Bandung, 26/07 (ANTARA) - Sepasang suami-istri penjual bendera tampaknya tertua di kota Bandung, namun tetap bersemangat kendati hanya mendapatkan keutungan berupa persentase dari penjualan.

Sepasang suami-isteri itu, Aki Imin (85) dan Ocih (84), Senin, mangkal di pinggir Jl. Suci Bandung dan sengaja berkemah di tempat itu guna menjaga jajakan bendera merah putihnya.

Harga bendera yang biasa dijajakannya adalah bendera, yang diambil dari pemilik modal seharga Rp40 ribu/ empat meternya.

Diakui Aki Imin, bahwa pekerjaannya menjual bendera adalah pekerjaan musiman sama seperti penjual lainnya yang menjajakan bendera dalam rangka hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus mendatang.

Keuntungan yang di perolehnya dalam satu bulan pada tahun 2009 lalu mencapai Rp2 juta, namun ia dan istrinya hanya mendapatkan 10 persen dari nilai penjualan atau sebesar Rp200 ribu.

Meskipun hasil yang didapat sangat jauh dari mencukupi untuk kehidupannya, Aki imin dan Ibu Ocih, berbangga karena dapat turut menyaksikan hasil dari perjuangan para pahlawan bangsa.

Alasan itu jugalah yang menjadikan mereka tetap bertahan untuk tetap menjajakan bendera merah putih.

Sekilas Aki Imin bercerita mengenai perang gerilya yang ia lakukan bersama gerakan pemuda Bandung puluhan tahun yang silam.

Sambil, berkaca-kaca ia mengenang pejuangan Moehamad Toha pada tragedi yang dikenalnya sebagai peristiwa "Bandung Lautan Api."
Jadi sangatlah disayangkan bila generasi muda saat ini tidak mengisi kemerdekaan negara Indonesia dengan baik, katanya.

Ia pun menyampaikan harapan antara lain "Orang tua seperti kami ini hanya mampu berharap bisa bertemu dengan 17 Agustus tahun 2011 tapi orang-orang muda dapat mengubah Indonesia jauh lebih baik." katanya, ***4***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010