Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut menyampaikan Garut butuh pabrik pakan agar mendapatkan harga murah dan terjamin pasokannya hingga akhirnya bisa menekan harga telur ayam dan bisa bersaing dengan daerah pemasok lain di pasaran.
"Untuk bisa mengendalikan harga telur di Garut itu kuncinya dari ketersediaan pakan dan harga yang murah, kalau ada pabriknya di Garut ini bisa menurunkan harga di pasaran," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Selasa.
Ia menuturkan kebutuhan telur di Garut sebagian besar dipasok dari luar daerah salah satunya dari Blitar, Jawa Timur, selain mendapatkan pasokan juga dari peternak lokal Garut.
Harga telur ayam dari Garut, kata dia, ternyata lebih tinggi di kisaran Rp20 ribu per kilogram dibandingkan dengan daerah lain seperti Blitar hanya Rp17 ribu per kilogram dari kandang.
"Di pasaran harga telur dari Garut dari kandang Rp20 ribu, kalau dipenjual bisa Rp22.500 harga normal, bisa sampai Rp25 ribu per kilonya, kalau di Blitar itu dari kandang bisa Rp17 ribu, harga jual bisa Rp20 ribuan," katanya.
Ia mengungkapkan hasil kajian di lapangan dan keterangan dari peternak ayam petelur selama ini penyebab harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain karena masalah ketersediaan pakan dan harga pakan yang cenderung tinggi.
Jika ada pabrik pakan ternak di Garut, kata Gania, setidaknya bisa menjamin ketersediaan pakan dan juga harga akan lebih murah dibandingkan harga dari luar daerah yang akhirnya harga jual telur ayam bisa sama dengan pemasok dari Blitar.
"Jika ada pabrik pakan maka biaya pokok produksi jadi murah, bisa jadi dari kandang itu harga jual telur bisa sama dengan Blitar Rp17 ribu," katanya.
Menurut dia harapan untuk membuat pabrik pakan ternak membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk itu perlu solusi lain dalam mengatasi kebutuhan pakan agar harga telur di pasaran dijual dengan harga normal.
Ia berharap dinas terkait bisa mememberikan subsidi pembelian pakan ternak, atau memberikan pelatihan untuk membuat pakan ternak mandiri dengan bahan baku yang tersedia di Garut.
"Program membuat pakan secara mandiri bisa membantu harga terkendali, apalagi di Garut cukup tersedia bahan bakunya seperti jagung dan 'huut' (dedak)," kata Gania.
Baca juga: Garut pasok jagung untuk kebutuhan industri pakan di Jabar
Baca juga: Pemkab Garut manfaatkan eceng gondok di Sungai Cimanuk untuk pakan ternak dan kerajinan
Baca juga: Pemkab Garut Tutup Pabrik Pakan Ternak Asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Untuk bisa mengendalikan harga telur di Garut itu kuncinya dari ketersediaan pakan dan harga yang murah, kalau ada pabriknya di Garut ini bisa menurunkan harga di pasaran," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Selasa.
Ia menuturkan kebutuhan telur di Garut sebagian besar dipasok dari luar daerah salah satunya dari Blitar, Jawa Timur, selain mendapatkan pasokan juga dari peternak lokal Garut.
Harga telur ayam dari Garut, kata dia, ternyata lebih tinggi di kisaran Rp20 ribu per kilogram dibandingkan dengan daerah lain seperti Blitar hanya Rp17 ribu per kilogram dari kandang.
"Di pasaran harga telur dari Garut dari kandang Rp20 ribu, kalau dipenjual bisa Rp22.500 harga normal, bisa sampai Rp25 ribu per kilonya, kalau di Blitar itu dari kandang bisa Rp17 ribu, harga jual bisa Rp20 ribuan," katanya.
Ia mengungkapkan hasil kajian di lapangan dan keterangan dari peternak ayam petelur selama ini penyebab harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain karena masalah ketersediaan pakan dan harga pakan yang cenderung tinggi.
Jika ada pabrik pakan ternak di Garut, kata Gania, setidaknya bisa menjamin ketersediaan pakan dan juga harga akan lebih murah dibandingkan harga dari luar daerah yang akhirnya harga jual telur ayam bisa sama dengan pemasok dari Blitar.
"Jika ada pabrik pakan maka biaya pokok produksi jadi murah, bisa jadi dari kandang itu harga jual telur bisa sama dengan Blitar Rp17 ribu," katanya.
Menurut dia harapan untuk membuat pabrik pakan ternak membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk itu perlu solusi lain dalam mengatasi kebutuhan pakan agar harga telur di pasaran dijual dengan harga normal.
Ia berharap dinas terkait bisa mememberikan subsidi pembelian pakan ternak, atau memberikan pelatihan untuk membuat pakan ternak mandiri dengan bahan baku yang tersedia di Garut.
"Program membuat pakan secara mandiri bisa membantu harga terkendali, apalagi di Garut cukup tersedia bahan bakunya seperti jagung dan 'huut' (dedak)," kata Gania.
Baca juga: Garut pasok jagung untuk kebutuhan industri pakan di Jabar
Baca juga: Pemkab Garut manfaatkan eceng gondok di Sungai Cimanuk untuk pakan ternak dan kerajinan
Baca juga: Pemkab Garut Tutup Pabrik Pakan Ternak Asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021