Bandung, 14/8 (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mendorong perancang dan produsen pakaian di Jawa Barat untuk menggunakan motif batik pada karya dan produk masing-masing.

"Para desainer dan produsen pakaian punya peranan penting menjadikan batik sebagai pakaian sehari-hari di masyarakat," kata kata Gubernur Heryawan pada pembukaan Festival Batik dan Bordir Jawa Barat tahun 2010 di Graha Manggala Siliwangi Kota Bandung, Sabtu.

Menurut dia, menggunakan batik merupakan salah satu kegiatan mencintai produk dalam negeri.

Dia mengatakan, Jabar khususnya dikenal sebagai kota kreatif termasuk para desainernya selalu menghasilkan karya-karya terbaik yang diakui secara nasional.

Ia juga melihat tren batik menjadi kain bahan pakaian sehari-hari sudah mengalami peningkatan, namun demikian perlu ditingkatkan lagi dengan melibatkan semua pihak dan kelompok umur.

"Di tangan desainer batik menjadi pakaian yang pas untuk kondisi apapun, termasuk bagi kawula muda. Batik juga bisa dipadukan menjadi pakaian kasual," kata Heryawan.

Dalam kesempatan itu, Ahmad Heryawan mewajibkan warga provinsi itu untuk mengenakan pakaian batik sebagai bentuk kecintaan terhadap warisan budaya itu.

"Sudah sewajarnya batik yang menjadi warisan budaya ini dicintai dan dimanfaatkan oleh masyarakat, warga wajib berbatik, minimal pada hari-hari tertentu," katanya.

Ia menyebutkan, Jawa Barat termasuk daerah yang kaya akan motif batik. Berdasarkan penelusuran saat ini terdapat 200 motif batik di Jawa Barat, namun tidak seluruhnya bisa diekploitasi.

Setiap motif memiliki ciri khas, seperti motif batik cirebonan yang terkenal dengan motif mega mendungnya yang menyerupai awan berjejer.

Selain itu juga ada motif garutan yang menonjolkan motif simetris dan garis-garis serta motif-motif lainnya.

Selain itu, bordir juga menjadi salah satu potensi di Jawa Barat. Meski bordir berasal dari China, namun Jabar memiliki sentra bordir yang andal, yakni di Tasikmalaya. Bahkan produknya diminati mancanegara.

Menurut Gubernur, produsen batik dan bordir mampu menyerap tenaga kerja. Para pengusaha yang masuk kategori UMKM memiliki karyawan dalam menjalankan produksinya.

"Dengan gerakan cinta batik dan bordir, maka otomatis menghidupkan sektor riil yang selama ini menjadi salah satu sektor penyerap tenaga kerja," kata Gubernur Heryawan. (U.PS0-225)
***2***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010