Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut area yang pada Sabtu (9/1) terkena longsoran tanah di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memang tergolong rawan.
"Tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan (untuk permukiman). Nah ini salah satu contoh terhadap lahan yang rawan untuk ditinggali," kata Gubernur yang biasa disapa Kang Emil itu saat meninjau daerah longsor di Sumedang, Minggu.
Gubernur meminta masyarakat dan perusahaan pengembang memperhatikan potensi bencana dalam memilih lokasi untuk membangun permukiman serta berupaya membangun tempat tinggal yang tangguh bencana.
"Tidak sesederhana boleh atau tidak boleh, tapi kita sebagai masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama, karena tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan," katanya.
Hujan deras menyebabkan tebing longsor di Desa Cihanjuang pada Sabtu (9/1). Akibatnya, belasan rumah warga terkena longsoran tanah.
Bencana alam tersebut menyebabkan setidaknya 13 orang meninggal dunia karena tertimbun longsoran tanah. Di antara korban yang meninggal dunia ada aparat TNI dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang.
Baca juga: Kemensos kucurkan Rp1 miliar lebih untuk korban longsor Sumedang
Baca juga: Tim SAR kembali temukan jasad korban longsor Sumedang, total 13 tewas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan (untuk permukiman). Nah ini salah satu contoh terhadap lahan yang rawan untuk ditinggali," kata Gubernur yang biasa disapa Kang Emil itu saat meninjau daerah longsor di Sumedang, Minggu.
Gubernur meminta masyarakat dan perusahaan pengembang memperhatikan potensi bencana dalam memilih lokasi untuk membangun permukiman serta berupaya membangun tempat tinggal yang tangguh bencana.
"Tidak sesederhana boleh atau tidak boleh, tapi kita sebagai masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama, karena tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan," katanya.
Hujan deras menyebabkan tebing longsor di Desa Cihanjuang pada Sabtu (9/1). Akibatnya, belasan rumah warga terkena longsoran tanah.
Bencana alam tersebut menyebabkan setidaknya 13 orang meninggal dunia karena tertimbun longsoran tanah. Di antara korban yang meninggal dunia ada aparat TNI dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang.
Baca juga: Kemensos kucurkan Rp1 miliar lebih untuk korban longsor Sumedang
Baca juga: Tim SAR kembali temukan jasad korban longsor Sumedang, total 13 tewas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021