknya memerlukan analisis keterkaitan dengan tugas pokok dan fungsi jabatan serta kebutuhan kompetensi, kata Dosen IPB University, Lindawati Kartika.
"Selain itu, indikator kinerja organisasi atau divisi dan individu karyawan seperti apa yang dituju perlu dengan spesifik dipahami agar tidak keliru dalam menyusun Training Need Analysis (TNA)," katanya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Program pengembangan potensi sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau TNA itu dibahas IPB University melalui acara diskusi bersama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta, pekan lalu.
Pakar manajemen kompensasi yang saat ini mengajar di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University itu menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut.
Pada acara yang sama, Pelaksana Harian (Plh) Direktur RSAB Harapan Kita Jakarta Engkie Achmad Djauharie mengatakan bahwa peningkatan kapasitas diri dan organisasi merupakan hal yang sangat krusial bagi institusi atau organisasi.
“Perkembangan dunia bisnis dan dunia usaha termasuk di bidang kesehatan tumbuh dan berkembang semakin cepat. Bahkan sejak terjadinya pandemi yang datang tiba-tiba, membuat sektor kesehatan perlu menyediakan sarana, prasarana, fasilitas, dan kebutuhan Sumberdaya Manusia (SDM) yang sangat cepat untuk dapat beradaptasi terhadap solusi permasalahan global dan nasional," katanya.
Engkie mengatakan pelatihan TNA ini nantinya akan diimplementasikan oleh seluruh unit kerja di RSAB agar menjadi panduan yang berkelanjutan dalam peningkatan kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) di RSAB.
Para peserta yang hadir dalam kegiatan itu akan menjadi agen Training of Trainer dari unit kerja yang diwakilkan, kata ahli manajemen strategik IPB University ini.
Kegiatan ini diikuti oleh 22 orang peserta dari unit kerja pendidikan dan penelitian, bagian SDM, instalasi pelatihan, bidang pelayanan dan keperawatan, KSM bedah, KSM Gigi dan Mulut, KSM dokter spesialis lain, KSM anak dan unit kerja Komite Tenaga Kesehatan lain (KTKL).
“Hasil dari TNA ini diharapkan akan ditindaklanjuti dalam bentuk asistensi dengan narasumber, agar ada feedback kepada para peserta dan dampak dari pelatihan ini lebih terasa," katanya.
Perwakilan RSAB Harapan Kita, Dwi Suharyana, berharap kerja sama ini dapat ditindaklanjuti secara berkelanjutan. "Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen IPB University," ujarnya.
Baca juga: IPB sebut pendidikan vokasi tingkatkan kualitas SDM sesuai industri
Baca juga: IPB bersama UT selenggarakan diskusi virtual penguatan SDM kearsipan
Baca juga: Kukuhkan 434 insinyur, Rektor ingin lulusan IPB jadi SDM unggul
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Selain itu, indikator kinerja organisasi atau divisi dan individu karyawan seperti apa yang dituju perlu dengan spesifik dipahami agar tidak keliru dalam menyusun Training Need Analysis (TNA)," katanya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Program pengembangan potensi sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau TNA itu dibahas IPB University melalui acara diskusi bersama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta, pekan lalu.
Pakar manajemen kompensasi yang saat ini mengajar di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB University itu menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut.
Pada acara yang sama, Pelaksana Harian (Plh) Direktur RSAB Harapan Kita Jakarta Engkie Achmad Djauharie mengatakan bahwa peningkatan kapasitas diri dan organisasi merupakan hal yang sangat krusial bagi institusi atau organisasi.
“Perkembangan dunia bisnis dan dunia usaha termasuk di bidang kesehatan tumbuh dan berkembang semakin cepat. Bahkan sejak terjadinya pandemi yang datang tiba-tiba, membuat sektor kesehatan perlu menyediakan sarana, prasarana, fasilitas, dan kebutuhan Sumberdaya Manusia (SDM) yang sangat cepat untuk dapat beradaptasi terhadap solusi permasalahan global dan nasional," katanya.
Engkie mengatakan pelatihan TNA ini nantinya akan diimplementasikan oleh seluruh unit kerja di RSAB agar menjadi panduan yang berkelanjutan dalam peningkatan kapasitas Sumberdaya Manusia (SDM) di RSAB.
Para peserta yang hadir dalam kegiatan itu akan menjadi agen Training of Trainer dari unit kerja yang diwakilkan, kata ahli manajemen strategik IPB University ini.
Kegiatan ini diikuti oleh 22 orang peserta dari unit kerja pendidikan dan penelitian, bagian SDM, instalasi pelatihan, bidang pelayanan dan keperawatan, KSM bedah, KSM Gigi dan Mulut, KSM dokter spesialis lain, KSM anak dan unit kerja Komite Tenaga Kesehatan lain (KTKL).
“Hasil dari TNA ini diharapkan akan ditindaklanjuti dalam bentuk asistensi dengan narasumber, agar ada feedback kepada para peserta dan dampak dari pelatihan ini lebih terasa," katanya.
Perwakilan RSAB Harapan Kita, Dwi Suharyana, berharap kerja sama ini dapat ditindaklanjuti secara berkelanjutan. "Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen IPB University," ujarnya.
Baca juga: IPB sebut pendidikan vokasi tingkatkan kualitas SDM sesuai industri
Baca juga: IPB bersama UT selenggarakan diskusi virtual penguatan SDM kearsipan
Baca juga: Kukuhkan 434 insinyur, Rektor ingin lulusan IPB jadi SDM unggul
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021