Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menjadi tuan rumah kegiatan Global Network (GN) Week yang dilaksanakan secara daring pada 15-19 Maret 2021.

"UI merupakan satu-satunya anggota Global Network for Advance Management (GNAM) dari Indonesia. Saya sangat senang mengetahui bahwa GN Week tahun ini diikuti oleh sekitar 14 peserta dari lebih dari 9 sekolah bisnis di berbagai lokasi di tingkat internasional," kata Pj. Dekan FEB UI Dr. Beta Yulianita Gitaharie Laksono di Depok, Selasa.

Hal ini kata dia menunjukkan pengakuan besar dari sekolah bisnis akan pentingnya tidak hanya memelihara koneksi sekolah bisnis terkemuka tetapi juga membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja di masa depan.

GN Week adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Global Network for Advance Management (GNAM) diluncurkan 27 April 2012 yakni jaringan sekolah bisnis internasional terkemuka yang didedikasikan untuk mendorong inovasi dan menciptakan nilai dengan menghubungkan sekolah bisnis global, sumber daya, dan para pemangku kepentingan.

"Saat ini, GNAM meliputi 32 sekolah bisnis terkemuka yang meliputi berbagai wilayah, negara, budaya, dan ekonomi, dalam fase perkembangan yang berbeda," jelasnya.

Acara GN Week dibuka oleh Dr. Beta Yulianita Gitaharie Laksono, S.E., M.E, selaku Pj. Dekan FEB UI. Menurut Beta, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, yang mungkin tidak mereka dapatkan di dalam perkuliahan di kelas.

Tema GN Week 2021 adalah “Innovation in the Pandemic Age: Lessons from Businesses that Successfully Grow”. Para mahasiswa diharapkan dapat belajar secara daring dari praktisi bisnis, ekonom, dan juga pemerintah tentang cara menghadapi tantangan dan peluang bertransformasi dan tumbuh di era pandemi.

Perubahan gaya hidup ini ke depannya akan mengarah ke kondisi cashless economy, dimana transaksi akan dilakukan tanpa banyak interaksi fisik. Selain itu, definisi “aset” akan berubah dari tanah dan properti menjadi hal yang disebut “intelectual property” berupa paten, kreativitas, dan ide. Sisi baik dari perubahan-perubahan ini adalah ekonomi yang bergerak ke arah pemberdayaan ekonomi lokal yang sangat bisa dimanfaatkan oleh UMKM di Indonesia, selama ada perubahan pola pikir.

Ketua Usaha Kecil Menengah (UKM) Industri Kecil Menengah (IKM) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Ronald Walla mengatakan selama ini, pengembangan UMKM hanya bertumpu pada funding, arus modal, padahal ini pendekatan yang sudah kuno. Sekarang yang lebih penting adalah business knowledge, bagaimana mengembangkan bisnis dengan pengetahuan marketing, transformasi digital, dan manajemen bisnis.

Pola pengembangan bisnis juga akan mengarah ke kebutuhan individual konsumen, sehingga produk akan menjadi terspesialisasi, bukan lagi mengarah ke kebutuhan umum yang cenderung sudah dikuasai pemain global.

"Pemerintah harus mengambil kesempatan pandemi ini untuk mengembangkan UMKM, karena ketika pandemi berakhir, kemungkinan terbesar negara-negara berkembang akan dibanjiri oleh produk impor karena berlebihnya produksi di negara-negara maju," katanya.

Baca juga: Doktor FEB-UI lakukan penelitian faktor yang pengaruhi ketimpangan distribusi energi

Baca juga: LM FEB UI luncurkan dua unit bisnis riset

Baca juga: Universitas Indonesia gandeng Facebook sinergikan big data untuk riset COVID-19

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021