Otoritas Hong Kong, Jumat, mengatakan pihaknya akan menunda impor vaksin COVID-19 AstraZeneca tahun ini di tengah peningkatan kekhawatiran soal kemungkinan ada hubungan antara suntikan dan kasus pembekuan darah yang sangat jarang terjadi.
Kota yang dikendalikan China itu telah memesan 7,5 juta dosis vaksin buatan bersama perusahaan Inggris-Swedia tersebut, yang sebelumnya dijadwalkan tiba pada paruh kedua tahun 2021.
Menteri Kesehatan Hong Kong Sophia Chan mengatakan kota pusat keuangan global itu sudah punya pasokan vaksin yang cukup --total 15 juta dosis vaksin BioNTech dari Jerman dan Sinovac dari China. Hanya kedua vaksin itu yang saat ini tersedia di Hong Kong.
“Walaupun kami telah menandatangani perjanjian prapembelian dengan AstraZeneca, kami meyakini bahwa vaksin AstraZeneca tidak perlu dipasok ke Hong Kong tahun ini, supaya tidak menyebabkan pemborosan saat ada kekurangan pasokan vaksin secara global,” kata Chan.
Ia menambahkan bahwa pemerintah kota saat ini sedang mempertimbangkan untuk membeli jenis vaksin baru yang mungkin menawarkan perlindungan lebih baik.
Hong Kong sejauh ini telah menyuntikkan lebih dari 700.000 dosis vaksin anti COVID-19 pada 7,5 juta penduduk kota.
Angka itu dianggap pemimpin Hong Kong Carrie Lam tidak memuaskan.
Laju vaksinasi di kota itu berlangsung lamban di tengah penurunan kepercayaan pada vaksin Sinovac serta kekhawatiran soal kemungkinan reaksi yang merugikan.
Penggunaan vaksin BioNTech juga sedang ditangguhkan karena ada kecacatan dalam kemasan.
Berbeda dengan Hong Kong, Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat mengatakan negaranya telah menggandakan pesanan vaksin COVID-19 Pfizer Inc.
Hingga Kamis (8/4) malam, program imunisasi di Australia sebagian besar menggunakan vaksin AstraZeneca.
Sementara itu, Filipina dan Korea Selatan telah menghentikan sementara penyuntikan vaksin AstraZeneca bagi kalangan orang di bawah usia 60 tahun.
Italia pada Rabu bergabung dengan Prancis, Belanda, Jerman, dan negara-negara lainnya yang merekomendasikan usia minimum penerima suntikan dosis AstraZeneca.
Inggris menyebutkan orang-orang yang berusia di bawah 30 tahun harus mendapatkan alternatif vaksin.
Regulator Eropa dan Inggris pada Rabu mengatakan bahwa mereka telah menemukan kemungkinan ada hubungan antara vaksin AstraZeneca dan kasus pembekuan darah yang sangat langka. Namun, mereka menegaskan kembali pentingnya vaksin dalam melindungi orang dari COVID-19.
Hong Kong telah mencatat lebih dari 11.500 kasus virus corona, dengan 205 kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Filipina hentikan gunakan vaksin AstraZeneca di bawah usia 60
Baca juga: WHO sebut kaitan pembekuan darah dan AstraZeneca "logis tapi tak pasti"
Baca juga: AstraZeneca bakal sebut potensi risiko pembekuan darah pada label
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kota yang dikendalikan China itu telah memesan 7,5 juta dosis vaksin buatan bersama perusahaan Inggris-Swedia tersebut, yang sebelumnya dijadwalkan tiba pada paruh kedua tahun 2021.
Menteri Kesehatan Hong Kong Sophia Chan mengatakan kota pusat keuangan global itu sudah punya pasokan vaksin yang cukup --total 15 juta dosis vaksin BioNTech dari Jerman dan Sinovac dari China. Hanya kedua vaksin itu yang saat ini tersedia di Hong Kong.
“Walaupun kami telah menandatangani perjanjian prapembelian dengan AstraZeneca, kami meyakini bahwa vaksin AstraZeneca tidak perlu dipasok ke Hong Kong tahun ini, supaya tidak menyebabkan pemborosan saat ada kekurangan pasokan vaksin secara global,” kata Chan.
Ia menambahkan bahwa pemerintah kota saat ini sedang mempertimbangkan untuk membeli jenis vaksin baru yang mungkin menawarkan perlindungan lebih baik.
Hong Kong sejauh ini telah menyuntikkan lebih dari 700.000 dosis vaksin anti COVID-19 pada 7,5 juta penduduk kota.
Angka itu dianggap pemimpin Hong Kong Carrie Lam tidak memuaskan.
Laju vaksinasi di kota itu berlangsung lamban di tengah penurunan kepercayaan pada vaksin Sinovac serta kekhawatiran soal kemungkinan reaksi yang merugikan.
Penggunaan vaksin BioNTech juga sedang ditangguhkan karena ada kecacatan dalam kemasan.
Berbeda dengan Hong Kong, Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat mengatakan negaranya telah menggandakan pesanan vaksin COVID-19 Pfizer Inc.
Hingga Kamis (8/4) malam, program imunisasi di Australia sebagian besar menggunakan vaksin AstraZeneca.
Sementara itu, Filipina dan Korea Selatan telah menghentikan sementara penyuntikan vaksin AstraZeneca bagi kalangan orang di bawah usia 60 tahun.
Italia pada Rabu bergabung dengan Prancis, Belanda, Jerman, dan negara-negara lainnya yang merekomendasikan usia minimum penerima suntikan dosis AstraZeneca.
Inggris menyebutkan orang-orang yang berusia di bawah 30 tahun harus mendapatkan alternatif vaksin.
Regulator Eropa dan Inggris pada Rabu mengatakan bahwa mereka telah menemukan kemungkinan ada hubungan antara vaksin AstraZeneca dan kasus pembekuan darah yang sangat langka. Namun, mereka menegaskan kembali pentingnya vaksin dalam melindungi orang dari COVID-19.
Hong Kong telah mencatat lebih dari 11.500 kasus virus corona, dengan 205 kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Filipina hentikan gunakan vaksin AstraZeneca di bawah usia 60
Baca juga: WHO sebut kaitan pembekuan darah dan AstraZeneca "logis tapi tak pasti"
Baca juga: AstraZeneca bakal sebut potensi risiko pembekuan darah pada label
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021