Selama berabad-abad puasa telah dijalankan manusia sebagai ibadah dalam berbagai agama. Puasa telah menjadi terapi penyembuhan paling tua dalam sejarah pengobatan manusia. Di nusantara, puasa juga dijadikan sebagai upaya untuk mengasah kesaktian dan ketajaman batin. Bahkan ilmuwan dan cendekiawan masa lalu seeperti Socrates, Hippocrates, Galen , Plato maupun
Phytagoras juga melakukan puasa untuk kesehatan dan mempertajam daya pikir mereka.
Di masa kini, dunia penyembuhan Barat telah menggunakan terapi puasa sebagai alternatif penyembuhan. Puasa diyakini sebagai mata rantai yang hilang dari pola makan orang Barat selama ini.
Puasa sering disalahkaprahkan sebagai upaya manusia menahan lapar pada waktu tertentu. Puasa ditinjau dari aspek kesehatan adalah sebuah upaya detoksifikasi(proses pengeluaran zat-zat yang memiliki sifat toksin atau racun dari dalam tubuh). Dengan demikian puasa mendorong manusia untuk menjadi lebih sehat. Bukan hanya fisik saja tapi juga batin.
Kesehatan Jiwa
Dari kajian ilmiah yang selama ini dilakukan, didapat sebuah fakta menarik untuk dikaji. Puasa ternyata dapat memberikan kesehatan jiwa. Hal ini ditulis Alan Cott dalam bukunya "Fasting as a Way of Life" dan "Fasting the Ultimate Diet".
Buku itu menyebutkan, gangguan jiwa yang parah dapat direduksi dengan berpuasa. Gangguan mental lain seperti susah tidur, rendah diri, dan cemas berlebihan dapat dikurangi dengan terapi puasa. Hal ini dibuktikannya melalui sebuah penelitian di Rumah Sakit Grace Square, New York.
Penelitian lain dilakukan Dr Nicolayev, guru besar di The Moscow Psychiatric Institute. Nicolayev membandingkan dua kelompok penderita gangguan kejiwaan dengan satu kelompok yang mendapat terapi medis, sedangkan kelompok yang lain mendapat terapi puasa yang dilakukan masing-masing selama 30 hari. Dari eksperimen itu disimpulkan bahwa pasien yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi medis dapat disembuhkan dengan terapi puasa. Selain itu, orang-orang tersebut juga tidak mengalami kekambuhan selama enam tahun kemudian.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh.
Sementara itu menurut Rochmad Romdoni dari Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, orang yang memiliki tekanan darah tinggi ringan sampai sedang yang disertai kelebihan berat badan dianjurkan berpuasa karena puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Namun, mereka yang mengidap hipertensi berat atau sakit jantung dapat berkonsultasi dengan dokter ahlinya.
Manfaat puasa yang juga dapat dibuktikan secara alamiah adalah peremajaan kembali dan perpanjangan harapan hidup. Metabolisme yang lebih rendah, produksi protein yang lebih efisien, meningkatnya sistem kekebalan, dan bertambahnya produksi hormon berkontribusi terhadap manfaat puasa. Hormon antipenuaan juga dihasilkan dengan lebih efisien selama berpuasa.
Menurut Rochmad, bagi orang sehat, puasa dapat mengurangi risiko terkena diabetes mellitus tipe 2 yang disebabkan kurang sensitifnya hormon insulin dalam mengontrol kadar gula darah. Sebab, pengurangan konsumsi kalori secara fisiologis akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Selanjutnya, sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar
gula darah akan meningkat.
Berapa lama berpuasa?
Alam telah mengatur sistem tubuh manusia dengan kemampuan berpuasa. Bahkan secara medis klinik-klinik puasa terkemuka di Eropa sudah membuktikan bahwa manusia bisa bertahan sampai 40 hari hanya dengan air putih saja dan sampai 100 hari hanya dengan jus buah-buahan dan sayuran tanpa bahaya.
Berdasarkan pengalaman klinik-klinik tersebut puasa selama 7 sampai 10 hari ternyata aman bagi siapa saja. Puasa sepanjang waktu itu ternyata aman untuk pembersihan bagian dalam, regenerasi sel, dan peremajaan tubuh, asalkan dilakukan secara teratur dan berkala. Tanpa hal ini, puasa 40 hari pun tidak ada manfaatnya bagi diri kita.
Proses puasa itu sendiri sebenarnya baru dimulai setelah hari ke-2 atau ke-3 puasa. Pada saat itu tubuh mulai mencerna sel-sel atau jaringan yang berlebihan, rusak, berpenyakit, usang, atau sudah mati.
Meskipun sudah menjalankan puasa secara agama, tidak ada salahnya menambahnya dengan puasa atau detoksifikasi secara berkala.
Semakin sering berpuasa semakin baik untuk kesehatan, terutama saat tubuh dalam kondisi asidosis(kondisi dimana keasaman tubuh sudah terlalu tinggi) sehingga rentan terhadap penyakit.
Tidak Dianjurkan
Dari sisi kesehatan, puasa tidak dianjurkan bagi penderita kanker stadium lanjut, lemah mental, kurang gizi, hamil dan menyusui, berat badan kurang, tukak lambung, balita, manula, diabetes kronis, pra dan pascaoperasi besar, lemah jantung, gagal ginjal, sakit jantung, mapun tuberculosis.
