Bandung, 1/10 (ANTARA) - Pendidikan umum dan rohani, merupakan upaya menangkal terjadinya kenakalan remaja, termasuk merebaknnya remaja yang terlibat geng motor, kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Jumat, saat meresmikan pembangunan masjid Annisa Ush-Shoolihaat, SMK Negeri 9 Bandung.

Menurut Heryawan, dari data yang diperoleh ternyata mayoritas remaja yang terlibat geng motor, adalah mereka hanya lulus dari bangku Sekolah Dasar dan SMP (Sekolah Menengah Pertama).

"Yang menjadikan mereka terlibat dalam kenakalan dan kebrutalan seperti geng motor, karena rendahnya tingkat pendidikan serta lemahnya iman dan takwa mereka akibat tidak tersentuh pendidikan rohaninya," jelas dia.

Heryawan menyambut baik, upaya yang dilakukan pihak SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Negeri 9 Bandung, yang mengedepankan pendidikan keagamaan. Dengan dibangunnya masjid di dalam sekolah, merupakan cara dalam membangun nurani keagamaan.

"Kita mengharapkan sekolah-sekolah lain pun melakukan hal yang sama dengan SMK Negeri 9 ini. Kita akan bantu sampai Rp40 juta dari dana stimulus provinsi, dan sisanya bagaimana sekolah mempotensikan pihak lain, termasuk alumni. Saya yakin para alumni yang sudah jadi manusia, tidak akan keberatan jika dimintai bantuan oleh sekolah," kata Heryawan.

Dikatakan dia, selama ini banyak yang salah mengartikan, sekolah gratis, yang akhirnya orang tua yang sebenarnya mampu bayar pun merasa tidak ada upaya untuk membantu sekolah anaknya.

"Sekolah gratis bukan berarti, orang tua yang mampu tidak membantu sekolah, apalagi jika menyangkut pembinaan bagi murid-murid sekolah," tegas Heryawan. ***3***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010