Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2020 di luar Jawa mencapai Rp417,5 triliun atau 50,5 persen dari total realisasi investasi, mulai mengungguli Jawa yang mencapai Rp408,8 triliun (49,5 persen).
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Senin, mengungkapkan capaian tersebut membuktikan bahwa kini investor tidak lagi menjadikan Jawa sebagai satu-satunya tujuan untuk menanamkan modalnya.
"Ini jadi sebuah bukti bahwa investor, baik dari dalam maupun luar negeri, tidak lagi menjadikan Jawa sebagai satu-satunya alternatif untuk menanamkan investasinya. Ini penting," kata Bahlil Lahadalia.
Bahlil mengatakan kini investor mulai melirik wilayah lain di luar Jawa untuk tempat menanamkan investasi.
"Jadi sekarang mulai merata ini di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua. Bahkan mungkin menurut saya ke depan dalam rangka hilirisasi dan transformasi ekonomi, di wilayah timur, Kalimantan, Sumatera, itu akan lebih melambung dari Jawa," tukas Bahlil Lahadalia.
Bahlil menuturkan BKPM sendiri menawarkan banyak alternatif lokasi investasi kala investasi masuk. Pemerintah memberikan insentif yang lebih baik bagi investor yang mau berinvestasi di luar Jawa.
Menurut dia, hal itu dilakukan guna mendorong pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
"Esensinya pertumbuhan ekonomi itu penting, tapi jauh lebih penting pemerataan pada wilayah-wilayah di NKRI. Itulah pikiran Bapak Presiden untuk membangun Indonesia dari Sabang sampai Merauke, tidak membangun pada satu wilayah tertentu," ujar Bahlil Lahadalia.
Berdasarkan data BKPM, sepanjang periode 2016-2020 investasi di luar Jawa terus menggeliat. Pada 2016, proporsi realisasi investasi di Jawa mencapai 53,6 persen, sedangkan di luar Jawa mencapai 46,4 persen. Pada 2017, proporsi investasi luar Jawa sempat turun menjadi 43,7 persen sementara di Jawa mencapai 56,3 persen.
Setahun kemudian pada 2018 proporsi investasi di luar Jawa tumbuh tipis menjadi 43,8 persen sementara investasi di Jawa mencapai 56,2 persen. Selanjutnya pada 2019 investasi luar Jawa mencapai 46,3 persen dan di Jawa sebesar 53,7 persen. Kemudian pada 2020, investasi luar Jawa melampaui investasi di Jawa menjadi 50,5 persen sementara investasi di Jawa mencapai 49,5 persen.
Baca juga: Lampaui target, realisasi investasi 2020 mencapai Rp826,3 triliun
Baca juga: BKPM: Singapura negara paling banyak berinvestasi di Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Senin, mengungkapkan capaian tersebut membuktikan bahwa kini investor tidak lagi menjadikan Jawa sebagai satu-satunya tujuan untuk menanamkan modalnya.
"Ini jadi sebuah bukti bahwa investor, baik dari dalam maupun luar negeri, tidak lagi menjadikan Jawa sebagai satu-satunya alternatif untuk menanamkan investasinya. Ini penting," kata Bahlil Lahadalia.
Bahlil mengatakan kini investor mulai melirik wilayah lain di luar Jawa untuk tempat menanamkan investasi.
"Jadi sekarang mulai merata ini di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua. Bahkan mungkin menurut saya ke depan dalam rangka hilirisasi dan transformasi ekonomi, di wilayah timur, Kalimantan, Sumatera, itu akan lebih melambung dari Jawa," tukas Bahlil Lahadalia.
Bahlil menuturkan BKPM sendiri menawarkan banyak alternatif lokasi investasi kala investasi masuk. Pemerintah memberikan insentif yang lebih baik bagi investor yang mau berinvestasi di luar Jawa.
Menurut dia, hal itu dilakukan guna mendorong pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
"Esensinya pertumbuhan ekonomi itu penting, tapi jauh lebih penting pemerataan pada wilayah-wilayah di NKRI. Itulah pikiran Bapak Presiden untuk membangun Indonesia dari Sabang sampai Merauke, tidak membangun pada satu wilayah tertentu," ujar Bahlil Lahadalia.
Berdasarkan data BKPM, sepanjang periode 2016-2020 investasi di luar Jawa terus menggeliat. Pada 2016, proporsi realisasi investasi di Jawa mencapai 53,6 persen, sedangkan di luar Jawa mencapai 46,4 persen. Pada 2017, proporsi investasi luar Jawa sempat turun menjadi 43,7 persen sementara di Jawa mencapai 56,3 persen.
Setahun kemudian pada 2018 proporsi investasi di luar Jawa tumbuh tipis menjadi 43,8 persen sementara investasi di Jawa mencapai 56,2 persen. Selanjutnya pada 2019 investasi luar Jawa mencapai 46,3 persen dan di Jawa sebesar 53,7 persen. Kemudian pada 2020, investasi luar Jawa melampaui investasi di Jawa menjadi 50,5 persen sementara investasi di Jawa mencapai 49,5 persen.
Baca juga: Lampaui target, realisasi investasi 2020 mencapai Rp826,3 triliun
Baca juga: BKPM: Singapura negara paling banyak berinvestasi di Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021