*) sumber: www.kabarsehat.com
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Phytagoras juga melakukan puasa untuk kesehatan dan mempertajam daya pikir mereka.
Di masa kini, dunia penyembuhan Barat telah menggunakan terapi puasa sebagai alternatif penyembuhan. Puasa diyakini sebagai mata rantai yang hilang dari pola makan orang Barat selama ini.
Puasa sering disalahkaprahkan sebagai upaya manusia menahan lapar pada waktu tertentu. Puasa ditinjau dari aspek kesehatan adalah sebuah upaya detoksifikasi(proses pengeluaran zat-zat yang memiliki sifat toksin atau racun dari dalam tubuh). Dengan demikian puasa mendorong manusia untuk menjadi lebih sehat. Bukan hanya fisik saja tapi juga batin.
Kesehatan Jiwa
Dari kajian ilmiah yang selama ini dilakukan, didapat sebuah fakta menarik untuk dikaji. Puasa ternyata dapat memberikan kesehatan jiwa. Hal ini ditulis Alan Cott dalam bukunya "Fasting as a Way of Life" dan "Fasting the Ultimate Diet".
Buku itu menyebutkan, gangguan jiwa yang parah dapat direduksi dengan berpuasa. Gangguan mental lain seperti susah tidur, rendah diri, dan cemas berlebihan dapat dikurangi dengan terapi puasa. Hal ini dibuktikannya melalui sebuah penelitian di Rumah Sakit Grace Square, New York.
Penelitian lain dilakukan Dr Nicolayev, guru besar di The Moscow Psychiatric Institute. Nicolayev membandingkan dua kelompok penderita gangguan kejiwaan dengan satu kelompok yang mendapat terapi medis, sedangkan kelompok yang lain mendapat terapi puasa yang dilakukan masing-masing selama 30 hari. Dari eksperimen itu disimpulkan bahwa pasien yang tidak dapat disembuhkan dengan terapi medis dapat disembuhkan dengan terapi puasa. Selain itu, orang-orang tersebut juga tidak mengalami kekambuhan selama enam tahun kemudian.
Meningkatkan Daya Tahan Tubuh.
Sementara itu menurut Rochmad Romdoni dari Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, orang yang memiliki tekanan darah tinggi ringan sampai sedang yang disertai kelebihan berat badan dianjurkan berpuasa karena puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Namun, mereka yang mengidap hipertensi berat atau sakit jantung dapat berkonsultasi dengan dokter ahlinya.
Manfaat puasa yang juga dapat dibuktikan secara alamiah adalah peremajaan kembali dan perpanjangan harapan hidup. Metabolisme yang lebih rendah, produksi protein yang lebih efisien, meningkatnya sistem kekebalan, dan bertambahnya produksi hormon berkontribusi terhadap manfaat puasa. Hormon antipenuaan juga dihasilkan dengan lebih efisien selama berpuasa.
Menurut Rochmad, bagi orang sehat, puasa dapat mengurangi risiko terkena diabetes mellitus tipe 2 yang disebabkan kurang sensitifnya hormon insulin dalam mengontrol kadar gula darah. Sebab, pengurangan konsumsi kalori secara fisiologis akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Selanjutnya, sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar
gula darah akan meningkat.
Berapa lama berpuasa?
Alam telah mengatur sistem tubuh manusia dengan kemampuan berpuasa. Bahkan secara medis klinik-klinik puasa terkemuka di Eropa sudah membuktikan bahwa manusia bisa bertahan sampai 40 hari hanya dengan air putih saja dan sampai 100 hari hanya dengan jus buah-buahan dan sayuran tanpa bahaya.
Berdasarkan pengalaman klinik-klinik tersebut puasa selama 7 sampai 10 hari ternyata aman bagi siapa saja. Puasa sepanjang waktu itu ternyata aman untuk pembersihan bagian dalam, regenerasi sel, dan peremajaan tubuh, asalkan dilakukan secara teratur dan berkala. Tanpa hal ini, puasa 40 hari pun tidak ada manfaatnya bagi diri kita.
Proses puasa itu sendiri sebenarnya baru dimulai setelah hari ke-2 atau ke-3 puasa. Pada saat itu tubuh mulai mencerna sel-sel atau jaringan yang berlebihan, rusak, berpenyakit, usang, atau sudah mati.
Meskipun sudah menjalankan puasa secara agama, tidak ada salahnya menambahnya dengan puasa atau detoksifikasi secara berkala.
Semakin sering berpuasa semakin baik untuk kesehatan, terutama saat tubuh dalam kondisi asidosis(kondisi dimana keasaman tubuh sudah terlalu tinggi) sehingga rentan terhadap penyakit.
Tidak Dianjurkan
Dari sisi kesehatan, puasa tidak dianjurkan bagi penderita kanker stadium lanjut, lemah mental, kurang gizi, hamil dan menyusui, berat badan kurang, tukak lambung, balita, manula, diabetes kronis, pra dan pascaoperasi besar, lemah jantung, gagal ginjal, sakit jantung, mapun tuberculosis.
*) sumber: www.kabarsehat.com
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010