Sumedang, 27/10 (ANTARA) - Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, yang beralamat di Jl. Pangeran Kejaksan Sumber Kabupaten Cirebon, juga melayani warga miskin asal Provinsi Jawa Tengah.
Dikatakan Direktur RS. Paru Provinsi Jabar, H. Yan Suryana, Rabu, ketika menghadiri rapat kerja Komisi E DPRD Provinsi Jawa Barat, di Puri Khatulistiwa Jatinangor, Rumah Sakit tersebut merupakan satu-satunya RS. Paru milik Provinsi Jawa Barat yang letaknya berada di Kabupaten Cirebon.
Menurut Yan, di Jawa Barat sebenarnya ada tiga RS. Paru, di Bandung dan Bogor dibawah naungan Departemen Kesehatan, sedangkan RS. Paru Cirebon merupakan milik Pemda Jabar.
Dalam memberi pelayanan terhadap pasiennya, RS. Paru Cirebon mencakup Wilayah 3 Cirebon, dan Jawa Barat Bagian Utara. Namun pada prakteknya, banyak pasien yang kebanyakan dari kalangan tidak mampu berasal dari daerah Jawa Tengah, seperti Brebes.
"Pasien yang datang berobat ke RS. Paru Prov Jabar, mencapai 90 persen adalah pasien tidak mampu. Kita tetap memberi pelayanan yang prima terhadap para pasien, tidak membedakan dia mampu atau tidanya, karena RS. Paru Cirebon sendiri telah terpenuhi dari segi pendanaan dari pihak pemerintah Provinsi," jelasnya.
Saat ini, menurut Yan, RS. Paru Provinsi Jabar telah memiliki peralatan canggih, dengan dukungan delapan tenaga medis (dokter spesialis) dan dua konsuler tenaga ahli.
"Rumahsakit itu sudah berdiri sejak tahun 1939, bangunan beberakali mengalami renovasi. Saat ini banguan Rumah Sakit dapat dikatakan sangat layak, dengan 80 kamar rawat inap," kata Yan.
Dikatakannya, ada hal yang sangat dijunjung tinggi dalam memberikan pelayanan terhadap pasiennya di RS. Paru Cirebon, selain tidak menolak pasien tidak mampu, atau mengklasifikasi pasien, bagi para pasien yang belum melengkapi administrasi bisa menyusul, yang diutamakan dan didahulukan adalah perawatan terhadap pasien.
"Kadang pihak rumahsakit ikut mengurus persyararatan administrasi bagi pasien yang tidak mampu, tidak jarang kami pun mengantarkan mereka pulang ke rumahnya jika sudah dianggap sembuh. Kami mengutakan pelayanan, pasien diberikan makan enak, tidur enak, karena dengan begitu merupakan salah satu pendukung dalam penyembuhan penyekit," kata Yan Siryana. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Dikatakan Direktur RS. Paru Provinsi Jabar, H. Yan Suryana, Rabu, ketika menghadiri rapat kerja Komisi E DPRD Provinsi Jawa Barat, di Puri Khatulistiwa Jatinangor, Rumah Sakit tersebut merupakan satu-satunya RS. Paru milik Provinsi Jawa Barat yang letaknya berada di Kabupaten Cirebon.
Menurut Yan, di Jawa Barat sebenarnya ada tiga RS. Paru, di Bandung dan Bogor dibawah naungan Departemen Kesehatan, sedangkan RS. Paru Cirebon merupakan milik Pemda Jabar.
Dalam memberi pelayanan terhadap pasiennya, RS. Paru Cirebon mencakup Wilayah 3 Cirebon, dan Jawa Barat Bagian Utara. Namun pada prakteknya, banyak pasien yang kebanyakan dari kalangan tidak mampu berasal dari daerah Jawa Tengah, seperti Brebes.
"Pasien yang datang berobat ke RS. Paru Prov Jabar, mencapai 90 persen adalah pasien tidak mampu. Kita tetap memberi pelayanan yang prima terhadap para pasien, tidak membedakan dia mampu atau tidanya, karena RS. Paru Cirebon sendiri telah terpenuhi dari segi pendanaan dari pihak pemerintah Provinsi," jelasnya.
Saat ini, menurut Yan, RS. Paru Provinsi Jabar telah memiliki peralatan canggih, dengan dukungan delapan tenaga medis (dokter spesialis) dan dua konsuler tenaga ahli.
"Rumahsakit itu sudah berdiri sejak tahun 1939, bangunan beberakali mengalami renovasi. Saat ini banguan Rumah Sakit dapat dikatakan sangat layak, dengan 80 kamar rawat inap," kata Yan.
Dikatakannya, ada hal yang sangat dijunjung tinggi dalam memberikan pelayanan terhadap pasiennya di RS. Paru Cirebon, selain tidak menolak pasien tidak mampu, atau mengklasifikasi pasien, bagi para pasien yang belum melengkapi administrasi bisa menyusul, yang diutamakan dan didahulukan adalah perawatan terhadap pasien.
"Kadang pihak rumahsakit ikut mengurus persyararatan administrasi bagi pasien yang tidak mampu, tidak jarang kami pun mengantarkan mereka pulang ke rumahnya jika sudah dianggap sembuh. Kami mengutakan pelayanan, pasien diberikan makan enak, tidur enak, karena dengan begitu merupakan salah satu pendukung dalam penyembuhan penyekit," kata Yan Siryana. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010