PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Cikarang, Kabupaten Bekasi mencatat kenaikan pendapatan perusahaan hingga Rp2,4 triliun selama periode 2019-2020 dari Rp4,4 triliun tahun 2019 menjadi Rp6,8 triliun di tahun berikutnya.
"Peningkatan pendapatan yang dibukukan perusahaan di Cikarang dikarenakan peningkatan penjualan atau komsumsi listrik di masyarakat," kata Manajer PLN UP3 Cikarang Ahmad Syauki di Cikarang, Selasa.
Peningkatan perolehan pendapatan sepanjang tahun 2020 dihasilkan dari penjualan listrik sebanyak 6,3 miliar Kilowatt-hour (KWh) atau naik 2,4 miliar dari penjualan 2019 sebanyak 3,9 KWh.
Dari sisi jumlah pelanggan, juga terjadi kenaikan dari 916.833 pada tahun 2019 menjadi 960.212 di 2020. Hal ini turut menyumbang angka kenaikan penjualan listrik selama periode itu.
"Penambahan pelanggan terjadi baik itu sektor sosial, rumah tangga, bisnis, industri, maupun pemerintah," katanya.
Sementara Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan laba bersih tahun 2020 naik 38,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. PLN berhasil membukukan laba sebesar Rp5,9 triliun atau naik Rp1,6 triliun dibandingkan perolehan laba tahun 2019 yakni Rp4,3 triliun.
Perolehan tersebut berdasarkan laporan keuangan tahun 2020 dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan (PwC Indonesia) dengan Opini Tanpa Modifikasian yang telah dirilis pada 24 Mei 2021.
Laba bersih PLN 2020 tersebut dapat bertambah sebesar Rp13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.
Zulkifli menyebut program transformasi terbukti mampu memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi hingga membukukan peningkatan laba bersih dari total pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun.
Meliputi pendapatan penjualan tenaga listrik Rp274,9 triliun termasuk subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp13,8 triliun yang membantu 33 juta pelanggan. Kemudian pendapatan subsidi sebesar Rp48 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan Listrik," kata Zulkifli.
Baca juga: PLN Cikarang catat kenaikan penjualan sebesar 6,61 persen
Baca juga: PT PLN Cikarang perpanjang program stimulus listrik
Baca juga: PLN Cikarang perpanjang diskon Super Merdeka hingga penghujung tahun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Peningkatan pendapatan yang dibukukan perusahaan di Cikarang dikarenakan peningkatan penjualan atau komsumsi listrik di masyarakat," kata Manajer PLN UP3 Cikarang Ahmad Syauki di Cikarang, Selasa.
Peningkatan perolehan pendapatan sepanjang tahun 2020 dihasilkan dari penjualan listrik sebanyak 6,3 miliar Kilowatt-hour (KWh) atau naik 2,4 miliar dari penjualan 2019 sebanyak 3,9 KWh.
Dari sisi jumlah pelanggan, juga terjadi kenaikan dari 916.833 pada tahun 2019 menjadi 960.212 di 2020. Hal ini turut menyumbang angka kenaikan penjualan listrik selama periode itu.
"Penambahan pelanggan terjadi baik itu sektor sosial, rumah tangga, bisnis, industri, maupun pemerintah," katanya.
Sementara Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan laba bersih tahun 2020 naik 38,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. PLN berhasil membukukan laba sebesar Rp5,9 triliun atau naik Rp1,6 triliun dibandingkan perolehan laba tahun 2019 yakni Rp4,3 triliun.
Perolehan tersebut berdasarkan laporan keuangan tahun 2020 dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan (PwC Indonesia) dengan Opini Tanpa Modifikasian yang telah dirilis pada 24 Mei 2021.
Laba bersih PLN 2020 tersebut dapat bertambah sebesar Rp13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.
Zulkifli menyebut program transformasi terbukti mampu memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi hingga membukukan peningkatan laba bersih dari total pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun.
Meliputi pendapatan penjualan tenaga listrik Rp274,9 triliun termasuk subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp13,8 triliun yang membantu 33 juta pelanggan. Kemudian pendapatan subsidi sebesar Rp48 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan Listrik," kata Zulkifli.
Baca juga: PLN Cikarang catat kenaikan penjualan sebesar 6,61 persen
Baca juga: PT PLN Cikarang perpanjang program stimulus listrik
Baca juga: PLN Cikarang perpanjang diskon Super Merdeka hingga penghujung tahun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021