Bandung, 29/10 (ANTARA) - Kepala Bagian Lingkungan Bandung Heritage David Bambang menyatakan, bangunan tua nomor 51 yang roboh Kamis sore (28/10), merupakan toko pertama di Braga yang dibangun antara tahun 1894-1896.

"Bangunan tersebut merupakan toko pertama yang dibangun di Braga dengan penyediaan berbagai macam kebutuhan orang di zaman itu, mulai dari senapan, peluru, hingga pernak pernik kebutuhan sehari-hari," terang David di Bandung, Jumat.

Dengan kejadian robohnya toko yang dulunya bernama Hellerman tersebut, Bandung Heritage tak hanya memandang dari punahnya bangunan jenis Pra Art Deco di Bandung, namun juga menilik nilai sejarahnya.

Dapat dibayangkan menurut David, Hellerman di zamannya sangat populer di mata warga Bandung lantaran toko tersebut menjadi penopang utama dalam hal penyediaan kebutuhan sehari-hari, dan yang perdana di bangun di kawasan elit Braga pada masanya.

"Jadi tidak sebatas menyayangkan bangunannya saja, tapi mengilas balik keberadaannya di zaman dulu, saat Hellerman menjadi toko terlaris dan kunjungi banyak orang setiap harinya," tambah David.

Di awal kemunculannya, Hellerman difungsikan sebagai toko kelontongan, dengan satu bangunan tiga lantai dan memiliki kubah yang mengarah ke Utara dan Selatan.

Pada tahun 1958, kubah selatan mengalami kebakaran dan tak pernah dibangun lagi, sementara kubah Utara baru roboh di bulan Oktober 2010 ini.

" Tahun 1960an Hellerman berubah menjadi toko tembakau, kemudian yang terakhir adalah Modern Foto, namun sejak tahun 1998 toko itu sudah ditingggalkan pemilik dan penyewanya dalam kondisi bangunan sudah disekat menjadi tiga bagian,"urainya.

Sementara untuk kemungkinan pengambilalihan pemeliharaan oleh Pemerintah Kota Bandung, David juga belum menemukan titik terang tentang status pengawasan dan kepemilikan dari Hellerman.

"Braga memang kawasan cagar budaya, tapi belum ada kepastian kepemilikan juga, karenanya, kami akan melakukan pengkajian bersama dengan pihak-pihak yang berkompeten," ucap David.***4***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010