Bandung, 14/7 (ANTARA) - Sebanyak 1.370 desa atau sekitar 25 persen desa di Jawa Barat berlokasi di kawasan hutan sehingga peran serta masyarakat dalam menjaga hutan sangat strategis.
"Menjaga hutan di Jabar tidak semata-mata tugas Kehutanan, BKSDA atau Perhutani tapi peran masyarakat sangat strategis karena 25 persen desa di Jabar berada di kawasan hutan," kata Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan di Bandung, Rabu.
Menurut Heryawan, sumber daya manusia di pedesaan sangat strategis dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam khususnya hutan yang ada di sekitarnya.
Orang nomor satu di Jawa Barat itu menegaskan komitmennya menjadikan Jabar sebagai "green province", salah satunya dengan mewujudkan program 45 persen kawasan lindung di Provinsi Jabar.
Pada kesempatan itu, gubernur menyampaikan apresiasi terhadap pengautan kelembagaan Asosiasi Kepala Desa Sekitar Hutan Negara (AKSHN) dan Kelompok Tani Hutan Andalan (KTHA).
Kegiatan itu, kata dia diharapkan mampu memberikan dukungan dengan melibatkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan guna menjaga dan melestarikan hutan di Jabar.
"Pengelolaan hutan secara mandiri dan berkelanjutan akan berhasil bila melibatkan secara aktif peran masyarakat, khususnya yang mendiami kawasan hutan. Mereka mitra strategis dalam pemberdayaan hutan," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Jawa Barat, 22,9 persen dari luas daratan di Jawa Barat merupakan kawasan hutan atau setara dengan 816.000 hektar.
Dari luas itu 132.180 hektare merupakan hutan konversi, 291.306 hektar hutan lindung dan 393.117 hektare merupakan hutan produksi.
"Semua potensi itu diharapkan dapat dikelola dengan bijak sekaligus dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Tentunya kelestarian hutan yang dimanfaatkan secara berkelanjutan harus menjadi perhatian kita semua," kata Heryawan.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Jabar itu menyebutkan kejadian bencana alam yang terjadi, pada hakikatnya akibat kelalaian dalam memanfaatkan hutan yang dilakukan secara berlebihan tanpa melihat aspek keberlanjutan.
"Untuk itu harus kita cegah sejak dini hal-hal yang mengancam kerusakan hutan, seperti penjarahan, perambahan liar dan kebakaran hutan. Semua itu harus kita cegah bersama," kata Gubernur Jawa Barat menambahkan.***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Menjaga hutan di Jabar tidak semata-mata tugas Kehutanan, BKSDA atau Perhutani tapi peran masyarakat sangat strategis karena 25 persen desa di Jabar berada di kawasan hutan," kata Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan di Bandung, Rabu.
Menurut Heryawan, sumber daya manusia di pedesaan sangat strategis dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam khususnya hutan yang ada di sekitarnya.
Orang nomor satu di Jawa Barat itu menegaskan komitmennya menjadikan Jabar sebagai "green province", salah satunya dengan mewujudkan program 45 persen kawasan lindung di Provinsi Jabar.
Pada kesempatan itu, gubernur menyampaikan apresiasi terhadap pengautan kelembagaan Asosiasi Kepala Desa Sekitar Hutan Negara (AKSHN) dan Kelompok Tani Hutan Andalan (KTHA).
Kegiatan itu, kata dia diharapkan mampu memberikan dukungan dengan melibatkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan guna menjaga dan melestarikan hutan di Jabar.
"Pengelolaan hutan secara mandiri dan berkelanjutan akan berhasil bila melibatkan secara aktif peran masyarakat, khususnya yang mendiami kawasan hutan. Mereka mitra strategis dalam pemberdayaan hutan," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Jawa Barat, 22,9 persen dari luas daratan di Jawa Barat merupakan kawasan hutan atau setara dengan 816.000 hektar.
Dari luas itu 132.180 hektare merupakan hutan konversi, 291.306 hektar hutan lindung dan 393.117 hektare merupakan hutan produksi.
"Semua potensi itu diharapkan dapat dikelola dengan bijak sekaligus dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Tentunya kelestarian hutan yang dimanfaatkan secara berkelanjutan harus menjadi perhatian kita semua," kata Heryawan.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Jabar itu menyebutkan kejadian bencana alam yang terjadi, pada hakikatnya akibat kelalaian dalam memanfaatkan hutan yang dilakukan secara berlebihan tanpa melihat aspek keberlanjutan.
"Untuk itu harus kita cegah sejak dini hal-hal yang mengancam kerusakan hutan, seperti penjarahan, perambahan liar dan kebakaran hutan. Semua itu harus kita cegah bersama," kata Gubernur Jawa Barat menambahkan.***3***
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010