Padi hasil pembiayaan peer-to-peer lending TaniFund yang dibudidayakan oleh Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani) panen perdana di Sukabumi, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, proyek budi daya tersebut melibatkan 1.100 petani yang tersebar dalam 11 kelompok tani pada lahan seluas 1.000 hektare di Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Sukabumi.
Dalam ekosistem korporasi petani yang dibangun Intani, TaniFund bertindak sebagai penyedia pendanaan bagi proyek budi daya, sedangkan Mitra Bumdes Nusantara dan Pupuk Indonesia Pangan sebagai penyerap hasil panennya.
Dalam proyek tersebut, TaniFund memberikan dukungan melalui penyaluran permodalan dengan total nilai sebesar Rp18 miliar kepada 11 kelompok tani yang terlibat. Kesebelas kelompok tani tersebut dinaungi oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) BRISMA.
Komisaris TaniFund Pamitra Wineka mengatakan keterlibatan TaniFund dalam proyek budi daya padi bersama Intani merupakan komitmen perusahaan untuk berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan petani melalui kolaborasi dengan pelaku agribisnis lainnya.
“Kami merasa senang dapat berpartisipasi dalam proyek ini karena melibatkan ribuan petani yang tentunya membutuhkan dukungan pendanaan untuk dapat mengembangkan usaha mereka. Kami berharap model bisnis seperti ini dapat direplikasi di banyak tempat, karena pemberdayaan petani dan penguatan ketahanan pangan membutuhkan peran serta aktif dari berbagai pemangku kepentingan,” kata Pamitra.
Ketua Umum Intani Guntur Subagja mengatakan proyek ini merupakan kolaborasi yang dapat menjadi titik tolak upaya pemberdayaan petani dan pertanian Indonesia ke depannya.
“Intani adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kemandirian pertanian Indonesia. Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tanpa disubsidi pun, industri pertanian jika dikolaborasikan dengan baik dapat menguntungkan petani, pelaku usaha, industri, ataupun sektor-sektor lainnya, serta memberikan social impact yang besar,” kata Guntur.
Baca juga: Dinas Pertanian Sukabumi prediksi surplus gabah panen capai 84 ribu ton
Baca juga: Polres Sukabumi Kota gagas aksi budidaya padi dan ikan
Baca juga: Kementerian BUMN akan bangun penggilingan padi di Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, proyek budi daya tersebut melibatkan 1.100 petani yang tersebar dalam 11 kelompok tani pada lahan seluas 1.000 hektare di Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Sukabumi.
Dalam ekosistem korporasi petani yang dibangun Intani, TaniFund bertindak sebagai penyedia pendanaan bagi proyek budi daya, sedangkan Mitra Bumdes Nusantara dan Pupuk Indonesia Pangan sebagai penyerap hasil panennya.
Dalam proyek tersebut, TaniFund memberikan dukungan melalui penyaluran permodalan dengan total nilai sebesar Rp18 miliar kepada 11 kelompok tani yang terlibat. Kesebelas kelompok tani tersebut dinaungi oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) BRISMA.
Komisaris TaniFund Pamitra Wineka mengatakan keterlibatan TaniFund dalam proyek budi daya padi bersama Intani merupakan komitmen perusahaan untuk berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan petani melalui kolaborasi dengan pelaku agribisnis lainnya.
“Kami merasa senang dapat berpartisipasi dalam proyek ini karena melibatkan ribuan petani yang tentunya membutuhkan dukungan pendanaan untuk dapat mengembangkan usaha mereka. Kami berharap model bisnis seperti ini dapat direplikasi di banyak tempat, karena pemberdayaan petani dan penguatan ketahanan pangan membutuhkan peran serta aktif dari berbagai pemangku kepentingan,” kata Pamitra.
Ketua Umum Intani Guntur Subagja mengatakan proyek ini merupakan kolaborasi yang dapat menjadi titik tolak upaya pemberdayaan petani dan pertanian Indonesia ke depannya.
“Intani adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kemandirian pertanian Indonesia. Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tanpa disubsidi pun, industri pertanian jika dikolaborasikan dengan baik dapat menguntungkan petani, pelaku usaha, industri, ataupun sektor-sektor lainnya, serta memberikan social impact yang besar,” kata Guntur.
Baca juga: Dinas Pertanian Sukabumi prediksi surplus gabah panen capai 84 ribu ton
Baca juga: Polres Sukabumi Kota gagas aksi budidaya padi dan ikan
Baca juga: Kementerian BUMN akan bangun penggilingan padi di Sukabumi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021